Aditya
Kenapa gadis itu lama sekali diluar? Siapa yang bertamu malam-malam begini? Jangan-jangan orang jahat. Pertanyaan-pertanyaan itu terus menerus mengganggu pikiranku, lagian siapasih orang gak sopan yang bertamu malam-malam?
"Udah deh mending lo susul dari pada Cuma bisa diem khawatir, liat tuh muka lo udah kayak kerak telor," persetanan dengan Mou, ingin sekali ku tutup mulutnya pake lem perekat biar gak ngomong.
"Berisik lo daleman onta," omelku, enak aja main ngatain muka yang tampan ini kayak kerak telor.
"Yee, dibilangin yang bener juga. Udah sana samperin," Ya, ada benarnya juga sebaiknya menyusul Lexa.
Bisa saja orang yang datang adalah orang jahat yang akan menyelakai Lexa. Tak akan ku biarkan ada yang nyelakain gadis itu, tanpa membalas ucapan Mou aku langsung bangkit dan segera menyusul Lexa keluar.
Saat sudah diambang pintu yang sedikit terbuka, Kaki ini terasa sangat berat untuk melangkah lagi, rasanya sangat kaku untuk digerakan seakan waktu menghentikan semua.
Hati ini terasa diremas sangat kuat hingga dapat menimbulkan sakit yang luar biasa. Melihat kejadian manis gadis yang disayangi dengan pria pilihan gadis itu.
Tapi aku sadar diri, aku bukan siapa-siapa dia, hanya sahabat yup SAHABAT. Lexa bebas memilih pria yang bisa buat dia bahagia, lagi pula kalaupun aku pria yang dipilih Lexa kita gak akan bisa bersatu.
Benteng yang kuat akan menghalangi kita, benteng yang gak akan bisa dilewati. Perbedaanlah yang membuat aku tidak akan berniat memilikimu, cukup melihatmu saja sudah lebih dari cukup, bahkan kamu masih ada di bumi ini saja sudah lebih dari cukup membuat ku senang.
Aku sedih, ingin rasanya marah, tapi dengan siapa? Siapa yang salah disini?
Tidak ada! Aku tidak mungkin menyalahkan agama yang berbeda karna memang tidak ada agama yang menjadi kesalahan.
Menyalahkan Takdir? Takdir yang membuat ku mencintai gadis itu? Takdir yang mempertemukan kita? Takdir yang membuat kita memegang kepercayaan yang berbeda? Persetanan dengan takdir! Bahkan takdirpun tidak bisa disalahkan.
Lalu siapa yang salah? Apakah rasa cinta ini yang salah? Bukankah memang setiap manusia diciptakan untuk merasakan cinta dan berakhir bersama dengan seseorang yang mencintainya juga?
Tapi mengapa dihalangkan dengan perbedaan? Sangat sakit membayangkannya. Aku akan berusaha merelakanmu sedikit demi sedikit, ingin rasanya aku berjuang untuk memilikimu tapi itu jalan yang salah, tentu sangatlah salah.
Meski sulit akan kucoba, aku mencintai Tuhanku dan kamu mencintai Tuhanmu.
Memang sudah jalannya kamu menemukan laki-laki yang akan bisa membahagiakan hidupmu dan aku pun akan mencari gadis yang akan menjalani hidup denganku.
Aku tidak mau mengambil kesalahan karna ingin mengambilmu darinya, manjadikanmu miliku, itu akan membawamu kedalam masalah yang besar.
Biarkan aku yang banyak terluka disini, walau aku tau kamu juga memiliki luka tapi aku yakin ada laki-laki lain yang bisa menyembuhkan lukamu itu. Walau aku tetap berharap kalau bukan Kenn laki-laki itu.
" Kamu seperti mawar, sangat indah dilihat, tapi tidak bisa digenggam terlalu erat bahkan tidak bisa dimiliki karna terlalu banyak duri yang melindungimu" -c.k-
Aku akan merelakan Lexa tapi aku akan selalu jadi sahabatnya, aku akan selalu ada saat dia lagi ada masalah, sedih, atau keadaan apapun dan jika ada yang menyakiti gadis itu aku tidak akan tinggal diam sekalipun orang yang menyakiti Lexa adalah kenn aku tidak akan tinggal diam bahkan aku akan semakin tidak suka dengan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? [COMPLETE]
Cerita Pendek[WARNING!!] Receh banget ini. Aku cuma perempuan biasa yang akhirnya menemukan laki-laki yang membuatku merasa sangat istimewa.