"Hari ini kalian akan Ibu bagi menjadi beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompoknya berjumlah maksimal empat orang. Jadi, akan ada sembilan kelompok dan Ibu sendiri yang akan menentukan kelompoknya. Mengenai tugasnya akan Ibu beri tau setelahnya." Perintah Bu Rida selaku guru mata pelajaran Kimia Terapan untuk kelas XII Mia paralel.
Seperti disekolah-sekolah lainnya, membuat kelompok yang ditentukan langsung oleh guru pasti akan menimbulkan pro dan kontra.
"Yah, kok dipilihin sih, Bu?"
"Bebas aja deh,"
"Iya bebas aja,"
"Oi udah dong! Jangan berisik! Hormatin tuh gurunya!" Seru Keenan selaku ketua kelas disini.
Mulut-mulut mereka bungkam setelah mendengar seruan Keenan. Ternyata Keenan memiliki efek yang cukup dahsyat.
"Baiklah, Ibu tegaskan kalo Ibu tidak menerima protes. Sekarang sebaiknya kalian dengarkan pembagian kelompoknya."
Alsha bersiap memasang telinga. Hatinya terus harap-harap cemas agar tidak satu kelompok dengan Regan. Kenapa? Entahlah, mungkin hanya Tuhan yang tau karena Alsha sendiri pun tak tau alasannya apa. Alsha hanya tidak ingin berada dalam satu kelompok dengan Regan.
"Kelompok satu, ketuanya Anaya Gunawan. Anggotanya Alshary Radinka, Keenan Rafardhan, dan Regan Anindito. Tugasnya adalah membuat makanan yang berbahan dasar ubi ungu. Setelah itu harus dipresentasikan didepan kelas ya."
Alsha mendelik. Jika dahulu ia akan sangat senang ketika mendengar namanya dan Regan berada dalam satu kelompok, tapi kini tidak lagi. Alsha malah merasa gelisah karena harus satu kelompok dengan Regan. Entah apa yang membuatnya merasa seperti itu.
Untuk pembagian kelompok selanjutnya Alsha tidak mendengarkannya lagi. Ia masih terlalu kaget karena harus berada dalam satu kelompok dengan orang yang ia sukai. Atau mungkin orang yang pernah ia sukai?
*****
Sudah satu minggu berselang sejak insiden tatap mata antara Fathan dan Alsha. Sudah selama itu juga Fathan mengabaikan Alsha. Fathan terkesan sangat menghindari kontak dengan Alsha. Bahkan tiap kali mereka berpapasan dikantin maupun koridor dan tangga Fathan seolah mengacuhkan Alsha. Mereka seperti kembali menjadi dua orang yang tidak pernah saling mengenal.
Sudah selama itu pula Alsha merasakan sesak dan nyeri didadanya. Rasanya sama persis seperti saat Alsha melihat Regan menyatakan cinta kepada Athaly. Alsha bertanya-tanya didalam hati, mungkinkah hatinya sudah berpindah ke Fathan?
"Alsha!" Anaya mengguncang tubuh Alsha.
"Eh? Apa?" Alsha mengerjap beberapa kali.
"Ngapain sih dari tadi ngelamun terus? Gue ngomong gak didengerin mulu. Lo lagi banyak pikiran ya?"
"Enggak kok," bual Alsha.
"Kalo ada masalah cerita aja sama gue ya. Gue selalu siap pasang kuping buat dengerin cerita lo."
"Makasih ya, Nay."
"Yaudah kalo gitu kita ke kantin aja yuk, gue laper."
"Ayo deh," Ucap Alsha dengan sedikit terpaksa.
Sesungguhnya Alsha malas ke kantin karena ia pasti akan bertemu dengan Fathan dan itu akan membuat dadanya selalu terasa nyeri. Sejak Athaly berpacaran dengan Regan, Alsha dan Thaly sudah tidak pernah lagi menghabiskan waktu istirahat bersama. Namun Alsha dapat memakluminya. Namanya juga orang punya pacar, ya pasti kalo istirahat Thaly bakalan ngabisin waktunya bareng pacarnya lah. Pikir Alsha.
![](https://img.wattpad.com/cover/53937701-288-k223708.jpg)
YOU ARE READING
The Twins Hypomania
Ficção AdolescenteDi tahun terakhir SMA, dua remaja perempuan yang lahir dari satu rahim dengan dua kepribadian berbeda, terlibat dalam lingkaran cinta segi banyak beraturan yang rumit. Empat pria, tiga wanita. Begitu banyak konflik yang terpaksa mereka rasakan. ...