EPILOG 1

7K 407 14
                                    

SEAN POV

"Aku suka yang ini," kata Jane tegas menujukan satu gaun pengantin sederhana dengan model punggung terbuka.

Mataku seketika mendelik tajam begitu dia menujukan gaun itu secara langsung padaku. Bukan, bukan karena aku tidak menyukai gaun itu. Gaun yang Jane pilih adalah salah satu koleksi gaun milik madam Elva yang sangat bagus, tapi aku tidak ingin calon istriku memakainya. Aku tidak ingin dia memakai gaun indah itu di acara pernikahan kami yang di adakan di Australia. Bayangkan saja, gaun yang ia pilih sama sekali tidak menutupi punggung indahnya. Tentu saja aku tidak ingin istriku mempertontonkan tubuhnya. Enak saja, dia milikku dan aku tidak suka berbagi keindahan milikku pada orang lain.

"Tidak, gaun itu sama sekali tidak menutupi punggungmu, sayang," tolakku lebih tegas.

Jane memutar kedua bola matanya jengah, memandangku kesal dengan kedua tangan masih memegang gaun indah yang ia pilih.

"Sekali saja kau menuruti keinginanku bisa tidak sih?" protesnya.

Aku terdiam dalam beberapa saat lalu menghela napasku kasar sebelum aku memutuskan untuk berjalan mendekatinya. Dia masih memasang raut wajah kesal padaku membuatku harus mengulum senyumku karena aku benar-benar tidak tahan melihatnya begitu menggemaskan.

Satu tanganku terulur menyentuh pipi kanannya, membelainya dengan lembut sambil berkata, "aku tidak suka berbagi keindahan calon istriku dengan orang lain, sayang."

Dia mendengus tak suka, "tidak usah menggodaku. Tubuhku tidak indah, aku tahu itu. Menghabiskan waktuku bersamamu membuat berat tubuhku naik lima kilo dalam waktu dua bulan!" dia memprotesku lagi.

Aku menarik cepat tanganku menjauh dari pipinya. Berdeham pelan dan mencoba untuk memutus obrolan kami. Perlahan, aku melangkah mundur menjauh darinya. Di dalam otakku, aku berusaha keras mencari cara untuk kabur dari obrolan ini. Sungguh, jika dia sudah mengungkit masalah berat tubuhnya, aku benar-benar tidak tahan mendengarnya. Kenapa? karena dia akan benar-benar marah padaku. Well, itu memang kesalahanku membuat berat tubuhnya naik menjadi sekitar limapuluh kilogram. Aku terus saja menyuruhnya makan karena aku tidak ingin dia sakit saat pernikahan kami nanti.

"Kau memilih kabur dari obrolan kita hm?" dia menatapku tajam.

Sial, dia mengetahui niatku.

Kedua kakiku berhenti pada jarak sekitar satu meter dari Jane. Diam dengan mencoba tersenyum konyol padanya bukanlah hal yang terbaik aku lakukan. Setelah dirinya menggantungkan kembali gaun koleksi madam Elva, dia kembali menatapku tajam dengan wajah yang jauh lebih kesal dari sebelumnya. Aku memudarkan senyum konyol dari wajahku karena cara itu sama sekali tidak ada gunannya. Dia malah terlihat semakin marah padaku. Benar bukan yang aku katakan sebelumnya? Dia pasti akan marah besar jika sudah menyinggung masalah berat tubuhnya itu.

"Ayolah sayang, berat tubuhmu sama sekali tidak mempengaruhi keindahan dirimu di mataku. Kau gendut aku sama sekali tidak masalah," yang aku katakan memang sebuah kebenaran.

Aku sama sekali tidak masalah jika dia kembali menjadi Jane dengan tubuh yang gendut. Lagipula dengan kembalinya dia menjadi gadis yang gendut membuat aku sedikit senang karena para pria tidak akan berani mendekatinya.

"Tidak usah merayuku. Aku mempermasalahkan hal ini bukan karena aku tidak ingin menjadi Jane yang dulu atau aku takut kalau kau akan meninggalkan aku jika aku kembali menjadi gendut. Aku mempermasalahkan hal ini karena aku tidak ingin apa yang aku perjuangkan sejak dulu, kau rusak begitu saja," Jane menjeda kalimatnya dengan mendesah napas kasar, "bayangkan Sean, hampir setahun lebih aku baru bisa mendapatkan tubuh yang aku inginkan dan kau merusaknya!"

Demi tuhan, segitu berharga berat tubuhnya ya? Aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku begitu mencintai gadis yang menjadi berat tubuh sebagai hal yang penti dalam hidupnya.

Jane [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang