"Alsha ..."
"Huaaa!" Alsha memekik kaget saat melihat kepala Athaly menyembul dari balik pintu kamarnya.
"Kamu ngagetin aku ih!"
"Ya maaf, Sha."
Kemudian Athaly duduk di atas kasur Alsha.
"Ada apa, Thal?"
"Umm ...."
"Ada apa? Ngomong aja, Thal."
"Eh? Anu ... Duh gimana ya cara ngomongnya,"
Alsha ikut duduk di sebelah Athaly. "Ya, ngomong aja."
"Umm ... Keenan itu temen lo 'kan, Sha?"
"Eh? Keenan? Iya. Kenapa emangnya?"
"Kemarin gue pulang bareng dia lho. Ternyata dia baik ya, Sha."
Alsha melongo. Apa Athaly baru saja curhat? Sepertinya ini kali pertama Athaly menceritakan sesuatu yang terbilang sedikit privasi ke Alsha.
"Iya, Keenan baik banget. Eh tapi kadang ngeselin juga! Kalo di kelas suka nyanyi. Lagunya aneh-aneh lagi." ucap Alsha berapi-api.
Penjelasan Alsha tentang Keenan malah membuat bibir Athaly mengukir sebuah senyuman. Membuat Athaly ingin mendengar lebih.
"Lagunya kayak gimana? Coba contohin."
"Pernah sekali, dia ngubah lirik Jingle Bells jadi Single bells. Kan aneh. Masa liriknya 'single bells, single bells, single all the days' gitu!"
Lagi-lagi Athaly tersenyum. Diam-diam Athaly merasa iri dengan kembarannya. Ada begitu banyak hal menarik dalam hidup Alsha yang tak ia punya, seperti bisa dekat dengan orang seperti Keenan.
"Kok kamu kepoin Keenan sih? Kamu suka ya sama Keenan?"
Suka? Mungkinkah secepat itu? Bukan. Ini bukan perasaan suka. Ini cuma rasa penasaran karena Keenan berbeda dari cowok-cowok lain yang pernah gue kenal selama ini. Bantah Athaly dalam hati.
"Enggak, Sha. Gue cuma penasaran aja, kok ada sih orang yang satu spesies sama lo? Hahaha."
"Maksudnya satu spesies tuh apa ya?"
"Spesies aneh bin unik, Sha. Hahahaha!"
"Emangnya aku aneh banget ya, Thal?"
Athaly memegang kedua pundak Alsha. "Lo nggak aneh sih sebenernya, tapi lo ajaib. Dan orang yang tingkahnya ajaib kayak lo itu langka banget. Makanya lo harus dilestarikan, Sha."
Alsha hanya mengangguk-anggukan kepala. Sementara Athaly terbahak-bahak.
"Bercanda kok, Sha. Mau lo ajaib atau enggak, lo tetep kembaran yang gue sayaaaaaang banget."
Lain kali mereka harus sering-sering melakukan hal ini. Ngobrol santai berdua dan tertawa bersama. Toh selama ini mereka jarang sedekat ini.
*****
Keenan dan Regan tengah duduk di gazebo rumah Regan.
Kemudian Regan menenggak susu soda kaleng, "Gue sedih banget, bro." ucapnya.
"Sedih kenape ente?"
"Lo nggak liat nih muka gue? Ketampanan gue sedikit luntur."
Keenan lantas mengamati wajah Regan. "Masih ganteng kok. Selow. Eits, no homo ya."
"Lo nggak mau tau penyebab muka gue jadi begini?" tanya Regan sambil menunjukkan lebam di wajahnya.
"Abis tawuran lo? Atau mancing?"
YOU ARE READING
The Twins Hypomania
Fiksi RemajaDi tahun terakhir SMA, dua remaja perempuan yang lahir dari satu rahim dengan dua kepribadian berbeda, terlibat dalam lingkaran cinta segi banyak beraturan yang rumit. Empat pria, tiga wanita. Begitu banyak konflik yang terpaksa mereka rasakan. ...