Killer Teacher

407 23 0
                                    

Kami semua menundukkan kepala. Dari berita yang  kami dengar, kami akan dibimbing oleh guru baru untuk menghadapi ujian nasional beberapa minggu lagi. Guru itu seorang wanita yang sekarang... tengah berjalan mondar-mandir memandangi kami satu per satu. Beliau tidak ingin dipanggil Mrs. Kami harus memanggilnya Madam.

“Siapa namamu?” tanya guru baru itu ketika berdiri di hadapan Smith.

“Bobby Smith, Madam.” Jawab Smith dengan nada lembut.

“Kau itu... laki-laki atau perempuan? Laki-laki tidak  pantas memakai bando ini!!” Dengan kasar guru itu mengambil bando telinga tikus yang dipakai Smith dan mematahkannya begitu saja.

“Itu bando kesayanganku.” Lirih Smith sambil menatap nanar bandonya yang sudah terbelah dua, Matt menepuk punggung laki-laki cantik itu untuk menenangkannya.

Cukup lama guru itu berdiri di hadapan Natasha, sepertinya mereka berdua pernah bertemu sebelumnya. “Sangat disayangkan, gadis cantik sepertimu memiliki ingatan yang payah. Hanya tata riasmu saja yang meningkat.”
Aku setuju dengan ucapan guru itu. Karena dia ahli dalam merias, dia bisa mengubah wajah monsternya menjadi cantik jelita. Dan lagi, ingatannya juga payah. Aku terkikik melihat monster cantik itu mati kutu di depan guru baru kami.

Setelah melewati beberapa murid, kini guru itu berdiri di hadapanku. Kami bertatapan, aku mencoba untuk tersenyum tapi rasanya sulit sekali seakan ada yang menahan wajahku.

“Apa arwahmu tertukar dengan laki-laki kemayu itu?” Mendengar penuturannya tadi membuatku ingin menendangnya ke Antartika. Ada yang salah denganku? Aku sama saja dengan siswi lainnya, apa pandangan guru itu sedikit kabur?

Selesai menginterogasi kami, guru itu kembali duduk bersandar pada sebuah meja dan menatap tajam kami, para murid yang tidak beruntung yang akan diajarkan oleh beliau hingga menjelang ujian. “Yoo Eui Joo.” Gumamnya.

“Apa???”

“Nama saya adalah Yoo Eui Joo.”

Oh, jadi guru itu berasal dari Korea. “Saya akan membimbing kalian selama satu minggu untuk menghadapi ujian nasional. Kelas akan dimulai setelah jam istirahat selesai, kalian akan dipindahkan ke Lab Bahasa untuk mengikuti bimbingan saya. Kalian boleh keluar!!” Lanjutnya panjang lebar.


-ooo-


Kami semua berkumpul dalam satu meja,  memakan makanan kami tanpa ekspresi. Kami masih kesal terhadap guru itu. Bagaimana tidak? Di awal pertemuan saja, guru itu sudah menilai kami sembarangan. Bahkan, guru itu juga bilang kalau sekolah kami lebih tepat disebut fakultas pelatihan model.

“Ingin sekali aku menendang guru itu ke Kutub Utara, tidak peduli kalau guru itu mengalami hipotensi dan dimakan beruang kutub.” Gerutuku menggebu-gebu.

“Bukan hipotensi, tapi hipotermia.” Matt meralat ucapanku.

“Itu maksudku.”

“Smith, kau kenapa?” tanya monster cantik itu.

“Bando yang tadi itu aku dapatkan ketika memenangkan kompetisi kecantikan di Jepang. Itu bando yang sangat berharga sekali, ini pertama kalinya aku memakai bando itu dan... dan sekarang bando itu patah.” Aku memeluknya, aku tahu betul bagaimana rasanya jika kehilangan benda yang kita sayangi.

Semua menghembuskan napas, mungkin ini adalah awal bagi kami untuk mengalami masa militer yang seharusnya tidak terjadi. “Charles, bukankah kau  harusnya tahu siapa yang akan menjadi guru  pembimbing kita?” tanya Lussy pada Charles, laki-laki tampan itu memasang wajah lesu.

“Yang aku tahu, Mr. Enzo tidak dapat membimbing  kita karena beliau dipindah tugaskan ke Sydney. Aku tahu mengenai guru baru pengganti Mr. Enzo, tapi aku tidak tahu kalau beliau akan segalak ini.”

Stories At SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang