Happy Reading Guys..😊😊
"Hei, ada apa deganmu? Kau tahu, wajahmu terlihat seperti akan memakanku hidup-hidup."
"Jawab saja pertanyaanku. Apa yang sedang Kau sembunyikan dariku?"
"Apa? Kau terlalu sensitif juga hari ini. Aku tidak berbicara dengan siapapun, hanya menghafal naskah. Aku akan mulai syuting lagi malam ini."
"Aku melihatmu meletakkan ponselmu tadi."
"Dalam seni peran, ada sesuatu yang disebut 'properti', Nona. Tidak tahukah Kau tentang itu?"
Maggie meninggalkan kamar Charlie tanpa mengatakan apapun, masih dengan perasaan curiganya. Kemudian mengacak rambutnya sendiri dengan kasar untuk menyingkirkan kecurigaan butanya.
Sesaat setelah matahari kembali ke peraduannya, Maggie sudah tidak melihat kakaknya di rumah. Pelayan mengatakan padanya bahwa Charlie di jemput van dari agensinya beberapa saat lalu. Maggie segera menyiapkan pakaiannya ke dalam kopor dan menghubungi Rose.
"Aku ke sana, Rose."
"Kau masih di rumah?"
"Ya. Aku baru selesai menyiapkan kopor. Kau mau menjemputku?"
"Iya. Tetap di sana sampai aku datang, oke?"
"Baiklah, Kau sangat romantis." Ejek Maggie.
"Sebaiknya Kau mengamankan wajahmu dari tendanganku, Maggie yang seksi."
Tak lama kemudian Mrs. Lott mengatakan pada Maggie ada sebuah mobil yang datang.
"Bayiku sudah benar-benar dewasa. Kau akan pergi berkencan?" Goda nenek berbadan tinggi besar itu.
"Tidak. Aku.." Kalimatnya terhenti begitu melihat Peter berdiri di ruang tengah.
"Hai. Kau sudah siap?" Sapa Peter yang mengenakan Trench Coat, sukses mengelabuhi siapapun yang melihat tentang usianya sekarang. Maggiepun sedikit terkejut melihatnya.
"Ah, iya. Aku sudah siap."
Peter membantunya menarik kopor dan memasukannya ke bagasi mobil. Mrs. Lott terus tersenyum melihatnya dan Maggie bergantian."Ini benar-benar tidak seperti yang Kau bayangkan, Mrs. Lott. Sama sekali tidak. Dia itu kakak Rose si mulut besar itu." Maggie berbisik meyakinkannya, tapi sepertinya tidak berhasil.
"Jaga Nona kami dengan baik, Tuan Muda. Kau bilang tadi namamu Peter, kan?"
"Iya. Aku akan menjaganya, Mrs. Lott. Anda bisa memanggilku Peter saja lain kali."
Mobil Peter melaju dengan cepat, tak terasa karena keduanya terus mengobrol tentang banyak hal selama diperjalanan. Ternyata Peter juga pernah mengikuti lari marathon selama masa sekolahnya dulu, fakta baru yang tak pernah diketahui Maggie sebelumnya. Dia juga menyukai music Jazz, Art Tatum dan Count Basie sama seperti Maggie.
Sesampainya di rumah Rose, Maggie disambut dengan sangat baik. Di hari pertama kunjungannya Maggie sudah diajari membuat pancake yang sangat enak. Berada di tengah keluarga ini terasa sangat melegakan baginya. Waktu favoritnya adalah makan malam, saat dimana semua orang berkumpul, mengobrol, dan tertawa. Saat dimana Peter berhenti mengerjakan sesuatu di ruang kerjanya dan keluar dengan senyuman khasnya.
"Sepertinya Kau selalu sibuk. Apa kasusmu kali ini menarik?" Tanya Maggie sambil menatap Peter, membuat keluarga kecil yang mengelilingi meja ini seakan membeku. Ini adalah pertama kalinya Maggie bertanya terlebih dahulu pada Peter.
"Ya, bisa dibilang begitu. Tapi aku tidak mengatakan apa itu pada siapapun. Mohon pengertiannya. Tanyakan apapun yang ingin Kau tahu selain pekerjaanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
RomanceMaggie, gadis yang bermimpi menjadi pelari. Dia hanya ingin berlari tanpa memikirkan apa itu penghargaan dan pengakuan. Baginya, hidup adalah berlari. Tapi rute hidupnya sungguh rumit, tanpa satupun yang tahu bahwa sebuah bintang menyertai setiap la...