Chapter: 13

2.4K 263 23
                                    

Miko perlahan menutup matanya.
"kau harus tau miko... aku takkan menghianatimu... Kau harus tau itu..." sisa Suara madara yg didengar oleh miko.

***~

Miko pov

Hari selanjutnya, dan berikutnya...
aku jalani bersama Madara, semakin kesini aku mulai merasakan sesuatu yg berbeda dalam hatiku, entahlah... mungkin aku telah jatuh cinta padanya...

Senyum ramahnya, tatapan jahilnya, pelukannya, kehangatannya.... ahh~ itu, aku mulai menyukainya.... Rasanya aku ingin selalu melihatnya...

Hari-hariku yg berbeda dari biasanya mulai aku nikmati, alunan suara yg tegas seakan melindungiku dari apapun, aku nyaman bersamanya, aku... sepertinya aku mulai mencintainya.... hahaha,,

banyak yg telah berubah dariku,,
awalnya aku menolak mentah² madara, entah mengapa kini aku mulai tersadar akan hati dan diriku sendiri,,

Aku bermimpi dan dimimpi itu aku berkata " Aku mencintai Madara, aku menyayanginya, aku nyaman bersamanya...." kurang lebihnya seperti itu, aku tak ingat lagi...

Hari yg terus berlalu, dan tiada pernah berhenti, dimalam yg penuh dengan bintang, dan si ratu malam tak bosan menemani gelapnya malam, begitu juga dngn ku.

Madara menemaniku setiap malam, bahkan jika aku belum ingin tidur ia akan menemaniku, dan pada akhirnya ia yg tertidur duluan...

setiap aku menatap Mata hitam malamnya yg sangatlah kelam , Aku merasa kegelapan yg telah menyelimutinya dulu, sudah terkubur jauh didalam hatinya
Aku merasa telah merubahnya...

Kegelapan yg menyelimuti dirinya, kesepian dalam hatinya yg dulu sering aku lihat, kini telah berbeda, ia bukanlah Madara uchiha yg akan menjadi pembunuh massal, tapi yg aku lihat kini adalah Madara uchiha yg baik hati dan ramah.

***~

Derasnya hujan membasahi bumi alam, Dinginnya udara menusuk kulitku, Rambut panjangku berkibar-kibar bagaikan bendera, dan mengikuti kemana angin bertiup.

Tak lama kemudian akupun masuk kedalam. Memasak teh hangat manis untukku dan Madara.

Madara sedang menikmati tidurnya disofa. Lalu seperti biasa, aku mengambilkan selimut tebal yg ada di futon ku dan madara.

ia terlihat tenang, dan nyaman akan posisi tidurnya ini, aku tersenyum tipis, dan lalu pergi kedapur untuk memasak teh hangat manis.

10 menit kemudian
aku kembali ke sofa, hn... madara masih tertidur lebih baik aku taruh saja di meja. Entah ada angin apa, madara langsung terbangun.

"Wangi teh buatan mu, membangunkanku Miko..."Ujarnya, lalu ia menyambar teh yg kubuat..

"hati-hati madara itu masih panas...."
ucapku, aku takut ia tersedak karena minuman yg aku buat.

tapi, ia tak kenapa-kenapa?!
"teh mu enak miko, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin... ini pas, tapi,, manisnya terlalu banyak..."ucapnya, aku tidak terlalu terkejut, tapi, Apakah aku terlalu banyak memasukan gula?

"kau tau miko, teh ini manis, seharusnya kau membikin teh tawar saja, karena dirimu sudah manis bahkan melebihi manisnya gula.... jadi menurutku teh ini terlalu manis... Tapi, aku juga sangat menyukai semua yg kau buat miko, jika kau memberikan ku racunpun, akan ku makan racun itu, walau itu membunuhku...."jelasnya lagi, tentu kini wajahku memerah mendengarnya.

dia bilang aku manis? bahkan lebih manis dari gula? dari siapa ia belajar berkata seperti itu? yaampun...aku tak habis fikir....

"Miko,, ini hari terakhir kita disini, dan sewaktu kita kembali kekonoha, aku ingin kau terlihat senang dimata adikku dan kakak²mu, tapi.... aku tak yakin bahwa kau senang bersama ku disini...."ujarnya, aku melihat sirat kesedihan dimatanya, kemudian aku tersenyum dan menjawab

"Kau tak perlu sedih begitu madara, Aku disini senang bersamamu, dan sewaktu kita kembali nanti, akan kuyakinkan kakakku, terutama Tobirama-nii bahwa aku sangat senang bersama mu...."jawabku, Madara terkejut akan penjelasan ku, tak lama kemudian ia juga tersenyum...

hn... Malam terakhir disini ya? takku sangka... ini sudah seminggu aku mninggalkan Konoha.

Sesudah menghabiskan teh yg ku buat tadi, Kami berdua langsung pergi tidur, karena madara ingin berangkat esok hari.

***~~

Kami dalam perjalanan pulang ke konoha, kami pulang saat matahari akan terbit.

Madara terus menggenggam tanganku, barus saja sebentar, tanganku mulai berkeringat, tapi aku tak keberatan akan hal itu,.

Tapi, yg kulihat selama perjalanan adalah Madara tak henti²nya Tersenyum, entah ada apa denganya,, ia senang? ataukah sudah tak waras?

Demi Neptunus... ada apa dengan madara? ia tak waras? atau gila? atau sama saja? atau keduanya? entahlah!! malah aku dibuat gila karena memikirkan itu..

bahkan mungkin aku sudah lebih dulu gila dibanding madara...ha.ha.ha

"Kau waras? atau gila? atau keduanya madara??"tanyaku yg memang sudah lebih dulu gila. Lalu menatapnya intens.

"sedari tadi kau tertawa terus...."lanjutku,

Lalu madara tertawa terbahak-bahak. hn... tak pernah madara tertawa sampai seperti itu....

"Hahahahaha...... Kau ini.... mungkin kau yg sudah tak waras,,"Jawabnya ia masih tertawa. Aku hanya menaik turunkan alisku, Aneh....

Tak lama kemudian aku pun ikut tertawa bersamanya. Mungkin ia benar, aku yg gila.... Gila karena cinta.....

Sepanjang perjalanan itulah yg kami lakukan, yaitu senyum² gaje, sampai² ada anak yg pingsan karena ulah kami, dan juga ada anak² yg meledek kami "Orang Gila Baru keluar Dari RSJ..." kami tambah tak bisa menahan tawa, semua orang yg melihat kami pun jg ikut tertawa....

oh.... moment yg manis....

Lalu kami sampai di Pintu gerbang Konoha. Tak kusangka Para kakakku akan menyambutku dan juga adik iparku Izuna..

"Apa kau senang Bersamanya Miko?"
itulah kata sambutan yg terucap pertama kali

BERSAMBUNG....
Vote+++Comment!!:-):-)

The Love story of Madara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang