Chapter:15

2.2K 245 2
                                    

"Hahahaha.....ha..ha..hachiiuu....hahahahaha..."tawaku, lalu mereka juga ikut tertawa.

OFF~~

Ibu.... aku merindukanmu...
Kau disana sedang apa?

tanpa sadar aku berkata kepada madara
"Madara,, jika suatu saat nanti aku mati dihadapanmu, apa yg akan kau lakukan untukku?" tanyaku setengah melamun

"kau... jika...., kau berkata apa miko? Kau tak mungkin mati semudah itu, dan bahkan jika kau mati dihadapanku,, akan kuyakini ia akan kubunuh didepan keluarganya, meneror teman-temannya yang lain, intinya sampai keturunannya habis, dan juga temannya yg membantunya...."Jawabnya, lalu aku tersadar akan lamunanku, aku menatap madara, Hn... madara sepertinya kesal.

ia lalu menghabiskan makannya
"Madara.... gomen..aku..."

sebelum aku menyelesaikan kalimatku ia langsung beranjak pergi, keatas.

aku salah....

aku mengejarnya, Ternyata ia pergi keruang kerjanya,

"madara.... aku...""sudahlah miko.... aku akan bekerja, jangan ganggu aku..."potongnya dengan ketus.

omongannya mampu membuat mulutku tertutup rapat, seribu bahasa yg ada aku tak bisa mengatakannya satupun.

aku keluar, dengan perasaan yg tak aku mengerti, kecewakah? sedihkah? menyesalkah? entahlah....

**~

detik berlalu digantikan menit, lalu jam, Hari, dan minggu.

Sudah dua minggu madara mengacuhkanku, apakah salahku sebesar itu?

setiap pagi ia tak mau memakan, masakanku, memandangkupun kini sudah jarang, mengelus rambutku bahkan tak pernah lagi,.

Tidur denganku?cih... ia memilih tidur disofa , yg ada diruang kerjanya.

entah ada apa dengannya. apa ia sudah membenciku?, banyak sekali pertanyaan yg ada dibenakku kini, aku tak tau Apakah aku bisa menjawab semua pertanyaan ini atau tidak.

"madara, ini sudah malam... tidurlah...." bujukku, dia memandangku , aku agak senang, tapi itu hanyalah sejenak, dan ia kembali fokus pada dokumen itu.

"Mada""Miko.. sudahlah, aku masih ingin bekerja, kau tidur duluan saja...."suruhnya, ia amat ketus, Lalu aku menunduk kebawah, air mataku hampir tumpah jika aku tak menahannya.

"ba..baiklah, kalau kau belum mau tidur sekarang, a...aku akan ke...kekamar..." ucapku dengan gagap, karena untuk menahan air mataku.

dengan cepat aku keluar dari ruanganya, dan menuju kamar. Kamar ku dan madara cukup jauh dari ruangan kerjanya.

Tangisku pun, tak tertahankan, tapi aku mencoba untuk menahan suara.
agar ia tak tau bahwa aku menangis. Aku lalu menyelimuti diriku sampai keleher dan meringkuk, layaknya orang yg kedinginan.

"hiks...hiks.... apakah salahku sebesar itu? hiks.... madara.... katakan....Aku.... tak tahan....hiks....aku tak tahan akan perilakumu ini....."Tangisku

"kenapa seperti ini? hiks... apa yg kau tanamkan padaku?hiks.... kenapa aku bisa kalah olehmu hiks..hiks... seharusnya aku bukanlah korban hiks... atas dirimu sendiri...."

dua kali aku menangis,, tapi tangisannya berbeda dari yg pertama, aku menangis dipelukan madara, dan kini? aku menangis dipelukan selimut dan guling?!

Sudah lama, aku menangis, madara tak kunjung datang, akhirnya aku memutuskan untuk tidur.

***

Pagi harinya, aku malas untuk membuat sarapan, karena madara pasti takkan makan, dan memilih makan diluar.

Pagi-pagi madara telah keluar, dan aku saat itu sedang beres², kata² yg keluar hanyalah "Ittekimasu" lalu aku menjawab lemah "itterashai madara..."

Ini sudah sore, tapi madara belum pulang, hn... aku memutuskan untuk pergi ke tempat patung hokage,.

sesampainya disana, aku melihat matahari yg terbenam, tanpa sadar hatiku berkata

~

Matahari terbenam,
aku seperti ikut terbenam
Akupun...
Terjatuh dalam sebuah pusaran
sampai aku muncul lagi, dan
entah kapan aku akan muncul
Aku mengikuti dedaunan
yg terbang, tertiup angin

apa yg terjadi denganku?
seharusnya aku tidak menjadi
korban "cinta"
Seharusnya aku kuat
meskipun aku terluka.

seharusnya aku menengadahkan kepalaku,
lalu menatapnya, dan menanyakan
"Apa salahku?"
tapi, kenapa aku tak berani?

meskipun aku ingin dicintai,
tapi, kau tak bisa melihat persaanku yg sudah meluap ini
entah mengapa, aku punya perasaan bahwa aku takkan pernah melihatnya lagi.

Aku ingin mengatakan padamu
bahwa aku "mencintaimu"
tapi aku tak punya kata² yg tepat untuk mengungkapkannya.

aku tak tau, jika aku berbohong
apa akan baik untuk diriku?
tapi, entah mengapa aku tak bisa bilang..
"Jangan Pergi Madara..."

Jika ia pergi dariku
dari genggaman tanganku
dan saat kita bertemu kembali
apakah kau akan lupa
tentang aku?

Apa perasaan yg telah bertumpuk ini
akan mencapai hari esok?

Rasa takut dalam sedikit air matapun menyesakkan dada
Apakah, jantung yg sudah berdetak ini
akan pecah nantinya?

"kami-sama...katakan padanya kalau aku mencintainya, katakanlah juga Langitmu adalah saksinya begitu juga dengan ratunya malam...."

~

Ini sudah malam....
aku harus pulang...

"Ta""dari, mana saja kau?"

BERSAMBUNG....

Vote+++Comment

The Love story of Madara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang