Bab 17

409 37 0
                                    


The day—

Halaman Mansion keluarga Yook sudah penuh dengan mobil-mobil mewah dari kalangan terpandang, awak media, dan kerabat besar mereka.
Tamu silih berganti memenuhi aula utama di sayap kanan bangunan, acara yang tidak diduga menjadi trending topic Asian 2018.

"gwihaui hoesaga maeu ppaleuge seongjanghago issdago deul-eossseubnida? Eot—"

"From Australia? Oh yes, nice to meet you again Mr. Kevin! Yeah what? Yeah i hav—-"

"From Indonesia, CosTV!"

"Oh ya! Bagaimana kabar anak anda Mrs. Zhei saya dengar dia baru lul—"

Soo Young berkeliling, mendengar-dengar percakapan yang beberapa bisa ia mengerti dan sisanya tak sedikitpun ia pahami. Syukurnya gaun yang ia pakai tidak merepotkan langkahnya kesana kemari.

Sesungguhnya ia tidak punya kenalan kecuali Gisel yang mendaulatkan dirinya sebagai sahabat sehidup semati Soo Young yang harus memberikan dorongan mental pada gadis itu. Ya, sebenarnya Soo Young malah berterimakasih untuk itu karena dapat mengurangi gugup nya di acara bersejarah dihidupnya saat ini.

Pertunangan.

Ia akan menjadi tunangan calon penerus perusahaan terbesar ke 3 di Dunia hanya dalam hitungan menit. Jadi wajar kan jika dia sedikit gugup saat ini?

"Soo Young! Astaga, aku mencarimu kemana-mana ternyata disini?"

Gadis itu menoleh, "oh, Sung Jae! Kau sudah sampai? Kupikir masih bergelut dengan rapat."

"Memangnya siapa yang berani meninggalkan acara pertunangan nya sendiri?"

Soo Young bergidik, ia sedikit kesal mendengar kabar Sung Jae tetap menghadiri rapat penting sialan yang entah dengan siapa di jam jam penting acara. Walaupun tidak sampai acara puncak, tapi ini kan acara Sung Jae juga!

Oh.oh. Sepertinya dia mulai bersikap seperti tunangan pencemburu.

Sung Jae tersenyum sekilas, melihat Soo Young yang sudah memalingkan wajahnya ke arah lain dengan kesal. Ia sangat gatal untuk mengacak rambut gadis itu, tapi sepertinya keselamatan telinga nya harus diutamakan saat ini. Jadi ia hanya bergerak mengambil tangan Soo Young untuk digenggamnya.
Otomatis, Soo Young kembali menatapnya.

"Maaf. Aku tidak menduga ada meeting dadakan malam ini. Argh sial, terkutuklah Si Cinnamon pink itu!"

Sung Jae mengumpat kesal samar pada sekretaris berambut Pink yang asal menerima jadwal meeting.
Mendengarnya, Soo Young tersenyum lalu mengacak rambut Sung Jae dengan tangannya yang bebas layaknya ia lah yang dewasa disana.
Sontak membuat Sung Jae merasa ia termaafkan. Huh Syukurlah. Ibu nya bilang kalau perempuan sudah kesal itu artinya kau dalam masalah besar.

"Masih marah?" Sung Jae mengambil tangan Soo Young yang masih berada dikepalanya santai, memindahnya kebagian pipi sebelah kiri lalu mencium telapaknya singkat. Sedangkan Soo Young mengulum senyum sambil berdoa semburat dipipi nya tak terlihat. Ya walaupun itu tidak mungkin.

Soo Young menggeleng, "Lain kali tak akan kumaafkan!"

Sung Jae terkekeh mendengarnya, "tak akan ku ulangi, ayo! Keluarga kita sudah mencarimu kemana-mana. Acara puncak hampir dimulai."

Soo Young mengangguk, mengikuti langkah besar Sung Jae dengan satu tangannya masih terpaut dengan jemari lelaki itu. Ia merasa mual, bukan lagi karena gugup. Namun ada perasaan yang lebih mendominasi saat ini, ia merasa kupu-kupu sedang berkumpul diperutnya.
Meluluh lantahkan segala logika yang pernah berteriak bahwa Sung Jae hanya orang asing untuknya. Hanya beberapa langkah lagi, Sung Jae akan resmi jadi masa depannya. Seseorang yang akan menemani hari tua nya.

Ma BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang