2 : Pembual yang Memuakkan

201 37 26
                                        


Happy Reading Guys..

😊😊

'Pembual' adalah kata yang tertulis di layar ponselnya. Ingin rasanya melempar jauh benda mati yang menyebalkan ini. Tapi lagi-lagi telunjuk sialannya mengusap gambar telepon berwarna hijau.

"Kau ingat aku?"

"Ya Tuhan, lihat bagaimana gadis kecilku menjawab panggilan kakaknya.. Bagaimana kabarmu? Kau baik saja, kan?"

"Oh Tuhan, lihat bagaimana orang sok tahu ini membesarkanku.. Sangat baik. Sebentar lagi liburan akhir tahun pelajaran."

"Aku meminta orang untuk mengirim pancake kesukaanmu. Disana juga ada sarung tangan dan topi yang Kau bilang keren itu. Kudengar Kau menjadi pelari terbaik lagi tahun ini. Kerja bagus, Sayang."

"Aku memang dilahirkan untuk menjadi hebat, Kau tahu itu. Mmh.. liburan kali ini, bisakah kita pergi berlibur bersama?" Maggie meninju ranjang yang didudukinya itu begitu ia menyelesaikan kalimatnya. Rose hanya menggelengkan kepalanya sambil menyeruput cokelatnya lagi.

"Tentu saja. Aku akan mengecek jadwalku dulu baru akan menghubungimu setelah itu. Kau tahu, Aku sedang sibuk beberapa bulan terakhir. Baiklah, Aku harus pergi sekarang. Aku akan menelepon lagi nanti. Jaga dirimu. Gunakan jaket tebal saat pergi keluar. Pergilah berbelanja jika Kau ingin dan kirim tagihannya padaku. Aku menyayangimu."

Maggie melempar ponselnya sembarang begitu sambungannya terputus. Dia merebahkan dirinya dan menatap langit-langit tanpa mengatakan apapun. Rose yang penasaran segera menghabiskan cokelatnya dan melompat ke atas ranjang.

"Hei, itu Charlie, kan? Apa Dia akan berkunjung? Kapan? Atau Kalian merencanakan liburan?"

"Dia masih memperlakukanku seperti orang bodoh. Ah tidak. Aku memang bodoh. Tunggu, tidak juga. Aghh!! Ini membuatku gila. Kau, kenapa Kau tak pernah berubah? Diam atau aku akan mengikat mulut besarmu itu."

"Kau terlalu keras terhadap dirimu sendiri, itu yang selalu ku pikirkan. Dan Kau sama sekali tidak bodoh, oke? Kau hanya merindukannya dan itu wajar. Berhenti bersikap seperti itu. Hei, jika yang disini adalah orang lain, Dia hanya akan menanyaimu tentang kakakmu yang selebriti itu dan membuatmu semakin muak. Ayolah, kapan dia akan datang? Setidaknya aku harus sudah mandi saat dia kemari."

"Aku tak tahu, Rose. Sudahlah. Sebentar lagi akan ada orang yang datang membawa paket makanan dan beberapa barang. Kau ambil saja dan lakukan apapun yang Kau inginkan dengan itu."

"Ah, baiklah. Kau tahu aku hanya akan membiarkannya membusuk di meja makanmu." Jawab Rose kemudian pergi dari situ.


Esoknya, suara teriakan Rose hampir memecahkan gendang telinganya. Gadis cerewet itu pamer, Si bokong indah itu menjemputnya. Rose juga mengajaknya berangkat bersama Max tapi dia menolaknya. Max terlihat tak terlalu peduli tentang hal itu. Maggie bahkan tak meliriknya sedikitpun dan bejalan mendahului mereka.

Sesampainya di sekolah, Maggie tidak merasa semua hal menjadi baik. Sekolah terasa seperti dunia lain karena baunya terlalu aneh dan beragam. Teman-temannya berdandan dan menyemprotkan parfum seperti menyemprot pestisida pada tanaman. Mereka kemudian berjalan bersama dan melakukan hal-hal menjijikkan di semua tempat. Maggie muak melihatnya dan terus menghindar. Kemudian kelas dimulai, semua orang terlempar keluar dari dunia drama itu. Tapi sepertinya itu tak berlaku untuk Rose. Bahkan saat guru sedang memberikan materi, Rose tak berhenti berceloteh tak karuan tentang Si bokong indah.

"Bisakah Kau diam sebentar? Sekolah disini sangat mahal dan Aku harus membayarnya dengan nilai yang baik. Sebaiknya Kau pindah tempat duduk setelah pelajaran ini berakhir."

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang