Hmm

20 0 0
                                    

Raffi awalnya terkejut karena tidak mengenal abi Fafa. Namun, setelah mengetahui bahwa yang ingin menolong tersebut adalah abinya Fafa, Raffi pun memberi tahu kondisi ibunya yang sebenarnya.

"Pak, tolong ibu saya. Ibu saya benar-benar butuh pertolongan."

"Ibu kamu sakit apa, Nak?" Tanya abi Fafa

"Tidak tahu Pak, namun seminggu belakangan ini, ibu terlihat selalu pucat dan lemas. Dan beberapa hari kebelakangan ini, ibu juga sering pingsan." Ujar Raffi menjelaskan

"Innalillaahi, mari Nak, kita bawa ibu kamu ke rumah sakit menggunakan mobil saya." Ucap ayah Fafa sembari menengok ke  arah Raffi dengan perasaan cemas

Sementara Fafa hanya diam saja memperhatikan keadaan. Wajah ibanya terpasang jelas dalam raut wajahnya. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa. Menyapa Raffi pun ia tak berani.

Raffi terlihat membawa ibunya ke dalam mobil Fafa dengan sekuat tenaga.

Sementara Fafa dan abinya masuk ke dalam mobil terlebih dahulu untuk memberikan tempat yang nyaman bagi ibunya Raffi.

"Nak Raffi, Ibu nak Raffi saya antar ke rumah sakit. Nak Raffi mau ikut dengan kami atau menggunakan motor untuk menyusul ke rumah sakit?" Tanya abi Fafa

"Sebelumnya terima kasih banyak, Pak. Raffi nitip ibu ya. Raffi nyusul pakai motor ke rumah sakit." Ucap Raffi masih dengan wajah cemasnya memperhatikan wajah ibunya.

Ibu Raffi masih terlihat pucat. Sorot matanya begitu sendu. Dari bibir pasinya terlihat lantunan dzikir yang tiada henti-hentinya.

"Baik Raff, kamu tenang aja. In syaa Allaah aku dan abi akan mengantarkan ibumu ke rumah sakit segera." Ujar Fafa yang baru pertama kali berbicara lagi dengan Raffi

"Terima kasih Fa, terima kasih banyak Om." Ujar Raffi sembari mengulas senyuman sendu pada Fafa dan abi Fafa. Kemudian Raffi pun pamit pada mereka dengan tak lupa mencium kedua tangan ibunya lekat-lekat setelah itu salim kepada abi Fafa tanda terima kasih.

"Oke, kami duluan yaa. Hati-hati di jalan Nak." Ujar abi Fafa yang kemudian langsung menyalakan mesin mobil dan mengendarainya dengan cepat namun penuh kehati-hatian

Raffi pun mengikuti mobil abi Fafa dari belakang menggunakan motor kesayangannya.

****
Sementara di dalam mobil, Fafa cukup panik. Ia terus memandang ke arah ibunya Raffi sembari membacakan do'a-do'a dan memberikan harapan kepada ibunya Raffi.

"Buu.. Sabar yaa Bu, in syaa Allaah sebentar lagi sampai rumah sakit. Ibu harus kuat!" Ujar Fafa sembari mengusap dahi ibunya Raffi

Ibunya Raffi tak menjawab, hanya dapat memberikan seulas senyuman kepada Fafa.

"Fa, bagaimana keadaan ibunya Raffi?" Tanya Abi sambil mengemudikan mobilnya

"Hmm, masih lemas Bi." Ujar Fafa sembari memperhatikan goresan wajah ibunya Raffi

Waktu menunjukkan pukul 06. 57, itu artinya 3 menit lagi Fafa masuk kelas. Untung saja, hari ini hanya ada pertandingan olahraga antar kelas. Jadi, Fafa tak merasa risau tertinggal materi pembelajaran.

●●●

"Ih Raffi kok belum datang sih tumben banget." Ujar Salsha sedikit cemas

"Dioo, lihat Raffi di kantin nggak?"
Ujar Salsha menghampiri Dio. Karena biasanya dia selalu dekat dengan Raffi.

CINTA ITU FITRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang