Selesai telfonan aku mencari Bram, dan memintanya untuk ikut mencari perlengkapan pesta nanti malam.
Aku mencari kekamanya tapi anak itu tidak ada, didapur tidak ada, akhirnya aku keluar rumah dan akhirnya menemukan Bram juga. Ia sedang asiknya membersihkan motor kesayangannya itu.
Saat aku mulai menggilnya dia pun menoleh dengan ekspresi yang menanyakan "apa?", akupun langsung bemberitahunya dan sungguh kalau sampai ia menolaknya aku akan mengotori motornya itu.
Seketika senyumku pun mengembang mendengan jawabannya, ya kalian pasti tahu apa jawabannya. Setelah sedikit menunggu, kamipun pergi kesalah satu mall dipusat kota Bandung dan mencari barang-barang yang akan diperlukan untuk nanti malam.
Sudah berbagai toko kami kunjungi, sampai sudah merasa cukup akhirnya kami memutuskan untuk makan dulu ditempat makan siap saji.
"Kak gua ke toilet dulu ya bentar," ucap Bram dan hanya aku jawap dengan anggukan dua kali.
Entah hari ini perasaanku sedang tidak enak, saat menunggu Bram aku memutuskan untuk melihat sekitar tempat kami makan, hanya satu objek yang sangat membuatku fokus yaitu sepasang kekasih yang sedang makan berdua, aku merasa mengenal punggung pria itu walau aku tidak bisa melihat wajahnya karna ia duduk memunggungiku.
Aku yakin itu punggung Kenn, postur tubuhnya sama, aku tidak mungkin salah. Kakiku terus saja melangkah mendekat, semakin dekat semakin membuat ketakutanku membesar.
Belum sempat tanganku mendarat ke pundaknya, pria itu menoleh kesamping untung memanggil pelayan. Mataku sudah berkaca-kaca melihat bahwa pria itu memang Kenn, ia telah membohongiku.
"Kenn?," ku beranikan diriku untuk memangilnya, dengan suara yang nyaris tidak terdengar tetapi aku yakin ia mendengarnya.
"Ale...," Ekspresinya dengan jelas kulihat terkejut. Kenapa? Kaget karna ketahuan selingkuh?
"Lo jahan Kenn!," ucap ku penuh penekanan. Air mataku tak kunjung berhenti.
"Le, dengerin penjelasan gue dulu."
Anggap aku egois, aku tidak mau mendengar penjelasannya, yang aku butuhkan hanya sendiri tanpa ada yang mengganggu. Tak ku pedulikan suara Kenn yang terus mengagilku, aku tetap berlari tanpa tujuan.
Aku sudah tidak peduli dengan pandangan bingung orang-orang, yang aku ingin hanya menyendiri. Sampai akhirnya tanpa kusadari aku sudah berada ditaman bermain anak-anak, taman ini sepi hanya ada beberapa anak-anak sedang bermain.
Aku duduk disalah satu ayunan disini, memandang taman dengan tatapan sendu, hatiku sakit luka lamaku kembali terbuka. Bayang-bayang Kenn terus menerus menganiyaya pikiranku.
"Ini untuk kakak, kakak jangan sedih lagi ya," ku toleh kepalaku dan menatap anak kecil yang cantik yang menyodori lolipop ke arah ku dengan senyum manisnya.
"Terimakasih cantik," ku balas dengan semyuman dan mangambil lolipop yang ada ditangan mungilnya
"Kakak jangan sedih lagi ya kak, kata bunda kalo cewe cantik nangis nanti cantiknya hilang," peringatan yang dilontarkan dari mulut mungilnya itu sangat lucu, aku terkekeh melihat kelakuan manisnya itu.
"Iya sayang, kakak gak akan sedih lagi."
"Janji ya kak hehe," gadis manis itu menjulurkan jari kelingkingnya agar aku tidak mengingkari janjiku, ughh menggemaskan sekali dia.
"JANJI," aku menjulurkan jari kelingkingku dan mengaitkan dengan jari kelingkingnya.
"Yaudahkak, aku pergi dulu yah nanti takut bunda khawatir cariin aku," ia mendekat dan
CUP
Ia mengecup pipiku, sangat manis!
"Dah kak, semoga kita ketemu lagi ya kak," ia pun sedikit berlari sambil melambaikan tangan kearah ku yang ku jawab dengan senyum serta lambayan tangan juga.
Astaga aku sampai lupa, tadi aku tinggalin Bram, pasti dia khawatir aku gak ada disana. ku ambil ponselku disaku celana dan ternyata bener banyak notif dari Bram yang menanyakan keberadaanku. Ku terfon Bram untuk menjemputku ditaman ini.
" Ha...," belum sempat aku berbicara sudah dipotong oleh Bram
"Heh kak, lo dimana sih? Gue udah panik sendiri muter-muter nyari lo kayak orang gila, telfon bbm line sms gak ada yang lu respon, bisa mati muda gue lama-lama kak," oceh Bram panjang kali lebar dengan cepat. Astaga anak ini benar-benar cocok menjadi rapper.
"Demi Tuhan Bram!! Lo ngomong bisa gak sih dijeda dikit, pusing gue dengernya, sekarang gua lagi ditaman bermain deket tempat tadi, lo jemput gue sekarang."
"Ahg.... oke gue kesana sekarang, tunggu jangan kemana-mana!."
"Iya adikku sayang," hahaha bawel sekali adiku itu. Sambungan telfonpun terputus, sambil menunggu Bram sebaiknya aku memakan lolipop pemberian gadis kecil tadi, siapa tau sedihku menghilang sedikit demi sedikit.
Tinn.... tinnnn... tinnn....
Ku toleh kepalaku, yap Bram sudah sampai, cepat sekali gumamku dalam hati. Tinnn....tinnnn....tinnnn azzzz menjengkelkan sekali anak itu, sangan berisik! Bisakah dia berhenti menekan klakson motornya! Oh God... ia fikir aku tuli? Buta? Tidak tahu kehadirannya.
Ingin rasanya ku cekik lehernya sampai ia meminta ampun! Aku berlari kearah motornya.
"Woi!!! Lo bikin berisik tau gak, ngapain coba bunyiin klakson terus?," omelku.
"Cepet naik," ucapnya tidak menggubris omelanku, dasal adik durhaka!
"Iya iya," ku naiki motor besarnya itu dengan muka yang tertekuk, huh hari yang buruk.
Tadi memergoki pacar selingkuh, sekarang adikku yang menyebalkan.
Seharusnya dia menghiburku bukannya membuat moodku semakin hancur! Oh iya Bramkan tidak tahu aku kenapa, astaga Lexa bodoh malah kesal dengan adikmu yang tidak tahu apa-apa-_- tapi tetap saja dia menyebakan bukan?
Ku hirup udara sore Bandung yang sejuk, rasa perih dihati ini datang lagi. Tahan air matamu Lexa, jangan sampai menangis karna laki-laki yang tidak tulus dengan mu yang ada air matamu terbuang sia-sia.
"Kak turun, lo gak mau siap-siap huh?."
"Oii.""E..ehhh..i..iya gue turun," ternyata sudah sampai rumah nenek, astaga jadi selama perjalanan aku melamun, sekarang Kenn benar-benar memenuhi kepalaku.
"Lo kenapa sih kak? Ada masalah?," tanya Bram to the point.
"Ehh.. hmm... engga kok engga ada masalah apa-apa dan gue baik-baik aja," ucapku gugup, dengan memaksakan senyumku agar Bram mempercayai bahwa aku baik-baik saja.
maafkan aku Bram, aku belum bisa menceritakannya. Aku takut kamu akan marah dan bertengkar dengan Kenn yang bisa merusak bertemanan kalian. Biarkan waktu yang menjawab.
"Tersenyum tidak selalu berarti kalau aku bahagia, kadang-kadang senyum itu berarti bahwa aku cukup kuat untuk menghadapi masalah yang sedangku alami."-Alexandra
"Please, gue adik lu kak. Gue tau kalo sekarang lu lagi ada masalah, tolong berbagi masalah itu ke gue, itukan gunanya seorang saudara?," percuma aku berpura-pura, Bram tidak bisa dibohongi.
Akupun menunduk lesu, ya aku akan menceritakan setelah selesai kejutan ulang tahun nenek
.
"Okeoke gue bakal cerita tapi setelah acara ini," jawab ku pasrah"Nah gitu dong," jawabnya langsung mencium pipi kiriku, huhh rese sekali dia.
Aku gak boleh galau dulu, harus fokus ke acara ini pokoknya gak boleh gagal. Aku dan Bram segara cepat-cepat mempersiapkan kejutan ini, beruntung nenek sedang pergi keluar untuk menemui teman masa mudanya dulu.Dan baru tiba dirumah tengah malam. Kejutan ini tidak mewah, hanya kejutan sederhana yang aku dan Bram beri.
Setidaknya kejutan ini membuat hati nenek senang, dan bermakna dihari tuanya. Semua balon yang ku beli tadi sudah di tiup dan dibiarkan terbang kemana saja, pernak-pernikpun akhirnya sudah selesai.
Sekarang waktunya aku dan Bram membersihkan diri dan siap diposisi karna sebentar lagi tengah malam, nenekpun sudah diperjalanan pulang.
*******
Monoton banget:( tapi gapapa, maklumi aja ya masih belajar😉 hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? [COMPLETE]
Short Story[WARNING!!] Receh banget ini. Aku cuma perempuan biasa yang akhirnya menemukan laki-laki yang membuatku merasa sangat istimewa.