Epilog

118 9 1
                                    

Udah berakhir kisah ini:(
Gak ada extra part huuuuu::>_<:: karna emang gak ada yang suka njay hahaha

Mau promosi cerita ke dua, emang bukan lanjutan dari cerita ini, please baca :( *maksa*

Judulnya "Already Gone" pokoknya harus baca walau ceritanya gak menarik *authormaksa* tapi kali ini asik ceritanya (o^^)o

------

"Ada hubungan apa kamu sama Dr Daaron?" Tanya Nathan saat Lexa masuk ke dalam kamar.

Laki-laki itu sedang menatap keluar jendela dengan tetapan kecewa. Seketika tubuh perempuan itu membeku, bagaimana bisa suaminya bertanya seperti itu? Nathan membalikan tubuhnya untuk menghadap dan menatap wanita yang dicintainya itu.

"Dr, Daaron adalah Kenn. Laki-laki yang kamu tunggu kehadirannya. Laki-laki yang tidak pernah ada yang bisa menggantikan posisinya dihati kamu, kenapa gak bilang dari awal?" Nathan sangat kecewa.

Ia tidak menyangka bahwa laki-laki yang membuat istrinya sedih dulu adalah temannya sendiri. Sekarang Nathan hanya bisa berharap akan baik-baik saja nanti. Ia tidak akan membiarkan istrinya itu berpaling darinya.

Tidak akan!

Sudah banyak pengorbanan yang ia lakukan, ia tidak mau hanya karna kedatangan seseorang sumber kebahagiaanya pergi.

"A..aku bisa jelasin semuanya, aku harap saat aku menjelaskan kamu jangan memotong sampai aku selesai bicara," Ucap Lexa yang tidak direspon Nathan.

Ia pun menarik nafas dan menjelaskannya.

"Dengerin aku Nath, jujur waktu Dr. Daaron datang ke rumah kemarin malam aku kaget banget. Aku ga nyangka kalo dia adalah seseorang yang pernah ada dihidupku dulu, seseorang yang dulu selalu buat aku bahagia, seseorang yang dulu pernah buat luka dihati aku. Dia datang kembali, tapi aku tidak ada pikiran untuk kembali lagi dengannya. Dia udah masa laluku, dan bukan siapa-siapaku lagi. Aku minta maaf kalo emang tadi ketemuan sama dia, tapi itu gak ada maksud apa-apa. Di sana aku dan Kenn hanya menyelesaikan apa yang seharusnya sudah selesai. Kami sudah merelakan semuanya, aku dan Kenn sudah berdamai dengan masa lalu. Sekali lagi, dia cuma masa lalu aku dan masa depanku hanya kamu, Kenzo dan anak yang ada dikandunganku, tidak ada yang lain," Bulir air mata berhasil lolos membasahi pipi Lexa.

Semua kata-kata yang keluar bagai air yang mengalir. Semua mengalir dengan sendirinya, kata-kata yang tulus dari hatinya.

Nathan menghampiri istrinya itu, lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya. Nathan merasa bersalah karna mecurigai istrinya, dan lihat lah sekarang, istrinya sedih karna ulahnya.

Nathan sudah berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan membuat Lexa mengeluarkan air mata kesedihan. Sudah banyak luka yang pernah menyakiti istrinya, ia tidak mau menambah luka baru diistrinya itu.

"Sttt... jangan nangis ca, aku minta maaf udah salah paham sama kamu. Aku Cuma takut kamu bakal tinggalin aku. Aku gak mau kehilangan kamu ca, aku gak rela kalo kamu sampe pergi ke orang yang dulu kamu sayang," Jujurnya pada Lexa.

"Nath dengerin, aku bukan anak abg labil lagi yang bakal bingung untuk pilih yang mana. Sekarang aku udah dewasa, aku seorang ibu, sudah pasti aku memilih keluarga kecil aku nath," Mendengar itu perasaan Nathan sangat lega, ia senang istrinya ternyata sudah tidak mengharapkan masa lalunya itu.

"Janji ya ca, masalah apapun yang terjadi kamu jangan tinggalin aku. Kita hadapi bersama-sama. I love you Alexandra Veronica, my wife," Nathan sangat amat mencintai istrinya itu.

"Janji! I love you more Nathan."

"Kelak waktu akan mengantarkanmu pada kesadaran bahwa melepaskannya bukanlah sebuah kesalahan" -jaydewar.

Can I? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang