Punishment Sadisst

418 24 11
                                    

"hei connie tunggu aku. Jangan tinggalkan aku sendiri."

"ayo [nama] kalau kita tidak cepat cepat nanti kita akan terkena hukuman."

20 menit kemudian ...

Kami berdua akhirnya tiba didepan gerbang sma maria. Aku melihat eren dan juga mikasa berada didepan lapangan. tampaknya mereka berdua sedang dihukum akibat terlambat. Connie berniat untuk masuk ke lapangan, namun aku menghentikannya. Aku yakin bahwa kami berdua akan mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada mereka berdua.

Aku mempunyai rencana yang jitu agar tidak terkena hukuman. Aku mencari tempat untuk bersembunyi dan menunggu sampai upacara selesai. Aku dan connie akhirnya mendapatkan spot yang bagus, yaitu bersembunyi disemak-semak.

Sekitar 30-40 menit kemudian ....

Keadaan lapangan sudah kosong dan tidak ada siapa-siapa. Aku membangunkan connie yang dari tadi tertidur pulas. Dari tadi kerjaannya cuman tidur doang anak ini huf. Aku mencari sesuatu untuk membangunkannya. dan akhirnya aku mendapatkan cacing. Aku langsung memasukannya kedalam mulut connie. Dia langsung kaget dan membentakku karena sudah melakukan hal tersebut.

"dasar [nama] kenapa kamu memasukkan cacing kedalam mulutku!"

"lebih baik kita cari jalan menuju ke kelas daripada berdebat ."

"baiklah. Aku tahu jalan yang aman menuju kekelas."

Connie menunjukan jalan menuju gudang yang sudah tidak terpakai lagi. Dia membuka pintu gudang dan kami berdua langsung masuk menuju area sekolah. Aku tidak tahu dimana kelasku berada. Apakah aku sekelas dengan connie? apakah aku sekelas dengan eren dan juga mikasa? aku hanya bisa berpikir dalam benakku.

Kami berdua sudah berada dilantai 2 dimana kelasku berada. Connie memberitahukanku bahwa kelas 104 ada disebelah rungan guru dan juga kepsek. Sial kenapa harus melewati ruang guru dan juga kepsek sih. Aku mengusap rambutku dan memikirkan cara melewatinya.

"connie lebih baik kita menunduk melewati ruangan guru dan kepsek ini. agar tidak ketahuan"

"Itu ide yang bagus [nama]."

Kami berdua merangkak seperti tentara yang sedang berperang. Aku menunduk secara perlahan-lahan agar tidak diketahui oleh guru yang berada didalam ruangan. Aku sama sekali tidak mendengar suara dari dalam ruangan, tapi yang jelas aku harus berhati-hati.

PLAK...PLAK...

Tiba-tiba saja kami berdua mendengar suara dari belakang. Kami berdua menoleh dan melihat bahwa ada seseorang yang wajahnya mirip seperti kuda, dia Jean. Untung saja bukan guru.

"hei con, kenapa kamu merangkak seperti itu? Bukankah kamu bisa berjalan sepertiku. Benar benar aneh kalian berdua."

"woi jean. Kamu mengagetkanku. Aku kira kamu guru."

"guru? Apa maksudmu. Ayo cepat kita masuk kekelas. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai."

"huf. Kamu itu bodoh ya? Sekarang sudah jam 9 tau."

Disaat connie dan jean berdebat, aku melihat sebuah pergerakan dari dalam ruang guru. Secepat kilat bayangan itu membuka pintu dengan kerasnya.

"KALIAN BERTIGA KENAPA TERLAMBAT!. CEPAT KALIAN BERTIGA PERGI KELAPANGAN!"

"ta...tapi pak..."

"CEPAT KELAPANGAN SEKARANG!"

Aku melihat seorang guru dengan kepala botak dan juga memiliki tatapan yang sangat tajam berdiri didepanku. Aku kaget melihatnya. Apa boleh buat, kami bertiga menuju lapangan.

"KALIAN BERTIGA HARUS MENGELILINGI LAPANGAN INI SAMPAI JAM ISTIRAHAT!"

"ta...tapi pak..."

"APA KALIAN MENGERTI!"

"YA PAK."

Kami bertiga melakukan apa yang disuruh guru tersebut. lari keliling lapangan sampai jam istirahat?. Aku menanyakan nama guru tersebut kepada connie. ternyata dia adalah pak keith sadiss. Dari namanya saja sudah tidak aneh lagi jika dia memiliki sifat yang sadis. Dia berada diujung lapangan sambil memandangi kami dengan tatapan tajamnya. Kesalahan sedikit saja pasti dia mengetahuinya.

1 jam 50 menit kemudian...

Kami sudah selesai mengelilingi lapangan yang lumayan luas. Connie tampak sangat capek dan orang yang mirip kuda tersungkur diatas tanah. Aku belum tahu nama dia siapa tapi yang jelas aku tidak ingin mengetahuinya. Aku duduk dipinggir gawang sambil melihat pemandagan seluruh sma maria. Aku melihat seseorang yang menatapku dari arah jendela di lantai tiga.

SP LEVI

Benar benar merepotkan. Selalu saja ada bocah yang terlambat dihari awal masuk sekolah. Tadi dua orang sudah terlambat dan sekarang ditambah tiga lagi. Aku menggelengkan kepalaku. Mau jadi apa sma maria nanti apabila semua siswanya tidak disiplin. Tapi aku melihat secercah harapan dari ketiga orang tersebut. dia berlari tanpa henti tidak seperti dua orang lainnya yang hanya berjalan seperti keong. Mungkin dia akan berguna nanti. Hah mudah mudahan saja dia akan berguna bagi sma maria.

SP KAMU

"dia itu ketua osis sekaligus kapten tim sepakbola sma maria. Namanya Levi Ackerman."

Ternyata dia ketua osis. Tapi kenapa dia menatapku dengan tatapan tajam seperti pak keith tadi? Aku duduk kembali dan merebahkan kakiku yang lumayan sakit untuk digerakkan. Hanya aku saja yang berlari tanpa henti mengelilingi lapangan. connie dan jean hanya berjalan saja. untung saja pak keith hanya mengawasi kami sekitar 30 menit.

Connie berbaik hati mengambilkan tasku yang berada dibangku penonton. Jean langsung memakan bekal makanan yang dia bawa. Tampak dia sangat kelaparan sekali. Aku mengecek tasku untuk mengambil bekal. Apa! tidak ada bekal didalam tasku! Aku tidak percaya yang ada ditasku hanyalah buku dan peralatan sekolah.

Aku curiga ada konspirasi dibalik hilangnya bekalku. Apakah connie yang mengambilnya? Ataukah jean? Aku mendekati mereka berdua dan menanyakan apakah benar mereka yang mengambil bekalku. Jawaban mereka berdua sama-sama mengatakan tidak. Tapi kemana bekalku menghilang? Ditambah lagi aku tidak membawa uang jajan. Sial

"mmhh.... Jean, connie. bolehkan aku meminta bekal kalian?"

"wah maaf [nama] bekalku habis. Mungkin jean masih ada."

"sorry bekalku juga udah habis."

Sial mereka berdua makan secepat kilat flash. Padahal mereka cuman jalan saja. aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya berbaring didekat gawang sambil melihat keangkasa yang luas. Terlintas dipikiranku tentang perkataan ibu yang tidak aku dengar tadi.

"hahahahahaha!!!!"

Aku tersenyum dan tertawa seperti orang gila setelah mengetahui bahwa bekalku ketinggalan di rumah. Aku sangat ceroboh sampai-sampai bekal saja lupa. Huf...

"wah jadi bekalmu ketinggalan dirumah ya? Malang sekali nasibmu nak. Wkwk"

"woi jangan ketawa connie!"

"jadi bagaimana kamu melewati hari pertama sekolah ini?"

"mungkin aku akan puasa. Ya aku akan puasa."


Mikasa, oh MikasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang