"Bang Yo kok nggak pake seragam?"
Ariana terheran melihat Rio hanya memakai kaos jersey bola dan celana jeans dengan jaket hoodie ditangannya. Rian pun ikut menatap Rio bingung.
"Aku dispen, Bun." Jawab Rio setelah ia duduk disebelah Rinda. "Aku ditugasin ngelatih tim futsal yang bakalan ikut kejuaraan seprovinsi bulan januari nanti." Lanjut Rio.
"Lo seneng kan karena nggak belajar?" Tebal Rian.
"Pengertian banget sih Yan." Sahut Rio girang.
"Tuh Bun, Rio tuh males banget anaknya, omelin dong." Adu Rian dengan menunjuk Rio menggunakan garpu ditangan kirinya.
"Bocah lo tua!" Teriak Rio tepat ditelinga Rian. "Tapi maaf-maaf aja, nilai gue nggak pernah turun walaupun gue jarang masuk kelas." Ucapnya dengan bangga pada dirinya.
"Eh adek mana? Tumben belum keluar kamar." Tanya Rio tak menemukan Rinda ditengah mereka.
"Udah berangkat sama Yoga." Jawab Rian.
"Lo sendiri nggak berangkat? Udah hampir jam 7." Ucap Rio santai dengan menunjukan jam di tangannya.
Dengan cepat Rian melihat jam yang ada ditangan kirinya. Ia lari keluar rumah tetapi ia kembali lagi ke meja makan.
"Abang berangkat, Bun." Pamitnya sambil mencium tangan Ariana. "Gara-gara lo ngajakin gue ngomong telat nih gue." Kesal Rian diakhiri menoyor kepala Rio.
"Setan tua!" Teriak Rio.
"Nggak boleh gitu sama kembaran sendiri." Ucap Ariana sambil mengusap kepala Rio yang sebelumnya di toyor Rian.
"Kepala abang ditoyor, Bun." Adunya dengan manja. "Abang sayang banget sama Bunda dan Ayah." Ucapnya tulus sembari memeluk pinggang Ariana yang ada disampingnya.
"Bunda juga sayang Bang Yo." Balas Ariana diakhiri dengan mengecup kepala Rio.
"Yaudah aku berangkat juga ya, Bun."
********
SMA Bintang Nusantara
"Lo berdua bareng?"
"Ya gue kan pacar yang baik."
"Jangan dengerin Yoga, Dit."
"Rian mana?" Tanya Adit setelah ia tersadar tidak ada Rian diantara Rinda dan Yoga.
"Masih dijalan mungkin." Jawab Rinda sembari meletakkan tasnya di kursinya.
"Rian nggak masuk, Da?" Tanya Syifa ketika melihat Rinda hanya duduk sendiri tanpa ada Rian disampingnya.
"Masih di jalan Far."
"Kamu nggak bareng Rian?"
"Nggak, tadi gue bareng Yoga."
"Tapi udah mau jam 7, bentar lagi bel."
"Lo duduk sama gue aja, nanti Bang Ran ditempat lo."
Tettttt!
"Da, Rian nggak masuk?" Tanya Adit dari kursi belakang Rinda.
"Nggak tau, liat aja nanti." Jawab Rinda santai tanpa menoleh kearah Adit.
"Selamat Pagi!"
"Pagi Pak." Jawab bersamaan semua murid.
"Buka buku halaman 204." Ucap Pak Oji langsung tanpa ada basa-basi.
Tok! Tok! Tok!
Semuanya pun menatap kearah pintu kelas, terlihat Rian yang baru saja datang dengan nafas yang hampir habis. Bahkan dahinya sudah penuh dnegan keringat membuat kadar kegantengannya bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kembar [ENDING]
Teen Fiction[TAHAP EDITING] "Nyatanya saat cinta datang diantara persahabatan, saat itu juga akan ada hati yang terluka." -Rinda A.M- "Karena kegilaan mereka membuat gua bahagia" -Rian A.M- "Sahabat yang benar benar sahabat adalah dia yang bisa menghargai saha...