Bait Selaksa

12 0 0
                                    

Mengagumimu dalam diamku. Entah harus berapa lama ini bertahan. Aku tak tahu, apakah aku mampu terus bertahan dalam perasaan ini. Apakah aku mampu menjaga fitrah yang Allah titipkan padaku?
Aku memang mengagumimu, tapi biarlah rasa ini kusimpan dengan rapi di tempat yang seharusnya.
Biar tak ada harap yang berlebihan, biar rasa ini suci, tertata dengan indah di tempat yang semestinya.
Aku tak tahu, apakah kamu juga merasa. Namun bagiku, tentang rasamu padaku bukanlah suatu yang harus kuketahui kini.
Kau tahu? Kutuliskan bait-bait ini dengan penuh rasa. Mengalir bak air sungai yang begitu deras mengalunkan riaknya.
Namun, semua ini bukan hanya tentangmu saja. Melainkan tentang bagaimana aku harus taat pada Sang Maha Cinta.

Fafa menutup diary catatannya.

"Huh! Rasanya, hari ini cukup melelahkan," gumam Fafa

Memangnya benar ya, Kak Umar tuh dekat dengan Kak Risa?
Fafa bertanya dalam hatinya.

"Ish, apa sih Fa, ngapain juga mikirin mereka." Gumam Fafa

Fafa kembali membuka diary catatan miliknya. Membaca ulang apa yang telah ia tulis tadi.

"Ih haha kok geli sih bacanya. Astaghfirullaah. Tapi gapapa deh, toh ini kenyataan. Dan nggak ada yang tahu tentang ini, kecuali Allaah sang Maha mengetahui segala isi hati." Fafa membaca ulang kata demi kata yang ia tulis tadi. Memang agak lebay, tapi begitulah perempuan, saat ada yang ia rasakan, ia untaikan dalam bait-bait pena.

Fafa menutup buku diary miliknya.
Sebelumnya ia menuliskan kata-kata 'quotes of the day' miliknya.

Terima kasih selalu menjadi motivasi untuk menjalani hari. Semoga selalu dalam lindungan Allaah.

Fafa tersenyum memandang buku diary miliknya. Banyak sekali rasanya bait-bait yang ditulis di dalamnya.

Fafa membuka ponsel miliknya.

Assalamu'alaykum Fa. Alhamdulillaah Ibuku sudah boleh pulang. Sekali lagi, makasih banyak yaa Fa. -RaffiMIPA1

"Hmm, Alhamdulillaah, ternyata ibunya Raffi sudah pulih."Fafa berdecak senang. Namun, lagi-lagi ia bingung untuk membalas pesannya Raffi

"Balas nggak ya? Balas nggak ya? Huufttt," gumam Fafa yang semakin menunjukkan kebingungannya.

"Yaudah deh nggak apa-apa. Balas singkat aja. Tanpa emot, tanpa dipanjang-panjangin hurufnya. Oke oke," lanjut Fafa kemudian mulai mengetik sebuah kata

"Eh, bentar-bentar. Kalau kayak gini, sombong banget ga sih?" Fafa pun memperhatikan kata-demi kata yang diketiknya

Iya. Sama-sama.

"Hmm.. Nah, loh. Ah, nggak tau deh. Biarin aja." Fafa pun segera memencet tombol 'send'. Namun...

"Eh, nggak deh, kayaknya teralalu jahat banget aku kalau cuma jawab singkat gitu." Fafa mulai terlihat sifat ketidakenakannya.

"Hmm kayaknya aku revisi dikit aja deh."

Okee Raffi Sama-samaa ya. Qadarullaah tadi bisa membantu sedikit. Semoga ibu kamu sehat selalu ya!
Send.


CINTA ITU FITRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang