Siang ini Kevin dan Gilang janjian ke rumah Dirgan, ngomong-ngomong hari libur dan mengarahkan Dirgan pada rencana yang mereka berdua buat.
"woi Dir, lo nyuruh kita ke rumah lo tapi lo malah tidur" Kevin memukul Dirgan dengan bantal yang ada di kamar luas milik Dirgan.
"bangun kebo, ini udah jam 12 siang" Gilang juga mencoba membangunkan Dirgan yang terkenal dengan tidur panjangnya itu.
"yaya gue bangun, sabar elah" setelah melakukan ritual bangun tidurnya, ia mendekati kedua sahabatnya itu.
"gini Dir, gue sama Kevin udah buat plan jadi lo tinggal jalanin aja" kata Gilang sambil memetik gitar milik Dirgan.
"lo udah dapet targetnya kan?" Tanya Kevin.
"masi bingung, jadi gimana plan-nya?" Gilang menjelaskan panjang lebar mengenai rencana yang ia dan Kevin buat.
"ngerti gak lo?" ulang Gilang takut jika Dirgan menggeleng.
"gue gak percaya, plan kalian bikin GUE GILA. kalo entar ketahuan gimana? kan parah" teriak Dirgan tak percaya dengan omongan Gilang barusan.
"mau gak lo jadi ketua? Kalo mau ya tinggal jalanin aja. Apa susahnya sih?" kini Kevin angkat suara.
"tapi harga diri gue jatuh, oon" protes Dirgan tak setuju.
"gak peduli, kita pastiin gak ada yang kenal ama lo setelah itu" Dirgan berpikir keras akhirnya ia menyetujui rencana tersebut.
"iya gue ikut" Kevin dan Gilang berteriak seperti gadis yang bertemu idolanya. One step closer, pikir Gilang.
Mereka bertiga pergi ke salah satu mall yang terletak di jantung kota menggunakan mobil sport milik Dirgan.
"sebenernya ngapain sih bawa gue kesini?" Tanya Dirgan kesal.
"shooping lah biar kaya cewe-cewe gitu" Dirgan hanya memutarkan bola matanya.
"lo mesti beli sepatu baru, sabuk, pomade, kacamata dan yang paling penting lo mesti pangkas rambut lo yang udah kaya nenek lampir itu" kata Kevin semangat seraya menarik rambut gondrong milik Dirgan.
"enak aja lo" ia menjitak kepala Kevin tak terima.
Pertama mereka bertiga menuju barber shop langganan Gilang. Dirgan sedikit sedih mengingat gaya rambutnya yang benar-benar berubah kini rambutnya cepak seperti militer. Setelah itu mereka menuju gerai sepatu adidas, lagi-lagi Dirgan sedih karena ia tak boleh memakai sneakers kesayangannya. Kemudian mereka menggeret Dirgan menuju gerai kacamata, ya Dirgan harus memakai kacamata agar penampilannya berubah.
"udah puas lo berdua ngerjain gue?" Kevin dan Gilang hanya terkekeh.
"ini semua demi lo Dirgan" Dirgan mencibir kesal.
"punya aja gue temen kaya lo pada" ujar Dirgan sambil membenarkan snapback miliknya.
guys jangan lupa nge-vomments ya, itu berarti banget lo
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Fault
Teen Fiction"Is it a fault if am I love with you?" Entah mereka harus senang atau sebaliknya. Senang karena orang yang dihindari menjauh dan sedih karena orang yang selama ini berada di sampingnya menghilang dari kehidupan. Inilah cerita dibalik sebuah kesala...