lanjutan...

227 17 0
                                    

Kamu dan mikasa duduk sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Kalian berdua sama-sama mendengarkan lagu. Sesekali kamu mencuri pandangan ke mikasa yang menyanyikan lagu yang kalian dengar. Sangat indah sekali suara mikasa pikirmu. Wajahmu memerah ketika tahu bahwa mikasa mengetahui kamu memandangnya. Dia tersenyum dan tertawa kecil melihat ekspresimu.

"mi...mikasa bo...bolehkan kita bertukar nomor?"

"tentu saja. kenapa tidak."

Tidak seperti perkiraanmu, mikasa langsung memberikan nomor hpnya.

SP Mikasa

Sore yang sangat indah. Ditemani dengan [nama] yang berada disampingku. Sambil mendengar lagu yang menurutku cukup enak kami duduk berduaan. Selera musiknya sama seperti yang aku punya dalam playlistku. Music akustik adalah favoritku.

[nama] menurutku awalnya sama saja seperti kebanyakan cowok sma. Tapi perkiraanku salah besar. Semenjak dia dekat dengan kami, aku merasakan hal yang sudah lama tak terasa dalam hati ini. kegelisahan yang selama ini menyelimutiku memudar. Entah kenapa hal ini terjadi. Aku jadi teringat masa-masa eren dulu yang begitu perhatian kepadaku.

"mi...mikasa ke...kenapa kau tersenyum sendiri?" dia berkata dengan nada yang gugup. Wajahnya pun langsung berpaling. "tidak apa apa kok. Aku hanya menikmati suasana ini." wajahnya memerah mendengarnya. aku tertawa sedikit melihatnya. Hanya dia seorang yang bisa membuatku tertawa.

"[nama] terimakasih telah membuatku tersenyum dan tertawa." Dia menatapku dengan anehnya. "sebagai hadiah, silahkan kau menutup matamu." Awalnya dia tidak melakukannya. Tapi aku paksa dia menutup mata. Aku langsung memberikan kecupan dikeningnya. Saat ku mencium aku merasakan [nama] sangat gugup dan panik. "mi...mikasa. apa mak..." aku menutup perkataan yang dilontarkannya. "sudah kubilang ini hadiah karena kau telah membuatku tersenyum dan tertawa." Aku berkata sambil memberikan senyuman.

SP Orang ketiga

Sesuatu yang tak terbayangkan menimpamu. Kamu tidak menyangka bahwa mikasa akan seagresif untuk melakukan hal tersebut. yang kamu lakukan hanyalah terdiam kaku dengan wajah polos dan keringat bercucuran. "hehe apa yang sedang terjadi disini?"

Tak lama eren datang. Dengan capeknya dia berlari dari tempat ganti baju yang lumayan cukup jauh. Jean dan marco berbarengan tiba. "hah apa yang kau lakukan? Kami semua sudah mengganti baju. Kau malah asik asikan berduaan dengan mikasa. cepat ganti bajumu." Teriak eren dengan kesal

15 menit kemudian...

Kamu sudah mengenakan jersey favorit. Atasan hitam bawahan hitam dengan sepatu hitam pula. "yosh kita lari keliling lapangan terlebih dahulu." Eren dan jean langsung saja berlari sekencang-kencangnya. Mereka berdua bersaing kembali. Kamu dan marco menggelengkan kepala melihat tingkah laku mereka berdua. sama-sama tidak ingin kalah.

30 menit kemudian...

Eren dan jean langsung tersungkur setelah berlari. Mereka tidak memperhatikan kondisi fisik mereka yang lemah. Kamu dan marco tertawa terbahak-bahak melihatnya. "sudah cepat bangun. Kita latihan menembak. Aku akan jadi kipernya. Siapa yang dapat menjebol gawangku akan ku traktir makan di kantin." Teriak kamu sambil memberi semangat kepada eren dan jean.

Mereka langsung bangun mendengar hal itu. "janji ya. Makan gratis dikantin. hehehe ayo jean kita jebol gawang dia." Kamu tertawa melihat ekspresi mereka yang langsung berubah 180 derajat.

SP KAMU

Hehehe mereka tidak tahu siapa aku sebenarnya. Aku adalah kapten tim sepakbola SMP [bebas]. Hehehe aku ingin melihat kemampuan mereka. Aku pikir yang hebat hanya marco seorang. Eren dan jean? Sudah jelas mereka lemah.

Aku berjalan untuk mengambil bola yang berada ditasku. Tasku ada disamping mikasa yang duduk sambil mendengarkan lagu. Wajahnya serta rambutnya yang tertiup angin sangat anggun dan elegan. Mengapa aku berpikiran seperti itu.

"kau mau mengambil bola? Nih." Dia memberikan bola tersebut kepadaku. Dengan senyuman dia memberinya. Tentu saja aku memalingkan pandanganku. Bisa gawat kalau mikasa melihat wajahku yang memerah kembali.

20 menit kemudian...

"YEAH MARCO! Kau berhasil menjebol gawangnya." Teriak jean dan eren kegirangan. Sial tendangan marco sulit kutebak arahnya. Apa boleh buat aku harus menepati janjiku. "yah aku kalah. Baiklah aku akan traktir kalian semua besok."

Waktu sudah sore. Matahari juga sudah terbenam. Jean dan marco pulang terlebih dahulu. "anu. Maaf eren mikasa aku tidak bisa pulang bareng kalian. Soalnya ada keperluan nih. Hehe." Sebenarnya keperluanku adalah membeli game keluaran terbaru. Tapi demi menjaga martabat, aku harus berbohong. Ya walaupun hanya sedikit berbohong.

"ya sudah. Kami pulang dulu. Ayo mikasa." eren berjalan perlahan meninggalkan mikasa yang masih memandangku. Dia memberikan senyuman terakhir dan langsung mengejar eren yang terlebih dahulu pergi.


Mikasa, oh MikasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang