Bab 17

21 1 0
                                    

Yakk! Kenal castnya Momo? Iya karena aku ngefans ama dia, especially dance nya dia... Jdi aku ksih video

Momo nari di media yaa

----

Momo tengah menunggu Juno yang sedang mengganti bajunya karena insiden tadi. Tak lama kemudian lelaki itu keluar.

"Kenapa kau ada disini? Cepat kembali ke kelas." katanya. Momo menggeleng keras. Juno mengerutkan dahinya.

"Kau...Tidak apa?" tanya Momo sambil menunduk karena tak ingin ditatap oleh Juno.

"Ya, aku baik-baik saja." jawab Juno.

"Apa ada yang sakit? Kuah bakso tadi masih panas."

Juno mengerjapkan kelopak matanya. Gadis ini bisa cerewet juga, pikirnya. Namun kemudian Juno tersenyum.

"Tidak sama sekali, pirang. Sekarang ayo kita kembali ke kelas atau kita akan dihukum." jawab Juno sembari melepas kuncir rambut Momo, membuat rambut blonde indahnya jatuh menjuntai.

Kali ini Momo hanya diam. Gadis itu berjalan dibelakang Juno dengan pikiran yang berkecamuk. Lelaki dihadapannya ini seketika bersikap baik padanya. Tapi memang mungkin saja Juno adalah orang yang baik.

"Lain kali jika kau melihat Grace, lari saja. Maksudku, berputarlah arah." tukas Juno.

"Ya."

Kemudian Juno memasuki kelas terlebih dahulu, barulah Momo masuk. Semua murid dikelasnya hanya diam menatapnya. Bahkan tak segan-segan ada yang menatapnya begitu lekat.

"Hentikan itu. Aku bersumpah kedua bola mata kalian akan keluar jika terus memandanginya." sindir Juno.

Semua murid mengalihkan pandangannya. Momo yang terkejut menoleh kearah Juno yang kini dengan santai mencoret-coret sesuatu di bukunya.

Ada apa 'sih dengan lelaki itu? Tanya Momo dalam hati.

---

"Paman Sam, terima kasih untuk kopinya." ucap Momo.

"Tentu saja."

Sore itu sepulang sekolah, Momo mengunjungi toko buku bekas Paman Sam. Jika saja ia bisa bekerja paruh waktu disini, ia pasti tidak akan bosan. Sayang sekali Paman Sam tidak mengizinkannya dengan alasan takut nilai Momo turun.

"Bagaimana dengan buku yang kau pinjam?" tanya Paman Sam. Kemudian gadis itu kembali teringat buku tua yang tak lain adalah milik mendiang ibu kandung Juno.

"Cukup menarik, Paman. Aku rasa dugaanku salah bahwa buku itu membosankan." Jawabku. Paman Sam tersenyum.

"Sudah sangat lama sekali kejadian itu terjadi. Sulit dipercaya bahwa wanita cantik itu telah tiada." Jelas Paman Sam. Momo hanya diam karena ia tahu yang dimaksud Paman adalah ibu Juno.

"Beruntungnya adalah bakatnya turun ke putranya." Ucap Paman Sam. Sontak Momo teringat akan Juno. Tak heran bahwa lelaki itu sungguh mempesona ketika menari, bakat tersebut berasal dari sang ibu.

"Pasti wanita itu sangat cantik." gumam Momo.

---

Hari ini Momo melihat pemandangan buruk. Ya. Sangat buruk.

Grace yang tengah menggoda Juno dengan seragam ketatnya. Kancing bajunya akan lepas jika Grace semakin memajukan dadanya.

Dengan bergegas Momo menuju loker kelasnya. Ia bertemu Bunga di koridor, yang tanpa babibu langsung bercerita mengenai bagaimana Grace menggoda Juno pada Momo.

"Berhentilah, aku sudah bilang bahwa aku melihatnya. Jadi tak ada gunanya kau menceritakannya kembali." Jelas Momo.

"Tapi itu sungguh menjijikan. Tetapi kabarnya, Juno tidak merespon sama sekali, bahkan lelaki itu sempat mengejek Grace." Ungkap Bunga. Momo hanya menaikkan alisnya.

"Sudah bicaranya? Aku mau ke ruang guru. Sampai jumpa." Ucap Momo. Bunga hanya mengangguk.

Namun kesialan kembali menghampiri Momo. Ia digeret oleh Grace cs. Bukankah beberapa menit yang lalu gadis berambut blue ocean itu sedang bermanja ria dengan Juno?

Momo diguyur dengan air dingin. Jangan lupa es batu yang ada di dalamnya. Sayangnya, hari saat itu masih pagi. Udara dingin menyelimutinya juga.

"Juno benar-benar berubah karenamu. Sadarlah, kau hanya murid berkacamata dan seragam over-sized yang tak ada apa-apanya denganku!" seru Grace tepat didepan wajahnya.

"Aku tak mengerti apa maksudmu." ucap Momo. Grace mendecih.

"Juno yang biasanya mau melayaniku kini bahkan melirikku saja tidak sudi. Itu semua karenamu, bodoh!" umpat Grace. Momo tertawa meremehkannya.

"Sadarkah kau bahwa kau telah menjual harta terbesar dalam dirimu? Maaf, aku tidak semudah itu menyerahkan tubuhku hanya untuk seseorang semacam Juno. Permisi." Ucap Momo panjang lebar. Gadis itu kemudian meninggalkan Grace dan teman-temannya yang terpaku karenanya.

Belum sampai disitu saja. Saat hendak menuju loker untuk mengambil pakaian ganti, Juno menghadangnya.

"Sudah berapa kali kubilang untuk menjauh saja dari gadis itu?" Juno memasang wajah datar kesalnya. Momo hanya memutar kedua bola matanya.

"Bukan urusanmu. Tak perlu membantuku lagi, itu hanya akan merepotkanmu." jawab Momo.

"Tentu saja itu urusanku! Kau milikku! Itu berarti apa yang terjadi padamu merupakan urusanku juga." Ucapnya menggelegar

Hening sudah koridor disekitar loker yang tadinya ramai. Semua murid menatap kedua insan yang tak lain adalah Momo dan Juno.

Momo yang merasa risih dengan keadaan tersebut hanya mendecak kesal. Akan percuma juga jika ia kabur.

"Aku tidak paham denganmu, Juno. Kau selalu mengejekku, bahkan membuat diriku menderita. Lalu kau bersikap baik dan mengklaim diriku adalah milikmu?!" Jelas Momo.

Juno terdiam mendengar penuturan Momo.

"Kau sedang tidak waras." Ucap Momo, lalu berlalu meninggalkan Juno.

----

Author ketjeh is back!!!

Woooooo! Setelah menempuh waktu yang sangat memuakkan akhirnya exam is over 👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏 #HappyForLife

Ditunggu kelanjutannya kayy!

See ya!

Sincerely, Neva.

AliveWhere stories live. Discover now