Bab 16

18 2 0
                                    

"Apa yang anda lakukan disini?" tanya Momo dengan suara yang tegas dan dingin. Pria tua dihadapannya itu mengepal keras.

"Kembalilah ke rumah, semua menunggumu."

Momo mendecih, sementara Juno bingung harua berbuat apa.

"Jadi anda semua masih peduli dengan saya? Tidak puas menganiaya saya?" ucap Momo dingin.

"Jaga kata-katamu, aku ini ayahmu!"

"Ayah? Maaf, saya tak memilikinya."

Kemudian suara tamparan yang begitu keras terdengar. Membuat Juno turun dari motornya dan menarik Momi mundur.

"Saya tidak tahu apa masalah anda dengan Momo, tapi lebih baik anda pulang sekarang." ucap Juno. Pria tua dihadapannya menatapnya garang.

"Terserah kau saja! Anak brengsek!" umpatnya, kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Juno menatap wajah Momo yang kembali luka. Wajahnya semakin merah dan ia yakin itu pasti sangat perih. Lalu hal yang membuat Juno terkejut adalah air mata yang keluar deras dari kedua mata gadis itu.

Entah inisiatif dari mana, Juno memeluk Momo dengan sangat erat. Ia benci melihat seorang gadis atau wanita menangis, terlebih-lebih jika itu ibunya. Juno memeluk gadis itu sangat erat. Momo hanya diam dan terus menangis, namun perasaannya kini sedikit menghangat berkat pelukan dari Juno, meskipun rasa sakitnya masih sangat terasa.

"Juno."

Lelaki itu melepaskan pelukannya dan melihat air mata Momo yang mulai mengering.

"Cepatlah pulang." tukas Momo. Juno ingin menatapnya lebih lama, namun pada akhirnya ia melakukan apa yang dikatakan Momo, pulang kerumahnya.

---

"Apa maksudnya?! Apa dia tidak sadar bahwa rambutnya itu palsu?! Oh ayolah, semua orang tahu bahwa kau adalah orang Jepang!" seru Bunga ketika Momo menceritakan perihal ia dibully oleh Grace cs. Tentu saja Bunga yang memaksanya bercerita.

"Hentikan celotehanmu itu, berisik." rutuk Momo. Ia masih mengingat kejadian kemarin dengan Ayahnya.

"Kenapa kau tidak melawannya saja?" Bunga tidak mau berhenti berbicara dan Momo merasa sangat terganggu karena buku mitologinya jadi tidak selesai-selesai.

"Aku tak mau mencari masalah dengannya." jawab Momo.

Bel masuk kelas berbunyi nyaring diseluruh penjuru koridor. Momo bangkit dari kursi kantin untuk menuju kelasnya. Namun hal sial menimpanya kembali, ia di cegat oleh Grace cs.

"Diselamatkan oleh pangeran, huh? Aku tidak menyangka kau bisa pulang dengan selamat." ucap Grace yang kini sudah menyedot perhatian para murid yang tersisa di kantin.

"Minggir, aku ingin masuk ke kelas." ujar Momo.

Grace yang geram pun mengambil mangkuk yang berisi sisa kuah bakso untuk di siram diatas kepala Momo, namun sayangnya ia nengenai kepala orabg lain. Tidak. Lebih tepat nya ada seseorang yang mengorbankan diri.

Ia Juno.

Lelaki dengan posisi tengah memeluk Momo dari belakang dan menghindari nya dari siraman kuah bakso itu adalah Juno. Kepala dan pundaknya basah oleh kuah bakso.

Ya, semua pengunjung sungguh kaget dengan kejadian tersebut. Bahkan Grace sendiri ingin menggetokkan kepalanya ke dinding.

"Hentikan perlakuan konyol mu, Grace. Atau selanjutnya kau akan menerima akibatnya." ujar Juni dengan nada dingin.

Momo membulatkan bola matanya terkejut. Juno hanya menggeretnya menuju ruang teater. Gadis itu memandang punggung lelaki dihadapannya ingin menangis. Juno mengoloknya ketika mereka pertama kali bertemu namun kenapa saat ini ia malah bersikap baik padanya.

Tolong jangan membuatku bingung. Batin Momo.

----

*NariGaje*

Halohaaa!! Alive kembali update, ulala!!!

Neva lagi gembira! Neva diterima jadi author di Twice Fanfiction Indonesia (TWFI) #NevaItuKpopers #NevaItuOtaku

Semoga abis ukk jadi lebih sering update yaa, aminnnnn!

Sincerely, Neva.

AliveWhere stories live. Discover now