Part 16

11K 759 9
                                    

"Mom, i'm home," suaraku sedikit keras melihat keadaan rumah yang sepi.

Selang beberapa detik kemudian, aku mendengar bunyi derap pintu kamar mamahku masuk ke dalam telingaku. Mamahku muncul dari kamarnya dengan wajah yang bingung dan langsung mendekatiku. Masih dengan wajah bingungnya, beliau mengusapkan satu tangannya ke puncak kepalaku dengan gerakan lembut.

"Bagaimana bisa kau pulang secepat ini? Sean tidak memberitahu mamah kalau kau pulang hari ini," tanyanya setelah ia melepas satu napasnya dengan berat. Aku menatap kedua mata mamahku dengan tenang karena tidak ingin membuatnya khawatir dan menjawab, "aku mengalami perubahan jadwal dan Sean, dia sepertinya sibuk dengan pekerjaannya jadi dia belum sempat memberitahu mom."

Mamahku terdiam sejenak solah-olah beliau sedang memikirkan sesuatu di dalam pikirannya, namun tidak lama kemudian beliau tersenyum padaku. Aku membalas dengan senyum simpul dan seperti menyadari apa yang terjadi padaku, mamahku menyuruhku untuk masuk ke kamar dan beristirahat. Hanya anggukan pasrah yang dapat ku lakukan dan mengikuti perintahnya karena aku sendiri juga membutuhkan waktu istirahat. Sungguh, aku tidak dapat menyangkali pikiran kacauku saat ini dan aku rasa sekuat apapun aku berusaha menyembunyikannya dari mamahku, cepat atau lambat mamahku pasti akan mengetahuinya.

"Mom, um, apa semua ini Sean yang melakukannya?" baru saja aku akan memutar gagang pintu kamarku, aku teringat akan sesuatu yang mengganggu pikiranku sejak aku turun dari taksi tadi.

Aku membalikkan tubuhku memandang mamahku yang tersenyum dan mengangguk lalu tanpa berkata apapun untuk menjelaskan, beliau masuk ke dalam kamarnya. Kini hanya ada aku yang terdiam sendiri larut dalam pikiran di depan pintu kamarku yang sudah berganti menjadi kayu yang lebih berkualitas di bandingkan sebelumnya. Pikiranku jauh melayang bersama kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang menghantui aku sejak kepergianku dari Australia. Ini sungguh menyebalkan, seharusnya aku bisa mengenyahkan semua pikiranku yang berkaitan dengan Sean dan menguburnya dalam-dalam.

"Holy crap, seharusnya aku tidak memikirkan dia lagi," gumamku sembari tanganku memutar gagang pintu kamar dan langsung masuk ke dalam kamarku.

Oh god, this is insane. Aku tidak dapat menahan kedua mataku untuk membulat dan tidak dapat menyangkal rasa terkejutku ketika aku memasuki kamarku. Demi tuhan, semua peralatan bahkan semua perubahan terjadi di kamarku. Ranjang singlebedku telah berganti dengan ranjang queensize. Lemari mini bergambar rapuzel dan berwarna pink sudah berganti menjadi lemari besar berwarna cokelat. Tidak hanya itu, luas kamarku pun bertambah dan peralatan lengkap seperti televisi, laptop dan air conditioner ada di kamarku. Tidak hanya itu, ketika kakiku melangkah lebih jauh ke arah pintu lain yang sebelumnya tidak ada di kamarku, mulutku terbuka lebar dan rasa terkejutku semakin bertambah. Jacuzzi lengkap dengan perlengkapan mandi yang mahal membuatku terperanga saat melihatnya. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti mengapa Sean mengeluarkan begitu banyak materi untuk merenovasi rumahku. Aku pikir dia hanya bercanda saat dia memberitahuku bahwa dia merenovasi rumahku.

"Shit," umpatku sendiri karena aku kesal pada diriku karena tidak bisa memahami Sean.

Meninggalkan kamar mandi super mewah yang aku miliki saat ini, aku meletakkan koper dan barang bawaanku ke sudut kamar dekat lemari. Lalu, kakiku bergerak menuju pintu kamar mandi selepas aku mengambil handuk dari dalam lemari. Setelah aku membuka seluruh pakaianku, aku mengisi air hangat dalam jacuzzi dan menuangkan sedikit aroma theraphy dan sabun cair beraroma vanilla ke dalamnya. Terasa cukup banyak air mengisi jacuzziku, aku mematikan keran air dan perlahan masuk ke dalam jacuzzi. Berendam dan merilekskan tubuhku serta pikiranku. Sangat nyaman sekali berendam seperti ini, rasanya seperti seluruh ototku mengendur dan rileks seketika.

"Jane,"

Seketika aku membuka mataku yang sempat terpejam dan kurasakan air di dalam jacuzziku bergerak. Aku sangat terkejut dan cepat-cepat memeluk tubuh dan lututku sendiri. Otaku semakin panik dan cemas ketika aku merasakan kulit seseorang menyentuh punggungku. Dalam hati aku merutuki kesalahanku yang lupa mengunci pintu kamar mandiku.

Jane [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang