13

150 36 14
                                    

thanks ya untuk yang sudah vomments di part sebelumnya.

here we go!


Setibanya laras di rumah, ia bergegas menuju kamarnya. Tuh kan jantung gue, jangan-jangan gue punya penyakit jantung? Pikirnya karena jantungnya berdetak dengan cepat diikuti dengan rasa gugup.

Hari beranjak malam, Laras baru saja selesai mandi. Ia memilih untuk membuka macbook dan mencari informasi mengenai penyakit jantung di google. Matanya dengan seksama membaca artikel-artikel namun tidak ada satu pun pembahasan yang menyangkut tentang masalahnya. Bunyi gedoran pintu mengagetkan Laras.

"kak, disuruh turun" ujar Leo yang membuat laras mendecak kesal.

"iya gue nyusul"

Setelah makan malam, Laras membantu Kak Bunga membereskan piring-piring kotor.

"bibi belum pulang ya?" Tanya Kak Bunga yang diikuti anggukan dari Laras.

"kak, aku mau cerita boleh?" Kak Bunga mengerutkan dahinya.

Kak Bunga menolehkan kepalanya "curhat maksudmu?" Laras pun mengangguk.

"tapi bukan disini" bisik Laras agar tak ketahuan Bang Ricky atau Leo.

Laras mengajak Kak Bunga menuju taman belakang.


"apa hal yang kakak rasain pas ketemu Bang Ricky?" tanya Laras penasaran karena hubungan Kak Bunga dan Bang Ricky sangat langgeng dari SMA.

"biasa aja sih, tapi lama-kelamaan kakak suka sama dia karena perlakuannya" jawab Kak Bunga.

"terus pas kakak suka, kakak mulai gugup, jantung gak bisa diajak kerjasama, terus suka salah tingkah gitu. Emang kenapa?" tambah Kak Bunga. Sip, gue ngerasain hal yang sama, masa gue suka sama Dimas sih? Kalo dianya gak suka sama gue gimana dong? Wah parah pikir Laras.

"enggak kak, berarti itu bukan penyakit kan?" sontak tawa Kak Bunga pecah.

"enggak Ras, pasti kamu ngerasain juga ya?" Laras hanya menggeleng, gue gak mungkin suka sama Dimas kan? Aduh gue bingung aaa.

"oh yaudah, kalo mau curhat lagi, kakak selalu ada kok" Laras pun tersenyum simpul.


Keadaan rumah kembali sepi karena Bang Ricky mengantar Kak Bunga pulang, membuat Laras pergi menuju kamarnya. Ia meraih ponselnya yang berada di meja belajar, jantungnya kembali memompa cepat. 1 missed call, 14 line dari Dimas. Buru-buru ia mengetikan balasan untuk Dimas.

D. Laras: sorry baru baca, kenapa Dim?

Adimas Putra: gapapa, cuma mau ngucapin 'malam Ras'

D. laras: malem juga Dim

Adimas Putra: bobok gih udah malem

D. Laras: iya ini mau bobok, lo juga tidurr yak

Adimas Putra: mimpiin gue yak, goodnight Ras. Besok gue jemput yak!

Entah kenapa, senyum terpasang di wajah Laras. Kalo beneran gue suka sama dia, bagus gak ya?

Di malam itu, Laras tidur dengan senang karena tak ingin lama-lama menunggu hari esok.

I've tried playing it cool
But when I'm looking at you
I can't ever be brave
'Cause you make my heart race

---

Di pagi harinya, Dimas merapikan penampilannya sebelum menjemput Laras kemudian berjalan keluar kamar.

"Dir, makan pagi dulu ini mama sudah siapin" ujar perempuan paruh baya tersebut. Sedangkan Dirgan acuh terhadapnya.

"ayo kak makan biar gak laper" tambah adik tirinya yang bernama Echa tersebut. Lagi-lagi Dirgan berjalan acuh seperti tak seorang pun mengajaknya bicara.

Sejak awal Dirgan tidak pernah menerima kedatangan keluarga baru tersebut. Ia selalu menggagalkan rencana pertunangan ayahnya tapi ia selalu gagal hingga pada akhirnya ayahnya menikah untuk kedua kalinya membuatnya semakin membenci ayahnya dan keluarga barunya tersebut.


Di lain tempat, Laras sudah selesai dengan sarapannya dan menunggu Dimas di depan gerbang. Tak berapa lama kemudian, Dimas tiba dengan motornya.

"pagi Dim, udah sarapan?" sapa Laras.

"pagi juga, entaran aja di sekolah" jawab Dimas kecut. Laras dengan segera menaiki motor Dimas.

"lo kenapa Dim? Ada masalah?" Tanya Laras yang melihat Dimas badmood.

"enggak kok, pegangan ya" dengan itu Laras mengeratkan pegangannya pada hoodie milik Dimas.


Setibanya di sekolah, Dimas segera menarik tangan Laras menuju kantin. Ck, jantung bisakah kau berhenti berdetak? Eh maksudnya berhenti berdetak dengan cepat? Batin Laras.

"temenin gue sarapan" kata Dimas.

"eh kebetulan gue bawa nasi goreng, lo mau coba?" tawar Laras yang mengeluarkan kotak bekalnya yang berisi nasi goreng hasil karyanya tadi.

"terus lo makan apa?"

"gue udah sarapan tadi, ini buat lo aja" Dimas pun menyantap nasi goreng pemberian Laras dengan lahap. Kok enak ya? Enakan masakan ini daripada pembantu gue di rumah. Duh gue makin sayang sama Laras, eh? pikir Dimas.

"eh buset cepet amat" ujar Laras saat melihat kotak nasinya sudah kosong.

"makasih banyak Ras, enak lo" puji Dimas yang membuat Laras salah tingkah diikuti pipinya yang memanas.

"gue rekrut lo jadi istri gue ya? Eh engga deh jadi pembantu aja" canda Dimas membuat Laras cemberut. Baru aja dibawa terbang ke langit udah jatuh ke tanah lagi gerutu Laras.

"gue bercanda Ras" tawa Dimas menggelegar.

---

Ulangan mendadak matematika sedang berlangsung di kelas 12 IPA 5, semua murid pasrah karena soal yang diberikan sulit, mendadak pula.

"psst, Dim nomer 2 apa?" bisik Gilang pada Dimas yang mengerjakan soal dengan mudah.

"nih liat aja kertas gue" balasnya yang sibuk membaca soal terakhir dengan tenang.

"aduh kagak keliatan, awas tangannya" dengan kecepatan kilat, Gilang menyalin semua cara dari jawaban tersebut.

"yang di belakang, jangan ribut" bentak Pak Mendung, sebenarnya namanya bukan Mendung tetapi wajahnya selalu menunjukan ke-mendungan yang tak bersahabat.

"INI PAK SAYA LAGI NYONTEK" kata Gilang keceplosan. Aduh mati gue batin Gilang. Sontak semua mata beralih menghadap mereka berdua.

"bego lo Gil" bisik Dimas.

"cepat kalian berdua kumpul kertasnya dan keluar" dengan pasrah, Dimas dan Gilang pun mengumpulkan kertas ulangan tersebut.

"untung gue udah selesai" ujar Dimas mengingat semua soal sudah ia kerjakan.

"nah gue pasti remedi" Dimas hanya menepuk pundak Gilang dan mengajaknya menuju lapangan basket untuk menghibur temannya yang sedih itu.

"lo kapan nembak Laras?" Tanya Gilang seraya memasukkan bola ke dalam ring.

"tenang masih PDKT" balas Dirgan.

"JANGAN LUPA PEJE-NYA BANG" kata Gilang membuat Dimas mendengus kesal.


gimana nih part-nya? aneh banget dah

vomments yaa!

Behind the FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang