"Yan!"
"Apaan sih Bang teriak-teriak, Bang Yan lagi pergi." Sahut Rinda kesal.
"Kunci mobil Rian mana, Dek?" Tanya Rio tanpa basa-basi.
"Tumben bawa mobil, motor lo mana?" Tanya Rinda bingung, pasalnya ditawarkan mobil saja, ia menolak.
"Motor gue dibengkel. Mau ajak jalan kakak ipar lo nih." Ucap Rio senang.
Rinda langsung tersenyum girang. "Wah lo bener-bener udah move-on, siapa Bang ceweknya?" Ledek Rinda.
"Udah deh nanyanya nanti aja kalo udah sah." Ucapnya. "Mana kuncinya?" Tanyanya tak sabaran.
"Paling diatas laci." Tunjuk Rinda pada laci di dekat TV.
"Oke dapet. Gue pergi Dek."
Setelah mendapatkannya, Rio langsung bergegas pergi. Ia tidak ingin membuang waktu banyak. Karena hari ini hari libur membuat jalanan sedikit lebih ramai dari hari biasanya. Hanya memakan waktu sekitar lima belas menit pun Rio sampai.
"Assalamualaikum." Salam Rio setelah ia sudah didepan pintu rumah Syifa.
"Walaikumsalam." Jawab salam Syifa dari dalam rumah. "Eh Rian ngapain?" Kejut Syifa ketika melihat Rio didepannya.
"Rio bukan Rian!" Ucap Rio datar.
"Eh maaf aku kira Rian, itu kan mobilnya Rian, kamu biasanya kan bawa motor."
"Mau kemana lo udah rapi banget? " Tanya Rio datar.
"Tadinya mau pergi sama Ariel, tapi nggak jadi katanya Ariel mau pergi sama mamahnya." Alasan Syifa, padahal Ariel sudah menghubunginya segera bersiap karena Rio akan menjemputnya.
"Bohong mulu si sempak." Gumam Rio.
Syifa tersenyum. "Kenapa Yo?" Tanya Syifa.
"Yaudah masuk mobil temenin gue makan." Ajaknya langsung.
"Mam, aku pergi dulu." Pamit Syifa lalu pergi menuju mobil Rio.
"Kalo pergi sama kamu terus bisa gendut nih aku." Ucap Syifa setelah Rio sudah melajukan mobilnya.
"Jadi lo nggak seneng pergi sama gue?"
"Bukan gitu."
"Ikhlas nggak?" Tanya Rio dengan mata menatap Syifa dalam.
"Ikhlas Rio Azraka Mahesa." Jawab Syifa lembut dengan senyum manisnya
"Lo tau darimana nama lengkap gue?" Heran Rio menoleh pada Syifa.
"Aku kan sahabatnya Rinda, jadi aku tau." Alibi Syifa meyakinkan Rio.
"Nggak usah senyum gitu, bikin gue makin inget Syifa." Ucap Rio datar.
"Emang kenapa senyum aku?" Rio menggeleng. "Aku mirip Syifa?" Pastikan Syifa tetapi Rio lagi-lagi menggeleng kepala.
"Kita mau makan dimana?" Tanya Syifa mengalihkan.
"Terserah." Jawab Rio singkat.
"Ih kok nanya aku, kan aku diajak kamu. Kamu juga yang mau makan."
"Fara yang cantik, calon istriku, Fara yang aku cinta dan aku sayang. Maksud aku, nama caffenya itu terserah."
Rio menutup mulutnya rapat-rapat setelah ia sadar ia mengucap apa yang ada dipikirannya. Keadaan mobil menjadi hening. Saat sampai di caffe, Syifa masih diam, ia tak kalah terkejutnya mendengar ucapan Rio yang menurutnya sangat lembut dan menenangkan hatinya.
"Far..." Panggil Rio sambil melambaikan tangan didepan wajah Syifa.
"Hah!" Syifa terkejut saat melihat wajah Rio tepat didepan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kembar [ENDING]
Dla nastolatków[TAHAP EDITING] "Nyatanya saat cinta datang diantara persahabatan, saat itu juga akan ada hati yang terluka." -Rinda A.M- "Karena kegilaan mereka membuat gua bahagia" -Rian A.M- "Sahabat yang benar benar sahabat adalah dia yang bisa menghargai saha...