Semua murid Britania tengah disibukkan oleh buku-buku tebal didepan mereka. Besok, ujian kelulusan akan segera dilangsungkan dan itu tandanya... tidak ada waktu untuk bermain lagi. Ingat Venus Summer Shine, tidak ada waktu untuk bermain lagi. Aku ingin menjadi desainer ternama, ingin melihat orang-orang memakai pakaian hasil rancanganku.
Semua murid dikumpulkan di perpustakaan untuk belajar bersama walaupun hari ini adalah akhir pekan yang biasanya selalu kugunakan untuk bermalas-malasan. Karena besok ujian pertama akan dimulai, kami semua diharuskan untuk belajar di perpustakaan dari pagi hingga malam. Tak ada yang dibedakan saat ini, tak ada lagi yang namanya primadona Britania ataupun murid-murid aneh, semua sama.
“Semuanya, dengarkan!” Seru Kepala Sekolah ketika kami tengah sibuk membaca. “Akan ada enam mata pelajaran yang diujikan, yaitu: Pengetahuan Alam, Pengetahuan Umum, Pengetahuan Sosial, Bahasa Asing, Matematika, dan yang terakhir... Kelas Seni.” Lanjutnya dengan lirikan mata yang tajam, lebih tajam dari belati.
“Perlu diperhatikan, ujian hanya berlangsung sekiranya kurang lebih dua jam. Terima kasih.” Kepala Sekolah kembali ke kantornya untuk memantau kami dari CCTV. Walaupun menyenangkan, tapi ketika menghadapi ujian sekolahku ini akan menjadi sekolah paling menakutkan.
“Aku belum pernah merasakan belajar seperti ini sebelumnya.” Ujar Eli begitu semangat.
“Memangnya bagaimana dengan sistem pendidikan di Jerman?” Tanya Lussy yang masih terfokus pada buku setebal tiga ratus halaman di depannya.
“Di Jerman, kita diwajibkan belajar selama 13 tahun–”
“Apa? 13 tahun!!” Teriakku tanpa sadar.
“Ssstt!!!” Aku tersentak terkejut dan meminta maaf sambil menundukkan kepala beberapa kali.
“Pendidikan disini ada tiga tingkatan 'kan. Tingkatan dasar, tingkatan pertama, dan tingkatan menengah. Kalau di Jerman hanya ada dua tingkatan, yaitu tingkatan dasar dan tingkatan lanjutan. Ada tiga tingkatan dalam tingkatan lanjutan, yaitu Gymnasium, Realschule, dan Berufschule.” Eli menghentikan penjelasannya, menatap kami semua apakah kami sudah memahami penjelasan gadis itu.
“Gymnasium adalah tingkatan dimana kalian mampu melanjutkan ke perguruan tinggi, Realschule adalah tingkatan dimana kalian bisa melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja, dan Berufschule adalah tingkatan bagi kalian yang tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi.” Lanjutnya.
“Oh, jadi seperti itu.” Kami kembali membaca buku dan menghafal bagian-bagian terpenting dari isi buku tersebut.
-ooo-
Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Kepala Sekolah tapi saat ini, kami semua berkumpul menjadi satu di sebuah aula. Lengkap dengan kertas ujian serta empat pengawas yang berjaga di setiap sudut. Dengan sistem ujian seperti ini, yakinlah akan ada banyak murid yang memikirkan cara bagaimana caranya mencuri jawaban dari teman lain.
“Kalian tahu apa hukuman bagi murid yang ketahuan menyontek???” Tanya Kepala Sekolah di depan kami semua.
“Tidak diluluskan dan akan mengulangi dua tahun lagi.” Jawab kami serentak. Menakutkan sekali, tidak lulus dan kembali mengulang dua tahun lagi.
“Bagus, kerjakan... sekarang!!” Aku mulai membuka lembar demi lembar kertas ujian itu, hari ini kami harus berhadapan dengan rumus newton, lumut, dan air raksa. Ya, benar sekali. Hari ini kami akan mengerjakan soal Pengetahuan Alam.
Perlu kalian ketahui, sebenarnya aku sangat pandai dalam fisika dan biologi tapi kalau kimia... jangan tanya padaku. Aku akan memasukkanmu dalam karung dan membuangmu ke Air Terjun Niagara.Aku melihat sekeliling. Di sudut A ada Mrs. Shabina yang berjaga, Mrs. Shabina terkenal akan sikapnya yang menakutkan seperti Dewi Neraka.
Mungkin karena terlalu gugup, beberapa diantara mereka terlihat tengah menggaruk kepala mereka yang tidak gatal, ada yang menghitung kancing karena otak mereka buntu karena tak bisa menemukan jawaban, atau mungkin mereka takut karena penglihatan para guru pengawas yang begitu tajam bahkan mereka bisa tahu siapa yang menyontek walaupun orang itu duduk di bagian sudut belakang sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories At School
HumorSemuanya terjadi di sekolah yang pada awalnya tidak kuinginkan. Banyak hal yang terjadi di sekolah itu. Aku dan sahabat-sahabatku menemukan berbagai macam cerita berbeda setiap hari, dan inilah ceritaku tentang sekolahku.