Prologue

9.2K 1.2K 355
                                    

A week before the incident

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A week before the incident.

"Ra, lo piket 'kan hari ini?"

Gadis yang sebelumnya menelungkupkan kepala kini menengadah menatap lelaki yang berdiri di sebelah mejanya.

"Tolong kembaliin buku cetaknya ke perpus ya. Setengahnya udah dibawa sama Edo. Buruan gih. Entar perpusnya tutup. Hari ini 'kan kita pulang cepat."

Gadis itu, Keiara Alea Dinata mengangguk sebagai jawaban. Reno lalu mengambil tasnya dan bergegas pulang. Kelas Ara sudah kosong setengahnya. Sepertinya yang lain juga sudah pulang kerumah.

"Ra, mau gue temenin gak?" tanya Luna, teman sebangkunya.

"Gausah, Lun. Gue sendiri aja. Ada urusan juga gue habis ini. Lo pulang duluan aja." Ara merapikan tumpukan itu buku sebelum mengangkatnya. Ara hampir lupa kalau setelah ini ia ada urusan.

"Yakin?" Ara mengangguk disertai dengan senyuman, "Yaudah deh gue duluan ya. Bye Ara!"

"Bye." Ara membalas lambaian tangan Luna. Segera dibawa tumpukan buku ini menuju perpus. Ara sedikit buru-buru saat ini. Ia sudah tak punya waktu.

Sesampainya di sana Ara sedikit lega karena Perpustakaan belum tutup. Tak lupa ia mengisi Buku Kunjungan terlebih dahulu sebelum mendatangi penjaga Perpus. Ara tak ingin kena omel lagi hanya karena lupa mengisi Buku Kunjungan. Ara lalu menuju ke rak yang terdapat buku sejenis dengan yang ia bawa.

Saat Ara melewati meja di dekat rak yang tersedia untuk pembaca Ara dikejutkan oleh kehadiran seorang lelaki. Dia Killava Arsen Nugraha. Cowok yang katanya Most Wanted di sekolahnya. Sedari tadi Ara baru sadar kalau ia ada disana. Dari apa yang Ara lihat, Lava sepertinya sedang menomori buku-buku yang baru datang. Apa dia dihukum?

Ara memilih mengabaikan cowok itu karena keduanya juga tidak saling mengenal bahkan untuk sekedar saling menyapa.

Setelah selesai menyusun buku, Ara memutuskan untuk segera keluar. "Aduh!!" Karena terlalu terburu-buru Ara tersandung kaki meja. Dan sialnya lagi meja yang disenggol barusan adalah meja yang ditempati Lava! Kertas-kertas bernomor yang berada di meja itu jatuh berserakan di lantai.

"M-Maaf." Ara segera memunguti kertas-kertas itu dan kembali meletakannya di atas meja. Lava melemparkan tatapan dinginnya yang mungkin bisa membuat siapa saja yang melihatnya seakan membeku tiba-tiba. Ara harap Lava tak marah padanya. "G-Gue lagi buru-buru."

"Lo tau gak? Kelakuan lo barusan itu ngebuang-buang waktu gue. Lo kira disini lo doang yang sibuk?" ujarnya masih dengan tatapan dan ekspresi yang sama. Ternyata cowok itu juga bermulut pedas.

"Gue 'kan udah minta maaf. Lagi pula gue juga gak sengaja 'kan." protes Ara padanya. Dan harusnya Lava tahu kalau berbicara dengan Ara seperti ini malah akan semakin menyita waktunya.

"Lo–"

"Sudah selesai dengan pekerjaanmu, Lava?" Perkataan Lava terpotong oleh teguran penjaga Perpustakaan. Lebih baik Ara segera pergi sebelum ikut menjadi korban amukan penjaga perpus hanya karena keributan kecil itu.

Lava tampak masih ingin mengatakan sesuatu tetapi Ara lebih dulu kabur. Omong-omong itu adalah percakapan pertama keduanya. Dua muda-mudi yang tidak saling kenal.
__________________________

Prolog versi baru nih..
Karena yang lama agak gimana jadi aku rombak pake scene ini..
Pembaca lama mungkin ingat bagian ini..
Jangan lupa vote dan komennya yaaa..

31 Mei 2016 revisi 29 May 2022
By Chaerun Nessa

31 Mei 2016 revisi 29 May 2022By Chaerun Nessa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ERROR : Love Or Lies [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang