KRIIIIIING!!!
Suara keras jam beker memekakan apartemen mungil itu. Sebuah tangan mungil keluar dari selimut menggapai-gapai ke sebuah meja kecil disamping tempat tidur. Mencoba meraih benda yang mengeluarkan suara melengking itu. Dengan susah payah akhirnya tangannya meraih jam beker yang berbentuk mickey mouse dan mematikan jam beker tersebut.
Angela Wirawan, dengan mata masih sayu mencoba menatap angka yang ditunjukkan kearah jarum jam dan dia menjerit lalu dengan kalang kabut, melempar selimutnya dengan asal dan terbangun dari tempat tidur.
"Oh... sial.. sial.. mengapa jam itu berbunyi pukul 7.30!!" Umpan Angela dengan kalang kabut. Gadis itu tidak habis pikir, mengapa bisa sampai kesiangan seperti ini?Lalu dengan langkah cepat Angela mengambil handuk digantungan dan menuju kamar mandi dekat dapurnya. Angela masih saja mengomel panjang pendek sambil membuka piyama dan menghidupkan showernya, lalu mandi dengan tergesa-gesa.
Tidak ingin berlama-lama, Angela segera menyudahi aktivitas mandinya, melangkah menuju lemari untuk mencari pakaian mana yang cocok untuk dirinya. "Sial! Bagaimana bisa aku hanya mempunyai celana jins dan kaos saja dilemariku?"
Dengan mengambil asal-asalan akhirnya Angela mengambil rok hitam selutut, kemeja putih panjang yang sedikit kumuh dengan sepatu bersol. Ia segera merapihkan rambutnya, lalu menguncir rambut pirangnya secara ekor kuda.
Hari ini Angela mendapat panggilan dari perusahaan terbesar di Jakarta. setelah 1 bulan gadis itu mengirimkan surat lamaran. Dengan nilai, yang cukup memuaskan dan dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi. Gadis itu sangat yakin kalau ia dapat diterima dengan posisi yang di tawarkan sebagai asisten kepala bagian pikir Angela.
Jarak dari apartemen dengan tempatnya wawancara tidaklah jauh, hanya tiga blok saja. Jadi, tanpa perlu repot-repot menaiki kendaraan umum, gadis itu lebih memilih untuk menggunakan kedua kakinya menuju tempat yang akan selalu ia kunjungi. Bila ia diterima ditempat itu. Saat ia sedang berjalan dengan langkah terburu-buru.
Dengan naas, dan keberuntungan saat ini tidak berada di gadis itu, saat itu mobil sedang melaju melewatinya. Dengan senang hati dan tidak tahu dosa mencipratkan genangan air bekas semalam hujan, sangat sukses membuat kemeja beserta dengan roknya terciptra oleh genangan air tersebut.
"YAH!!" Pekik Angela marah, tidak terima dengan semua hal yang terjadi. Sungguh Sial.
Mobil hitam, itu terhenti. Tepat ketika Angela sedang melihat kearah pakaiannya. Terlihat menjijikan.
Seorang pemuda menghampiri Angela, setelah keluar dari mobil ternyamannya. Merasa bersalah? Mungkin, jawabannya tidak.
Angelica melihat kearah sepatu hitam yang mengkilap, Ia segera mendongkak untuk melihat siapa gerangan yang kini berada dihadapannya. Ia menatap marah pria itu, pria yang telah membuatnya menjadi berantakan seperti ini "Apa anda tidak punya mata? Apa anda tidak melihat kalau ada sesorang yang sedang berjalan, dan dengan seenaknya mencipratkan genangan air ke pakaian saya?"
Pria itu hanya menatapnya, enggan untuk memberikan jawaban atau sekedar meminta maaf. Dalam kamusnya tidak boleh meminta maaf, kepada sembarangan orang atau lebih tepatnya ia tidak mudah meminta maaf walaupun ia bersalah.
"Apa anda tuli?" Angela sangat dongkol, melihat pria dihadapannya ini tidak mengeluarkan suaranya.
Pria itu menaikkan sebelah alis, lalu tersenyum meremehkan "Saya harus apa? Meminta maaf padamu? Saya rasa tidak perlu, karena saya merasa tidak bersalah."
Angela membulatkan mata, menatap tidak percaya bahwa pria dihadapannya ini merupakan pria arogan, sombong, dan tidak mempunyai kasih di dalamnya.
"Anda menang betul-betul manusia yang tidak layak untuk berada dimuka bumi ini, bahkan anak bayi yang baru lahir saja tahu. Bahwa seharusnya anda meminta maaf kepada saya," Angela menjeda, seraya tersenyum licik "Saya rasa memang dari dulu anda tidak pernah diajarkan bagaimana cara bersikap dengan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAN & ANGELA (SUDAH TERBIT)
RomanceBryan adalah seorang CEO yang mempunyai paras tampan, dibalik wajahnya yang tampan ia memiliki kepintaran dan juga sikap yang tidak segan-segan memecat pegawainya apabila pegawainya membuat Bryan mengalami kerugian. Semenjak kedatangan Angela sebaga...