5 : Rumah Perlindungan

96 27 8
                                    

Happy Reading Guys..😊😊😊

Charlie dan Peter selalu mengingatkan Maggie untuk menjauhi Brian Chandler. Mereka menganggap Brian psikopat, kejam, dan hal buruk lainnya. Padahal yang dia rasakan selama dekat dengan pria itu tidak demikian, menurutnya Brian adalah orang yang tidak sombong dan mengetahui cara memperlakukan wanita seperti yang Maggie sukai. Lebih dari itu, Brian selalu membuatnya nyaman dan berhasil mengusir jauh-jauh penyakit kesepiannya. Meskipun tak pernah menentang secara terang-terangan, tapi Maggie masih selalu menemuinya. Musim telah berganti, kali ini Brian membawa Maggie ke rumahnya.

"Wah, rumahmu besar sekali. Kau tinggal sendiri? Dimana orang tuamu?"

"Tidak sehebat yg kubayangkan. Tidak, aku bersama satu pelayan dan satu sopir. Mereka sudah meninggal."

"Oh, maaf."

"Tak usah dipikirkan. Kau bertanya karena belum tahu."

Maggie menyerahkan lukisan terakhirnya. Ketika tak sengaja tangannya tersentuh oleh Brian, pria itu menyadari ada sesuatu yang aneh.
"Kau baik-baik saja? Kau sakit? Badanmu panas sekali." Tanya Brian sambil menyentuh kening Maggie yang terasa jauh lebih panas.

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir."

"Apanya yang baik-baik saja? Rebahkan tubuhmu di sini dulu sementara aku membuatkan bubur untukmu. Kau tidak akan kubiarkan keluar dari rumah ini sebelum makan dan minum obat."

"Baiklah, terima kasih."

Beberapa saat kemudian. Brian kembali dengan membawa semangkuk bubur, segelas air dan sebutir obat untuknya. Begitu Maggie selesai makan dan minum obat, seseorang meneleponnya. Maggie kembali dengan wajah yang begitu buruk.

"Charlie tahu aku mendatangimu. Dia sedang bersama dengan Peter sekarang. Mereka mau kita menemui mereka."

Benar saja, di taman yang ditunjukkan Charlie, ada Peter disana. Brian berguman sekarang dia tahu kenapa hubungannya dengan Maggie begitu terkesan buruk bagi Charlie. Brian menggenggam tangan Maggie yang masi terasa panas dan membantunya berjalan dengan baik.

"Apa yang kau pegang dengan tangan kotormu itu, Brengsek!" Sambut Charlie.

"Aku tahu tanganku kotor. Tapi adikmu menyukainya dan membiarkannya menggenggam tangannya yang bersih." Jawab Brian tak kalah ketus. Maggie sempat takut dan hendak melepaskan genggaman Brian, namun Brian menggenggamnya lebih erat.

"Perhatikan apa yang akan Anda lakukan, Mr. Chandler! Tidakkan Anda merasa bahwa Anda terlalu berumur untuk anak ini? Mr. Thorburn tidak dapat mempercayakan adiknya pada Anda, tidakkah Anda berpikir bahwa pertimbangannya adalah kasus Anda dengan rumah tangga yang terdahulu?" Tegur Peter.

Brian hanya menyeringai kesal, sedangkan Maggie hanya diam dan ketakutan namun tak juga melepaskan tangannya dari genggaman Brian.

"Sadarlah, Maggie!! Dia gila, Maggie. Karena kebaikanmu, Dia menyukaimu dengan mudah. Kau tahu, istrinya terkena gangguan jiwa karena ulahnya. Salahkah jika aku melindungimu dari orang gila ini?" Charlie makin meninggikan suaranya.
"Bukankah beberapa waktu lalu Kau juga menyuruhku menjauh dari keluarga Thorburn? Gangguan jiwa, mati karena dimutilasi atau melarikan diri ke luar negeri? Kau bahkan tak tahu benar apa yang sedang Kau ucapkan, Charlie. Intinya, Kau melarangku bergaul dengan siapapun. Kemudian apa yang bisa kulakukan? Bukankah aku hanya akan selalu menuruti perintahmu? Sebenarnya apa arti aku di matamu? Adik atau pesuruhmu? Kehidupan macam apa yang Kau izinkan untuk kujalani, Charlie?" Tanya Maggie bertubi-tubi sambil menangis. Brian memeluknya, memberinya kekuatan. Kemudian tempat itu sunyi dan mereka tak lagi mendengar isakan Maggie. Maggie jatuh pingsan.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang