"Boleh gue cerita?"
Setelah makan mereka kembali ke ruang tengah. Mereka ingin bercerita tentang seseorang yang sudah pergi lama dari lingkaran mereka. Mendengar Rian meminta ijin, Ariel, Yoga dan Adit mengangguk setuju, lain dengan Rio dan Rinda yang hanya diam.
"Nggak usah, Bang!" Jawab Rio dan Rinda bersamaan saat melihat mulut Rian terbuka.
"Dulu dari kita TK, kita selalu bertujuh. Tapi saat kelas 4 SD, satu sahabat kita pergi tanpa pamit. Kita semua masih nunggu kabar dia tapi sampai sekarang hasil yang kita dapat nihil. Kita cuma berharap ada sedikit kabar dari dia. Apa dia masih baik-baik atau gimana---"
"Yan stop! Nggak perlu lo lanjutin!" Geram Rio menatap Rian tajam.
"Kalian masih berharap dia kembali?" Fara bertanya tanpa melihat tatapan Rio yang siap membunuhnya.
"Lo bisa diem nggak!" Bentak Rio.
"Kita selalu berharap dia kembali dan jelasin alasan dia pergi!" Rian menjawab tenang.
"Kalo gue nggak pernah berharap dia kembali!" Tajam Rio.
"Kalo nggak penting buat lo, kenapa sikap lo berubah?"
"Gue nggak berubah, Rian!"
"Lo sadar nggak, kalo lo sama Rinda berubah! Terlebih sikap lo, Rio! Rinda udah nggak mau terima orang lain jadi temannya! Dan lo berubah jadi bersikap dingin ke semua orang! Lo nggak mau deket sama cewek lagi. Gue tau lo, Rio! Lo yang paling berharap dia kembali. Nggak usah munafik!" Maki Rian dengan nada tinggi.
Ia hanya ingin menyadarkan Rio yang menurutnya sangat berbeda. Bahkan sikap Rio sangat berubah dari sikap aslinya.
"Kenapa jadi gue sih!" Kesal Rinda pada Rian.
"Yan---"
"Apa aku bisa ganti posisi dia di dalam lingkaran kalian?"
Mereka lagi-lagi terkejut mendengar ucapan Fara yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Rio berdecak kesal, tatapannya semakin membunuh Fara. Rio memilih berdiri, ingin pergi dari ruang tengah.
"NGGAK! LO NGGAK AKAN PERNAH BISA GANTI POSISI DIA!"
"RIO!"
"Udah biarin dia sendiri aja." Cengah Rian pada Ariel dan Yoga yang akan menyusul Rio ke dalam kamar.
Ariel dan Yoga hanya dapat pasrah dan kembali duduk bersama Adit.
"Lo udah kabarin orang rumah kalo nginep disini?" Tanya Rian mencoba tenang.
"Udah, mereka kasih ijin."
"Lo mau tidur sendiri atau di kamar sendiri?" Pertanyaan Rinda membuat mereka lagi-lagi terkejut. Sikap Rinda hari ini sangat berbeda dari biasanya.
"Sama kamu aja, boleh?"
"Oke."
"Aku boleh sekalian pinjem baju kamu?"
"Boleh, pilih aja."
"Beneran?" Bisik Rian sembari merangkul Rinda.
Rinda melepas rangkulan Rian dari bahunya. Ia menatap Rian, Ariel, Yoga dan Adit bergantian. Tatapannya menunjukkan ketenangan dan kebahagiaan bukan lagi kesepian yang biasa ia rasakan.
"Mulai hari ini Fara jadi sahabat kita. Seperti yang Bang Yo bilang, dia nggak akan bisa ganti posisi dia. Tapi Fara sebagai sahabat baru kita. Kalo nanti dia kembali, kita bakalan tambah rame!"
Rian, Ariel, Yoga dan Adit melongo, menatap Rinda heran. Bahkan Ariel dan Yoga sudah merinding melihat sikap dan mendengar ucapan ramah Rinda pada orang luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kembar [ENDING]
Teen Fiction[TAHAP EDITING] "Nyatanya saat cinta datang diantara persahabatan, saat itu juga akan ada hati yang terluka." -Rinda A.M- "Karena kegilaan mereka membuat gua bahagia" -Rian A.M- "Sahabat yang benar benar sahabat adalah dia yang bisa menghargai saha...