8

185 87 8
                                    

enjoy guys!


Laras mengetuk-ngetukkan tangannya, ia tak sabar menunggu bel pulang. Apa yang bakal Gilang omongin ya?

"akhirnya" bel pulang pun berbunyi. Laras membereskan buku-buku dan memasukannya dalam ransel.

"Yas, gue duluan ya" ia berjalan menuju ruang OSIS yang terletak cukup jauh dari kelasnya.

Laras pun tiba di depan pintu ruang OSIS, ia mengetuk pintu sebelum memasukinya. Terdapat Gilang dan seorang lelaki yang duduk di kursi.

"eh Laras, duduk dulu" Laras hanya meletakan ranselnya.

"gini Ras, lo kan ketua Jurnalistik maka dari itu gue manggil lo kesini" Laras hanya mengangguk.

"nah ini anak baru pingin ikut ekskul lo" ujar Gilang menepuk pundak anak baru itu.

"gitu doang? Oh oke. Nama gue Laras" uluran tangan Laras dibalas oleh anak baru itu.

"gue Dimas, Adimas Putra" Laras tersenyum menanggapinya. Oh iya, ini kan anak yang di kantin tadi.

"Ras, lo bisa gak ajak Dimas keliling sekolah? Gue ada acara" pinta Gilang yang diikuti anggukan oleh Laras.


Mereka berdua menelusuri lorong sekolah yang mulai sepi karena hari beranjak sore. Laras bingung harus ngomong apa karena ia tipe yang sulit akrab dengan orang baru.

"jadi lo mau ngajak gue kemana?" Tanya Dimas pura-pura lugu. Sepertinya Dirgan sangat jago acting.

"ini gedung kelas 12, yang disana gedung kelas 11 terus disampingnya gedung kelas 10" tunjuk Laras.

"oh" sebenernya gue udah tau, oon batin Dimas.

"gue mau ajak lo ke tempat favorit gue di sekolah" ujar Laras girang. Ia mengajak Dimas ke perpustakaan.

"kenapa lo suka disini?" Tanya Dimas basa-basi saat mereka tiba di depan perpustakaan.

"karena disini gue bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada gangguan" Dimas terkekeh mendengarnya.

Jam telah menunjukan pukul 5 sore, Laras memutuskan untuk menghentikan tour keliling sekolah.

"okay, karena ini udah sore jadi tour-nya sampai disini aja, boleh kan? Soalnya bus yang gue tumpangin lagi bentar mau berangkat. Ehh udah berangkat, anjir" ujar Laras setelah melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 5.10 sore.

"duh, gue pulang gimana ya? mana Bang Ricky kuliah jam segini, coba telpon Leo aja deh" ia berkumat-kamit sendiri, Dimas merasa diasingkan.

"LEEO jemput gue bisa? Gue sendirian di sekolah"

"Gila, sejak kapan lo les gitar? Gitar aja lo gak punya"

"yah terus gue mesti jalan? Lo tau kan rumah bibi jauh dari sekolah entar kalo gue dibegal, gimana? Lo mau tanggung jawab? Kan gak enak kalo beritanya gue aja yang nongol, elonya enggak"

"anjir lo adek durhaka, awas lo ye" Laras mematikan sambungan teleponnya. Ia lupa dengan keberadaan Dimas di sampingnya.


"ehm, Laras mau bareng gue?" yang diajak ngomong malah tersentak kaget.

"oh iya, gue lupa kalo ada elo. Masalahanya rumah gue jauh Dim" ujarnya menyengir.

"gapapa kok" demi apa coba, gue anter lo pulang. Ini bener-bener diluar kendali  pikir Dirgan.

"ok-okay" Laras mengagguk dan berjalan menuju parkiran.


jangan lupa vomments ya, itu berarti banget lo.


Behind the FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang