Degh!
Jantung Fafa seolah berhenti berdetak melihat Kak Umar yang mulai menelusuri satu-persatu anak tangga. Bagaimana pun, Fafa sangat sulit untuk menyembunyikan perasaannya.
"Faa... Bukannya itu kak Umar dan kak Alif ya?" Ujar Kayna sembari memastikan
"Iyaa, ana tau kok Kay. Yaudah ayo kita kasih sekarang bukunya." Ujar Fafa seolah-olah tak ada perasaan apa-apa ketika melihat Kak Umar.
"Kak Umar, ini buku kaka dari Bu Andini."Ujar Kayna
"Syukron.." Ujar Umar singkat. Ya Umar memang seorang laki-laki yang taat beragama. Bahkan bisa dibilang dari teman seangkatan nya ialah yang paling istiqomah. Bahkan ketika menimpali Fafa dan Kayna pun Umar menunduk. Menjaga dengan baik pandangannya.
"Eh Fafa sama Kayna..Lagi pelajaran siapa nih?" Ujar kak Alif
"Pelajaran bu Andini kak." Fafa membalas.
"Iyaa kak.. tadi kami disuruh bu Andini ngembaliin buku tulisnya kak Umar." Kayna menambahkan
"Ooh... Anak X-MIA 1 ya? baru saja kakak sama Umar mau ke kelas X-MIA 1, buat ngambil buku tulis nya Umar di Bu Andini. Ya kan Mar?" Ujar Alif sembari menoleh kearah Umar. Namun, Umar tetap menunduk sembari menjawab dengan singkat.
"Iya." Jawab Umar singkat
"Yaudah kak kita balik ke kelas dulu ya." Ujar Fafa
"Iyaa, makasih yaa Fa, Kay. Udah dianterin buku nya. Makasih udah capek-capek nganterin sampai ke lantai 2 ini." Ujar ka Alif
"Iyaa Kak. Sama-sama." Fafa dan Kayna menjawab bersamaan sembari mulai menuruni anak tangga.
"Fa, kenapa sih, kak Umar jawabnya singkat gitu. Mana bilang makasih nya juga seadanya lagi."Ucap Kayna sedikit kesal
"Hush, gaboleh gitu ah Kay." Timbal Fafa
"Ih aku seriusan Faa, daritadi tuh ka Umar nunduk muluuu. Bukannya senyum atau apa gitu. Ini mah boro-boro." Kayna kembali meneruskan rasa kesalnya itu
"Bagus dong kalo gitu.. Itu artinya, ka Umar sedang menjaga pandangannya. Dan ia tidak mau mencari perhatian akhwat. Menurut ana, di zaman yang sekarang ini, sangat limited edition. Menurut ana ciri-ciri lelaki idaman itu yaa seperti itu Kay." Ujar Fafa
"Ya, tapi kan Fa..." ucap Kayna
"Udahlah, nggak usah bahas itu. Mending kita masuk kelas sekarang." Ucap Fafa
Mereka pun masuk kelas dan mengikuti jam pelajaran seperti biasa.
●●●
"Fa, anti di suruh bu Afifah tuh ke kantor."Ujar salah satu teman kelasnya
"Ooh, oke. Syukron infonya." Ujar Fafa
Fafa pun berjalan menuju kantor seorang diri. Tak seperti biasanya yang kemana mana selalu ditemani oleh sahabat nya Kayna. Rasanya melihat Fafa tanpa kayna bagaikan melihat Mawar tanpa durinya... Terlihat janggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ITU FITRAH
Teen FictionCinta Itu Fitrah, maka harus dijaga kesuciannya. **** Akankah Fafa mampu tetap menjaga fitrahnya? Atau justru terbawa arus mengikuti teman-temannya?