Love #21 Wajah Sebenarnya

1.9K 209 36
                                    

Ara merasa dirinya sangat mengantuk selama jam pelajaran ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara merasa dirinya sangat mengantuk selama jam pelajaran ini. Apalagi yang mengajar adalah Bu Ratna, guru dengan cara mengajar yang paling membosankan di sekolahnya. Mata pelajaran Bahasa Indonesia memang sudah seperti waktu berdongeng sebagai pengantar tidur bagi banyak siswa. Tetapi kadang Ara menyukainya.

Ara memandang ke sekeliling melihat apa yang teman sekelasnya lakukan. Ia terkekeh, ternyata sama. Kira-kira sebanyak 70 persen dari teman-temannya sedang asyik menguap secara bergantian sedangkan sisanya sudah tertidur pulas entah sejak kapan.

Lima menit sebelum bel istirahat berbunyi, Ara izin untuk pergi ke toilet sekadar mencuci muka untuk menjaga agar dirinya tetap sadar. Sebelumnya ia sudah bicara pada Luna kalau ia akan langsung ke kantin sehingga Luna tak perlu menunggunya di kelas.

Kebetulan sekali saat ini toilet perempuan sedang kosong sehingga Ara bisa dengan leluasa menggunakan kaca westafel. Ia lalu merapikan rambut dan penampilannya yang sedikit acak-acakan karena sedari tadi ia terus merebahkan kepalanya di atas meja.

Krrieet...

Ara langsung menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka. Ia mendapati sesosok gadis yang baru beberapa waktu ini ia kenal memasuki toilet ini.

"Hai, Kak Ara. Lagi apa?" tanya gadis itu dengan senyum manisnya yang selalu ia perlihatkan pada Ara. Anehnya, senyum itu selalu membuat perasaan Ara seperti menjanggal.

Ara balas tersenyum tipis, "Habis cuci muka tadi," balas Ara seraya kembali merapikan seragam yang ia pakai. Sebenarnya ia tak terlalu suka mengobrol dengan gadis itu. Makanya ia selalu menjawab sesingkat mungkin tetapi tetap terkesan ramah.

Marinna mendengus kasar seraya melipat kedua tangannya di depan dada, "Hhh, cape banget mulut gue manggil lo pake sebutan 'kakak'. Gak pantes!"

Seketika Ara menghentikan kegiatannya. Ia diam sejenak lalu menatap Marinna melalui pantulan bayangan di cermin. Senyum manis gadis itu sudah hilang tergantikan dengan wajah sinis yang baru kali ini Ara lihat. Menampilkan sisi lain yang berbeda dari gadis itu.

"Maksud lo?" tanya Ara bingung.

Marinna lalu menarik dan membalikan tubuh Ara kasar sehingga berhadapan dengannya. Ara lantas membelalakan matanya melihat bagaimana Adik Kelas itu memperlakukan dirinya sekasar itu.

"Kenapa ya Lava sayang banget sama cewek gak guna kaya lo? Misahin kalian ternyata susah juga ya." Marinna memiringkan kepalanya dan menatap Ara sinis. "Clara si Cabe aja gak bisa. Jadi, gue harus turun tangan?"

"Emang lo mau ngelakuin apa?" Ara bertanya seakan menantang. Ia sudah gerah dengan kelakuan tak sopan dari Marinna. Sepertinya gadis itu sudah benar-benar melepaskan topengnya di hadapan Ara.

"Lo liat aja apa yang bisa gue lakuin buat ngerusak hubungan kalian." Marinna lalu melangkah mundur seraya menyeringai kepada Ara. Ara menatapnya was-was.

ERROR : Love Or Lies [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang