enjoy guys!
Dengan bantuan alarm, Laras bangun tepat waktu. Ia segera bergegas mandi dan melakukan ritual paginya seperti kebanyakan perempuan.
Pagi ini Laras absen untuk memasak sarapan, ia mengalami sakit perut yang sedikit menyita waktunya.
Semua telah berkumpul di ruang makan untuk sarapan.
"pagi Laras" sapa pamannya yang beberapa hari ini bertugas di luar kota.
"pamaann" Laras memeluk orang itu bagaikan ayahnya sendiri.
"kak, kemarin lo pulang sama siapa? Naik ojek?" Tanya Leo polos.
"iya ojek" ucapnya ragu.
"masa ada ojek naik motor ducati?" ingin sekali Laras mendorong adiknya itu ke jurang.
"ah seriusan lo dek? Wah, wah, wah gue kan pingin juga naik ojek yang motornya ducati. Jarang-jarang lo ada. ATAU JANGAN-JANGAN... AH ADEK GUE UDAH GEDE" kini Bang Ricky ikut menggoda Laras.
"sshh makan dulu" Laras berterima kasih karena bibi telah menyelamatinya. Tak lama kemudian, ia berangkat menuju sekolah dengan bus kota.
Sesampainya di kelas, Laras mendudukan pantatnya di bangku kesayangannya itu dan menaruh
kepalanya di meja.
"LARAS, bangun. Gue gak bisa lewat" ganggu Tyas.
"elah Yas, baru juga gue mau tidur. Elo ganggu mulu" mau tak mau, laras pun berdiri membiarkan Tyas.
"Ras anterin gue ke kelas Kevin yuk, gue mau kasi bukunya" Laras memutar bola matanya karena tangannya sudak ditarik oleh Tyas.
Laras menunggu Tyas yang katanya hanya 'mengembalikan buku' milik Kevin namun ia lama sekali. Saking kesalnya, Laras menghentakan kedua kakinya. Untung dia sahabat gue, kalo engga udah gue tinggalin daritadi pikir Laras.
"pagi Laras" ia mendongak dan mendapati Dimas dengan senyumannya.
"hi dimas" sapanya balik. Siswa-siswa yang melihat Dimas langsung terpukau dibuatnya.
"fans lo banyak, Dim" kekeh Laras yang melihat Dimas dibanjiri sapaan dari fans-fansnya. Fans gue emang dari dulu banyak, oon. Engga kaya lo, gak laku gerutu Dimas dalam hati.
"tapi lo masih jadi fans terberat dan pertama gue" ucap Dimas PD. Cih gue kenapa coba???
"enak aja. Gue duluan ya" ujar Laras karena sahabatnya sudah berada di sampingnya.
"lo ngomong apa aja sama Dimas? Kayanya seru banget" lagi-lagi Laras memutar bola mata.
"gue gak ngomong apa dan itu enggak pen-" ucapannya terpotong karena Gilang.
"Ras, lo udah ngajak anak baru keliling sekolah kan?" Tanya Gilang yang diikuti oleh anggukan dari Laras.
"makasih ya Ras" Laras hanya tersenyum simpul membalasnya kemudian Gilang melenggang pergi.
"demi apa, kenapa harus elo Ras? Kenapa bukan gue? Gue kan juga pingin deket-deket ama cogan" ucap Mia sedih, Laras hanya mampu menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.
"entar gue kenalin, okay? Lo jangan sedih" senyuman di bibir Mia mengembang.
"eh enggak deng, dia kan sudah sama elo" Laras mendengus kesal.
"bully aja gue terus, dasar Mi oyeng"
---
Sudah seminggu Dirgan menyamar menjadi Dimas, dan hingga saat ini belum ada satu orang pun yang mencurigainya. Bagaimana tidak, penampilannya saja sudah sangat berbeda apalagi ditambah kacamata yang menutupi sebagian alis tebalnya dan mata cokelat tajamnya. Dengan malasnya, Dimas berjalan menuju ruang ekskul barunya. Fotografi dan jurnalistik.
"siang kak Dimas" ia hanya tersenyum kecil menanggapi sapaan juniornya. Ia tak melihat adanya keberadaan Laras di ruangan.
"mmm, liat Laras gak? Dia kemana ya?" tanyanya pada juniornya itu.
"kak Laras belum datang" ck, jadi ketua gak becus banget. Atau gue yang datengnya kecepetan?
"eh-eh maaf telat, eh gak telat juga sih. Siang semua" Laras mengecek jam tangannya.
Ekskul jurnalistik termasuk ekskul yang banyak peminatnya, mungkin karena seluruh anggotanya akan terpampang di majalah sekolah. Kali ini Laras mengadakan rapat untuk membahas design majalah untuk berikutnya.
"Bil, mana design yang lo bilang?" sedari tadi, Dimas duduk terdiam karena tak tahu harus berbuat apa. Ia hanya mengamati pergerakan Laras yang semangat memimpin rapat.
"oh iya lupa, guys ini anggota baru kita" Laras menarik tangan Dimas untuk berdiri di tengah-tengah anggota lainnya.
"nama gue Dimas kelas 12 IPA-5" ujar Dimas santai.
"hi Dimas" sumpah ini ekskul aneh bin gila, sama kaya ketuanya gerutu Dirgan kesal.
"ha-lo" bisa gila gue lama-lama disini.
"ada yang mau bertanya?" semua anggota perempuan ekskul ini mengacungkan tangan.
"Dim, bales pertanyaannya satu-satu ya, gue mau ke toilet" belum sempat Dimas membalas, Laras sudah melongos pergi.
wohoo, jangan lupa vomment ya guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Fault
Teen Fiction"Is it a fault if am I love with you?" Entah mereka harus senang atau sebaliknya. Senang karena orang yang dihindari menjauh dan sedih karena orang yang selama ini berada di sampingnya menghilang dari kehidupan. Inilah cerita dibalik sebuah kesala...