BAB 8 :: Saudara Tiri

3.1K 359 129
                                    

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Aku tau maksud ucapan kamu tadi. Aku tau siapa orang yang kamu maksud,"

"Siapa?"

"Orang itu.. Orang yang kamu maksud itu.."

Alsha menghela nafas panjang dan menghembuskannya. Namun apa daya suara speaker berbunyi dan merusak momen yang cukup menegangkan ini.

"Perhatian, bagi siswa yang masih berada dilingkungan sekolah diharap untuk segera meninggalkan sekolah dan pulang kerumah. Sekolah akan dibersihkan. Terima kasih."

"Duh, udah disuruh pulang sama guru dan kebetulan aku juga udah mau pulang. Kalo gitu aku duluan ya! Daaaah!"

Alsha langsung pergi meninggalkana Kenzo dan Fathan yang masih berdiri tak bergeming.

Sepersekian detik kemudian..

"DAMN YOU ALSHARY!" Kenzo berteriak emosi dan menjambak jambutnya sendiri.

Selain ansos dan kudet, Alsha juga kerap membuat seseorang naik pitam.

"Gue juga balik deh." Ucap Fathan setelahnya.

"Yaudah, lo duluan aja. Gue mau balik ke kelas bentar buat ngambil sesuatu."

"Gue duluan, bro." Fathan menepuk-nepuk bahu Kenzo sebelum berlari menuju lapangan parkir sekolahan dan melajukan mobil sport miliknya.

*****

"Kita mau kemana dulu, nih?"

"Ke stationery dulu deh, cari peralatan buat bikin mading OSIS."

"Tapi abis itu kita makan yaa," pinta Athaly.

"Lo udah laper banget emang? Kalo iya mending kita makan dulu aja."

Yap, Regan dan Athaly. Acara kencan pertama mereka setelah berganti status. Mereka tengah berada disalah satu pusat perbelanjaan ternama dibilangan Jakarta Selatan. Dan ya, panggilan gue-lo tetap jadikan sebagai alat komunikasi. Alih-alih masih belum terbiasa dengan panggilan aku-kamu.

"Iya, udah laper banget. Hehe." Jawab Athaly dengan cengiran.

"Yaudah, makan disana aja yok." Regan menggandeng tangan Athaly dan mereka berjalan menuju area Food Court.

Athaly kaget bukan main saat Regan tiba-tiba menarik tangannya dan menggandengnya. Seharusnya Athaly tidak merasakan sesuatu yang aneh. Selama yang ia tau, ia memang tidak memiliki perasaan apapun pada Regan. Tapi entah kenapa kini ia dapat merasakan jantungnya berdebar hebat. Jari-jari Regan yang tertaut dijarinya membuat Athaly merasa seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya.

Mungkinkah hatinya berpindah secepat itu? Mungkinkah benih-benih cinta untuk Regan mulai tumbuh di hati Athaly? Entahlah, hanya waktu yang dapat menjawab.

****

"Fathan pulang."

Kata-kata yang selalu diucapkan Fathan ketika sampai dirumahnya. Biasanya ibunya akan menyambut Fathan ketika pulang sekolah, tapi kali ini berbeda. Hening, tak ada sautan dari ibunya.

"Mama lagi pergi ke supermarket," jawab seorang perempuan yang tengah menuruni anak tangga dan nampaknya hendak berjalan ke arah Fathan.

"Oh." Fathan mengabaikan gadis itu dan langsung pergi menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Toktoktok.

Seseorang mengetuk pintu kamar Fathan. Padahal baru beberapa menit Fathan sampai didalam kamarnya. Ia bahkan belum sempat melepas seragamnya. Ya, jangankan seragam, mengelap peluhnya pun belum.

The Twins HypomaniaWhere stories live. Discover now