Meet Levi

295 16 5
                                    


Aku sudah mempersiapkan keperluan untuk sekolah. Semua sudah tertata dan aku masukkan kedalam tas. Kali ini aku tidak akan telat seperti kemarin. Kemarin merupakan hari tersial dalam hidupku.

Aku berpamitan kepada kedua orang tuaku seperti biasa. Sepatu vans kesanyanganku aku pakai dan langsung pergi menuju sekolah. Dijalan aku bertemu dengan armin. Aku baru tahu bahwa rumah amin dekat denganku.

Didepan gerbang sma maria...

"wah ternyata belum ada siapa-siapa. Apakah kita kepagian?"

"mmhh mungkin saja [nama]. Tapi kan datang lebih pagi lebih baik. Hehe."

Kami berdua mendengar suara gaduh dari arah belakang. Aku melihat eren berlari dan mikasa berada dibelakangnya.

"untung saja tidak terlambat."

"eren! Kamu hampir membuatku terjatuh."

Aku mengepalkan tanganku dan rasanya ingin menghajar eren. hanya orang bodoh yang meninggalkan wanita dibelakang.

"eren! Seharusnya kamu tidak meninggalkan mikasa dibelakang!."

"[nama]?"

Apa yang aku katakan. Aku melontarkan kalimat yang seharusnya tidak aku katakan. Mikasa menatapku setelah mendengarnya. Aku langsung memalingkan pandangan kearah lain agar mikasa tidak melihat wajahku yang memerah. armin hanya tersenyum melihatku.

Dibelakang kami melihat ada jean dan marco yang baru datang juga. seperti biasa eren dan jean langsung berdebat. Armin dan marco sedang berdiskusi tentang keadaan kelas. Sementara mikasa masih dengan tatapan datar dan kosongnya.

"mmhh... anu... mikasa, sepertinya kamu sedang ada masalah?"

"oh. aku tidak apa apa kok. Kenapa kamu bertanya?"

"eh...anu... sudah lupakan saja. hehe. Sebaiknya kita langsung kekelas saja."

"baiklah."

Mikasa menjawab dengan nada datar seperti biasa. Dia langsung menarik tangan eren yang sedang berdebat. Secepat kilat flash dia membawanya. Jean dan marco menyusul dibelakang. aku hanya menghela nafas melihat itu semua.

"[nama]! Jangan menyerah. Masih ada kesempatan lain mendapatkan perhatiannya mikasa."

"eh... aku tidak memikirkan hal itu. "

"wajahmu memberikan jawaban yang berbeda. Hahaha."

Kami berdua akhirnya melangkah menuju kelas.

30 menit kemudian...

Aku duduk dan memperhatikan penjelasan pak keith dengan seksama. Aku tidak ingin mendapatkan hukuman dari orang itu. Benar benar sadis. Semua orang juga tampak memperhatikannya dengan seksama. Terlebih lagi connie dan sasha. Mereka terlihat tertekan dengan keadaan suram yang diberikan pak keith.

"SILAHKAN SEMUANYA KUMPULKAN PR YANG KEMARIN."

"BAIK PAK!"

Kampret. Pr? Aku kan belum mengerjakannya bagaimana ini. keringat mulai bercucuran dan membasahi wajahku. Tangan dan kaki bergetar dengan kencangnya. Aku ingin melompat dari jendela saja jika begini situasinya.

"WHO. TERNYATA ADA DUA ORANG YANG TIDAK MENGERJAKAN PR. SIAPAKAH DIA?"

Tidak ada pilihan lain bagiku. Aku berdiri dan mengakuinya. Ternyata yang satu lagi adalah sasha. Tapi kenapa dia bisa lupa mengerjakan pr? Kami berdua akhirnya disuruh keluar kelas sampai jam pelajaran pak keith selesai. Shit

SP LEVI

Penjelasan yang sangat membosankan. Bagaimana seluruh siswa mendapat nilai yang baik jika begini cara menjelaskannya. Aku menghela nafas sambil menatap datar papan tulis. Yang ada dipikiranku hanya orang itu. Orang yang hampir saja mengalahkan rekor mengelilingi lapanganku. Aku belum tahu siapa dia. Tapi yang jelas ini semua bakalan menarik.

"levi kamu sedang memikirkan apa? Petra kah?"

"berisik mike. Aku sedang memikirkan orang yang kemarin. Seusai pulang sekolah antar aku menemuinya. Aku ingin berbicara sesuatu dengannya."

"baiklah kalau itu maumu."

SP KAMU

"biarkan aku saja annie yang mengambilnya."

"oh baiklah. Awas hati-hati jika kamu terjatuh lumayan sakit."

Aku membantu annie mengambil buku fisika yang beratnya bujubuset. Buku tersebut berada di rak paling atas. Aku harus menaiki tangga untuk meraihnya. Lebih baik begini daripada aku berdiri dikoridor terus dengan sasha. Secara tidak sengaja aku menjatuhkan buku tersebut. keseimbanganku pun mulai goyah dan yang terjadi adalah aku langsung terjun dari tangga dengan kepala membentur lantai.

Aku membuka mata dan melihat aku berada diruang uks. Annie duduk disebelahku. Dia tertidur sambil menunggu keadaanku membaik. Kalau dilihat, annie terlihat cantik juga. tiba-tiba dia langsung terbangun dari tidurnya.

"eh maaf [nama] aku tertidur. Bagaimana keadaanmu?"

"kepalaku terasa sakit sekali. Oh terimakasih annie telah membawaku kemari."

"ya sama-sama [nama]. Kalau kamu diposisiku, kamu pasti melakukan hal yang sama. Oh btw aku harus kekelas dulu. Bye."

Annie pergi meninggalkanku. kepala ini masih terasa sakit. untung saja tidak terjadi hal yang mengerikan.

Aku mendengar seseorang mengetuk pintu. Dia kemudian masuk. Aku tidak percaya. Dia adalah Levi, ketua osis sma maria. Tapi apa yang dialakukan disini?

"maaf mengganggumu. Mungkin kamu sudah tau namaku. Namaku Levi Ackerman."

"eh. Iya kak. Tapi ada apa ya kak levi kesini?"

"aku ingin berbicara sesuatu denganmu."

Levi lalu duduk dikursi. Kami berdua berbicara panjang lebar. Mulai dari hal yang kompleks sampai kepada criteria wanita. Aku tidak percaya bahwa Levi memiliki pacar. Tidak salah jika dia dijuluki pangeran di sma ini. wajahnya tampan dan keren. Tapi yang kurang dari dia adalah sikapnya.

"cih. Kenapa jadi kesitu arah pembicaraan kita. Aku kesini hanya ingin mengajakmu masuk tim sepakbola maria. Kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa juga sih."

"wah tim sepakbola ya. Aku akan masuk kak."

"baiklah kalau begitu. Aku akan pergi dulu. Cepat sembuh kau."

Levi kemudian meninggalkanku. pikiran aneh pun mulai berputar. Kenapa dia tiba-tiba mendatangiku. Aku kembali tidur diatas kasur untuk memulihkan kondisiku yang belum pulih seratus persen.

h<{ |

Mikasa, oh MikasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang