Bab 15

555 34 2
                                    

Hello. pertama, maaf kalo update nya ngaret. Aku gak pernah nentuin kapan update soalnya, selama ide ngalir sih pasti bakal langsung update. Kedua, kalau ada typo maklumin ya. Kadang males revisi haha. Kenapa males? Karena aku juga lagi nyicil revisi dari bab awal penulisannya mau aku ubah jadi kaya sekarang sisi pandangnya. Otomatis aku rombak sedikit banyaknya. Hope you guys can understand if i'll spam sometime😂
Terakhir, semoga belum telat. Aku ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H yaa bagi kalian yang merayakan. Minal 'Aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin🙏🏻
Okey kayanya notes awal udah panjang banget ya? Hahahaha. Okey check this out!
(Siapin kuota kalian ya, karena akan ada lumayan banyak gambar dipart ini)







•••





Soo Young melangkahkan kakinya ringan kearah kantin yang berdekatan dengan taman belakang Kampus, ia mempunyai janji dengan Gisel hari ini. Sahabatnya itu sudah mengomel tidak jelas semalam, mengatakan Soo Young sahabat durhaka dan hampir mengumpat padanya hanya karena beberapa hari Soo Young tak ada kabar. Yah. Mungkin itu memang salahnya, kesibukannya, Sung Jae, dan kedatangan Joo Hyuk benar-benar menguras waktunya hingga ia hampir melupakan gadis setengah waras yang bermetamorfosis menjadi sahabatnya itu.

"JOY, DISINI!"

Soo Young menolehkan kepalanya sesaat setelah mendengar suara yang ia hafal diluar kepala, berbelok kearah salah satu sudut kantin dimana Gisel duduk.

"Hey. Udah lama nunggu, Sel?" Soo Young mengambil duduk disebelah Gisel, mengedarkan kepalanya kepenjuru kantin untuk memilah-milah menu apa yang akan ia makan untuk mengisi jam istirahatnya.

"Banget. Yang ngajar dikelas lo siapa sih? Lama banget baru kelar." Gerutu Gisel.

"Pak Sung Jae, ada yang nanya tadi padahal udah habis waktunya, eh dijawab sama si Bapak panjang kali lebar kali tinggi."

"Gak heran sih kalau Pak Sung Jae, gua aja males masuk kelas peminatan kalau kena jam Pak Sung Jae. Hiii serem!" Gisel bergidik, sedangkan Soo Young menahan tawa-nya.

"Oh, jadi saya seram ya?"

Gisel membulatkan matanya, suara bass dari belakang tubuhnya terasa lebih menakutkan daripada film Pocong Perawan yang ia tonton kemarin. Pelan, ia memutar kepalanya.

"Ehhh Pak Sung Jae? HAHAHAHA engga kok pak. Iniii Joy ngajak bercanda HAHAHAHAHA" Gisel tertawa hambar. Meringis dalam hati mengenai kehadiran tak diundang dosen galak bin pelit nilai itu dihari nya yang tenang. Sedangkan Soo Young terkekeh geli, ia tak menyangka Sung Jae nekat menghampirinya dikeadaan kantin yang lumayan ramai di jam istirahat ini. Ah, sepertinya ia akan jadi bahan gosip untuk beberapa hari kedepan.

"Soo Young, ikut saya keruangan saya. Sekarang." Sung Jae mengangguk sopan kearah Gisel, berbalik setelah mengatakan perintah dengan telak. Dasar penyuruh.

Sedangkan Gisel menoleh kembali kearah datangnya Sung Jae tadi, memastikan pria itu sudah berada cukup jauh darinya lalu mencondongkan tubuhnya sedikit kearah Soo Young.

"Pergi aja. Lo gak tahu sih betapa menyeramkan pak Dosen itu saat ngebentak teman seangkatan gua kemarin di Kelas. Cepat gih!" Gisel memberi gestur pergi dengan tangan kanannya, menyuruh Soo Young untuk segera pergi menyusul Sung Jae. Ia tahu nyawa sahabatnya itu lebih penting sekarang daripada luapan curahan hati nya beberapa hari ini.

"Maaf. Gua chat lo nanti, gua pergi dulu!" Soo Young melambaikan tangannya sambil berlalu mengikuti langkah Sung Jae sebelumnya. Mengekor kearah ruangan pria itu yang berada dikoridor utama gedung kedua jurusan Hukum.





Ma BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang