Dream (10) : Surprisingly

449 174 46
                                    

Sudah jadi kebiasaan bahwa dinginnya shubuh menjadi alarm pagi Aurel. Gadis itu beringkuk kemudian menggelung diri di dalam selimut lagi. Satu kesadaran membuatnya segera membuka mata. Dia tidak boleh menggeliat. Di sampingnya, pasti Rani sedang tertidur pulas.

Dan, benar saja. Adiknya itu masih tertidur sambil memeluk Bibble.

Aurel menutup mata sekali lagi, baru duduk. Dikuncirnya rambutnya yang berantakan, setelahnya berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan tugasnya sebagai Makhluk Tuhan.

Setelah selesai shalat, Aurel membangunkan Rani dengan nada canggung. Pertanyaan adiknya kemarin masih terngiang di kepala Aurel. Rani tersenyum sambil meregangkan badan. Senyumnya tulus seolah kemarin malam tidak terjadi apa-apa.

"Gue kirain beneran setan yang bangunin gue," celetuknya sambil berdiri. "Abisnya, lo masih pake mukena putih gitu."

Aurel tersenyum kecil. "Buruan, kelamaan shalat, pahala berkurang."

Rani mengangguk kemudian hilang di dalam kamar mandi.
Aurel mengecek ponselnya, dia pasti sudah ketinggalan banyak tentang teman-temannya. Dibukanya chat bersama teman-temannya.

Aviva : Bangun, Alayers kebo! Shalat shubuh! Malu tuh sama ayam.

Aurel : Gue udah bangun.

Nasya : Ayam harusnya yg malu sama kita. Ayam kan gak pake baju, sementara kita pake.

Kanissa : Setuju, Sya. Gue kirain, Aurel gak mengingat kita setelah mendapatkan kafe Sirius.

Deora : Masih ngantuk, ih! Aviva berisik!

Aviva : Jadi, lo dapet apa pas pembagian warisan?

Nasya : Beneran lo yang dapet Sirius? Si Misyel dapat apa?

Kanissa : Rel, nanti kita ke rumahnya Deora.

Aurel : Gue becanda doang yang kemarin. Mana ada pembagian warisan, kemaren cuma ngomongin masalah siapa yang harus ke kafe.

Aurel : Ngapain kerumah Rara?

Aviva : Gue kirain beneran deh lo mau dikasih Sirius.

Deora : Mainlah, Rel. kita kan udah lama gak kumpul sambil main.

Nasya : Yah, gue gak ikut dong :(

Kanissa : Sabar, ya, Sya.

Aviva : Gue mau sarapan dulu. Sekalian siap-siap. Assalamualaikum.

Aurel : Semenjak Aviva pacaran sama David, dia tambah alim, sumpah.

Kanissa : Mungkin itu pelet Aviva supaya David tetep cinta.

Nasya : Iya, gue aneh aja. Kenapa cowok dingin cem David bisa suka sama cewek slengean begitu?

Deora : Di novel-novel kan udah banyak kayak gitu. Yah, biasa aja sih.

Aviva : Gue ngucapin salam, dijawab kali. Mau apa dicap kafir?

Nasya : Walaikumsalam

Deora : Walaikumsalam (2)

Ananda : Walaikumsalam (3)

Kanissa : Walaikumsalam (4)

Aurel : Walaikumsalam (5)

Aviva : Hehe, harus dong. David kan calon hafidz Qur'an, ceweknya harus wanita salehah.

Same DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang