Bab 21

453 24 3
                                    

Haiiii. Maaf baru update, cipa bener-bener stuck ide akhir-akhir ini. Dan rasanya itu kaya ilang feel dan ga mood buat lanjutin ngetik. Jadi ini bahkan ga nyampe 1000 kata, bakal dicicil sampe tamat. Maaf gak nepatin janji buat update setelah ngetik sampai tamat. Maaf gabisa nepatin janji update teratur. Huhuhuhu pokonya cipa minta maaf yang sebanyak-banyaknya sama kalian, Dari sekarang janji bakal lebih atur waktu dan perbaikin mood ngetik sebelum update naskah lain. Well pastinya setelah Bbyu Couple tamat. Thanks buat semua dukungannya dan HAPPY READING SEMUA!! XOXO



"Yak Yook Sung Jae! Bagaimana ini?!!"

"Tinggal tiiskan saja, sebentar."

"Aish cepat!!"

"Sebentar nona Park!"

Soo Young mencebik, Sung Jae mengesalkan! Ia sudah dengan rendah hati ingin belajar memasak tapi Sung Jae malah memarahi-nya di 15 menit pertama dan menghiraukannya sampai sekarang. Bahkan sekarang lelaki itu dengan cuek dan sialannya telaten meniiskan ikan salmon yang baru saja dipanggang di panci portabel. Huh.

"Nah sekarang tinggal tambahkan daun seledri sebagai hiasan sekaligus penambah warna diatasnya. Go!" Sung Jae mengendikkan dagu nya pada Soo Young, menyuruh gadis itu melakukan apa yang tadi ia katakan sementara dirinya sendiri sibuk menata ini dan itu dimeja makan.

Soo Young memutar bola matanya malas, mau tidak mau mengerjakan apa yang Sung Jae maksud. 5 menit kemudian, keduanya sudah duduk berhadapan di meja makan mini di apartemen Sung Jae.

"Woahh!! Enak!" Soo Young membulatkan matanya heboh setelah mencicipi hasil masakannya sendiri,

"Goodjob, little girl." Sung Jae tersenyum manis lalu terkekeh, ikut memakan salmon nya.

"I'm not a little girl!" Soo Young protes dengan mulut penuh makanan, semakin membuat Sung Jae terkekeh.

"Kupikir benar, sebentar lagi kau akan jadi Nyonya Yook. " Lelaki itu mengendikkan bahunya acuh sementara Soo Young hampir tersedak. Sung Jae memang ahli membuat hatinya gempa.

"Woah, kau sudah gila."

"Berapa kali kau mengatakan itu dalam sehari ini?"

"Entahlah."

Soo Young menahan senyum. Mungkin sudah puluhan kali. Setelah drama didepan kelas kampus tadi, semua berjalan seperti biasa. Lalu setelah pamit dengan Gisel dan menyelesaikan semua kelasnya, Soo Young dihampiri Sung Jae untuk pulang. Awalnya mereka akan makan di restoran dekat rumah Soo Young, namun entah kenapa gadis itu punya pikiran ingin coba memasak. Jadi ia menyuruh Sung Jae untuk berbelok kearah apartemennya. Ia tahu banyak bahan makanan dikulkas Sung Jae, tidak perlu ke toserba segala. Buang-buang waktu saja, pikir Soo Young.

"Hari ini kita fitting baju untuk Resepsi."

"Eoh?"

"Kenapa?"

"Memangnya acara nya kapan?"

"2 minggu lagi, dipercepat." Sung Jae tersenyum tipis acuh, mengabaikan ekspresi Soo Young yang lagi-lagi hampir tersedak makanannya sendiri sambil meraup oksigen sebanyak yang ia bisa. Menahan marah setengah mati.

"Hey! tak bisa begitu, aku belum selesai sidang skripsi saat itu. bukankah jadwal normal nya sebulan lagi?"

"Ah soal itu sudah ku atur, kau sidang akhir minggu depan. Sudah siap kan?"

"Kau benar-benar gila! Apa kau pikir aku ini robot ketik? atau ilmuwan jenius? aku tidak ingin lulus sia-sia. Skripsi ku harus mengantarkanku jadi lulusan terbaik tahun ini!"

Sung Jae menghela nafas, ia baru tahu gadis itu sangat ambisius. "Baiklah, aku akan membantumu mengerjakannya. bagaimana? aku sudah wisuda 2 kali jika kau lupa."

Sialan. Laki-laki ini mengejeknya? pikir Soo Young.

"Aku bisa mengerjakannya sendiri, Mr. Sung Jae. Terimakasih tawarannya. Aku akan sidang minggu depan, puas?"

"Well, lumayan" Sung Jae tersenyum misterius, membuat Soo Young memutar matanya malas. Ia akan antisipasi hal gila menyangkut Sung Jae nanti saat sidang. Laki-laki ini tak bisa ditebak. "Habiskan makananmu, Soo Young."

Gadis itu diam saja, enggan berdebat lagi. Ia menuruti yang diperintahkan Sung Jae, memakan lahap seluruh makanannya.

***

Soo Young membolak-balikkan tubuhnya didepan kaca raksasa yang memenuhi tempat itu, ia sedang melihat pantulan dirinya yang nampak berbeda dengan gaun lebar pilihannya saat fitting pertama kali. Ia puas dengan beberapa perubahan hasil sarannya pada ibunda Sung Jae. Ibu mertua nya itu memang yang terbaik. Ah. Sudah bolehkah ia memanggilnya begitu? Soo Young mengulum senyum. Ia sudah merasa seperti bocah ingusan yang baru pertama kali jatuh cinta.

30menit selanjutnya, ia sudah disulap jadi mempelai perempuan sungguhan. Mahkota dan sepatu kaca. Persis seperti yang ia bayangkan saat umur 5 tahun. Sekarang, ia hanya harus menemui Pangeran berkuda putih. Baiklah itu berlebihan. Tapi nyatanya ia akan menikahi seseorang yang lebih mempesona daripada pangeran. Yook Sung Jae.

ya, laki-laki itu sudah berada didepannya sekarang, mematung memandangnya. Memakai setelan tuxedo yang serasi dengannya. Soo Young rasa ia jantungnya akan meledak sebentar lagi. Salahkan saja pengalaman cintanya yang minim.

"Wow." Hanya itu kata yang dikatakan Sung Jae sebelum melangkah mendekat, tersenyum lebar seperti bocah yang baru saja dituruti kemauannya. Soo Young menunduk, berniat menyamarkan wajahnya yang pasti sudah merah padam ditambah blush-on sialan dipipinya. Ia ingin tenggelam saja rasanya.

"Hey, jangan nunduk." Sung Jae mengangkat dagunya, membuat mata mereka bertemu.

"Aku malu, bodoh." Soo Young menggumam, namun sayangnya dengan jarak sedekat itu Sung Jae tetap bias mendengarnya. membuatnya terbahak. Baiklah. Soo Young benar-benar lucu baginya sekarang. Preman ini sedang malu.

Mereka mulai menjauhkan diri saat sadar seseorang masuk ke ruangan yang sama, Sae Ron.

"Oh my God! Itu kau Soo Young? KAU SANGAT CANTIK, ASTAGA!!!" Wanita itu berlari pelan kearah Soo Young, memeluknya dengan cara elegan khas sosialita. Anehnya, hal itu cocok cocok saja dilakukan oleh Sae Ron. Well. Darah konglomerat memang berbeda.

Soo Young tersenyum lebar, entah kenapa ia selalu merasa nyaman didekat Sae Ron, mirip seperti ia berada di dekat ibunya sendiri.

"Ahh, aku tidak sabar menjadikanmu menantu kesayanganku! Pasti menyenangkan bepergian denganmu! Sung Jae, jangan berani mengurungnya dirumah. Mami tau yang kau pikirkan ya." Sae Ron melirik sinis Sung Jae, anaknya sendiri. Sementara Soo Young hanya terkekeh.

"Bagaimana? Kalian suka hasilnya? Kita masih punya waktu jika ingin perubahan design atau penambahan bahan?"

"Tidakk tidakk, Kurasa semua sudah sempurna." Soo Young menolak cepat, ia sungguh sudah puas dengan hasilnya,.

"Hmm, kurasa juga begitu."

Sae Ron tersenyum senang, "Baiklah, kalian bias ngobrol sebentar sementara aku berbicara dengan staff agar menyiapkan gaun lain untuk dicoba. Okey?"

Sung Jae dan Soo Young mengangguk bersamaan, melihat Sae Ron melangkah pergi keluar ruangan. Pikiran mereka sama. Hari ini akan melelahkan.

To be Continue...

Ma BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang