"Rinda mana?"
"Masih sholat. Bentar lagi juga turun."
Tak lama Rinda muncul dan memilih duduk didekat Adit dan Yoga. Kedatangan Rinda pun membuat Rian terdiam.
"Da, duduk disini aja." Pinta Ariel menepuk sebelahnya.
"Kenapa sih kalo Rinda duduk disini." Sewot Yoga.
"Masa Rindha duduk dideket lo."
"Ini jauh nyet ada Adit." Pekik Yoga menunjuk Adit disebelahnya.
"Mending adek gue duduk deket gue aja." Putuskan Rio.
"Sini dek." Pinta Rian kemudian Rinda pun duduk diantara Rian dan Rio.
Mereka pun duduk membentuk lingkaran seperti biasa, Ariel, Rian, Rinda, Rio, Syifa, Adit dan Yoga.
"Adil kan." Simpul Rian.
"Heran gua sama lo berdua Dulu aja ganti-gantian cewek, sekarang Rinda direbutin." Heran Adit menatap Ariel dan Yoga sebal.
"Rinda kan spesial." Goda Yoga.
"Lo kira gue martabak." Celetuk Rinda.
"Ohya---"
"Lo ngomong martabak, gue jadi inget tadi Ayah beliin kita martabak." Cela Rian langsung pergi setelah ia memotomg ucapan Rio.
"Rian mau ngapain sih? Serius banget!" Heran Rio menatap Rian yang baru saja pergi menuju dapur.
"Besok lo mau kemana, Yo?" Basa-basi Ariel mengalihkan Rio.
"Mau kumpul sama anak Osis sekalian ngelatih futsal."
"Jam?"
"Sembilan. Itu pun kalo gue udah bangun." Jawabnya dengan raut wajah bingung.
"Lo mau ngomongin apa sih, Yan?" Tanya Rio setelah Rian sudah datang dengam martabak dan minuman ditengah-tengah mereka.
"Ada sesuatu yang harus lo tau, Yo."
Rio mengangguk ragu.
"Tentang?"
Rian menatap Syifa yang sedari tadi hanya diam dengan kepala menunduk. Rio pun ikut menatap Syifa yang sudah menangis dengan bahu bergetar.
"Hey? Lo kenapa nangis?"
"Udah deh ah nggak usah drama." Pekik Rinda tajam melihat Rian, Rio dan Syifa.
"Syifa udah kembali!"
Seketika Rio mengalihkan pandangannya dari Syifa menuju Rian. Ia menatap Rian dengan taja. Lain dengan Ariel, Yoga dan Adit yang sudah menghindari tatapan tajam Rio.
"Terus sekarang dia dimana?"
"Disamping lo!"
Rio kembali menatap Syifa dengan dahi mengerut. Ia merasa dibohongi oleh gadis yang ada disampingnya. Lain dengan Rio, yang lain sudah menatap Rinda penuh pertanyaan. Rinda tidak peduli dengan tatapan yang lain. Ia hanya ingin menyelesaikan secepatnya
"Maksudnya apa sih? Gue merasa orang paling bego!" Geram Rio.
"Bang Yan!"
Mendengar nada panggilan Rio membuat Rian menatap kembarannya dengan raut wajah kecewa. Ia tidak menyangka Rio akan semurka yang ia bayangkan.
"Fara itu Syifa kita!"
Tanpa menjawab ucapan Rian, Rio berdiri dari tempatnya dan langsung meninggalkan semuanya yang terkejut dengan sikap Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kembar [ENDING]
Teen Fiction[TAHAP EDITING] "Nyatanya saat cinta datang diantara persahabatan, saat itu juga akan ada hati yang terluka." -Rinda A.M- "Karena kegilaan mereka membuat gua bahagia" -Rian A.M- "Sahabat yang benar benar sahabat adalah dia yang bisa menghargai saha...