11 - Rian, Rio dan Rinda.

5.1K 251 5
                                    

"Gimana Rama, Zak?"

Rio yang baru saja datang langsung bertanya dengan sarkas pada Zaki yang terlihat terkejut dengan kedatangan Rio.

"Belum tau, Yo. Dokter masih di dalem."

"Kok Rama bisa diserang sih?" Tanyanya emosi.

"Gue nggak tau cerita lengkapnya. Gue juga nggak sengaja lewat situ. Gue liat Rama udah setengah sadar, gue tanya pelakunya dia jawab Irwan sama gengnya."

Selesai Zaki menjelaskan, bertepatan dengan datangnya beberapa anggota Maman Crew termasuk Ariel yang terlihat khawatir dengan keadaan Rio.

"Yo!" Rio menoleh dan mendapati Ariel yang sudah berdiri didepannya. "Kok lo disini? Lo nggak apa-apa kan?" Tanyanya cepat.

"Gue nggak apa-apa, tadi gue ditelpon Zaki." Jawabnya bingung.

"Fara mana?" Tanyanya tak melihat gadis itu bersama Rio.

"Iya dirumahnya lah, bego."

"Rama gimana, Yo?" Rayi bertanya dengan wajah tak kalah emosi.

"Gue juga nggak tau, gue baru sampe juga."

Zaki menoleh kearah pintu ruangan yang sudah terbuka dan Dokter keluar dengan raut wajah tenang.

"Gimana Dok, keadaan temen kami?" Tanya Zaki cepat.

"Hanya patah tangan kirinya dan lebam diwajahnya cukup parah. Untung saja tidak sampai mengenai rahangnya." Ujar Dokter. Mereka pun menghela nafas lega, tidak parah seperti yang mereka bayangkan.

Dokter itu menatap Rio dengan santun. "Kamu anak dari Ridho Bima Mahesa bukan?" Tanya Dokter itu.

"Iya Dok." Jawabnya sopan.

"Kamu Ri---"

"Rio Azraka Mahesa." Potongnya cepat-cepat sebelum Dokter salah menyebut namanya.

"Saya Fauzy." Ucap Dokter Fauzy menyebut namanya. "Salam untuk Ayah Ibumu."

"Nanti saya sampaikan, Dok." Balasnya sopan. "Kapan teman saya bisa pulang, Dok?" Tanyanya mewakili teman-temannya.

"Nanti sore juga sudah bisa pulang."

"Udah boleh dijenguk nggak, Dok?" Tanya Ariel yang sudah ingin melihat kondisi Rama.

"Iya tentu, silahkan." Ucapnya. "Saya permisi dulu Rio." Rio menganggukkan kepalanya lalu masuk menyusul teman-temannya yang sudah masuk.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Rayi saat melihat Rama sudah sadarkan diri.

"Iya seperti yang lo liat, Ray." Jawabnya pelan sembari menahan rahangnya yang sakit.

"Coba ceritain sama gue kenapa lo bisa diserang?" Tanya Rio tanpa basa-basi.

"Gue baru pulang nganterin cewek gue balik. Gue iseng-iseng motong jalan lewat jalan baru. Gue pikir rame karena kan hari libur ternyata sepi. Gue santai aja ternyata Irwan sama gengnya udah ngikutin gue dan berhentiin motor gue. Tanpa persiapan, gue langsung diserang sama mereka." Beber Rama pelan.

"Nggak ada takutnya si bangsat!" Geram Rio melihat kondisi Rama dengan tangan yang sudah di gips.

"Lo sebenernya ada masalah apa sih sama dia?" Tanya Ariel heran karena memang sejak awal tidak ada masalah.

"Gue juga nggak tau." Jawabnya ragu. "Cuma dulu dia kalah balapan sama gue dan taruhannya itu motor. Motornya gue ambil sebagai taruhan, udah selesai. Gue nggak tau kalo dia masih nyimpen dendam sama gue sampe sekarang dan berujungnya ke kalian juga."

Sahabat Kembar [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang