Mahasiswi

141 7 1
                                    

Hohoho mau cepet cepet tamantin :(

Post ini ceritanya udah beberapa tahun kemudian nih.

Semoga suka ya kalian(๑'• .̫ •ू'๑)
Gak suka? Kasih kucing.

-------

Kaki ku terus melangkah menelusuri lorong universitas untuk menuju kelasku, tetapi saat menuju kelas teman ku memberi informasi ternyata dosenku tidak masuk.

Kujadikan taman kampus untuk menjadi tujuan ku melangkahkan kaki. Sudah 3 tahun 10 bulan aku resmi menjadi mahasiswi dikampus ini.

Universitas yang sangat kuidam-idamkan, univ yang dulu aku perjuangkan. Kini aku sudah terdaftar menjadi mahasiswi jurusan psikologi diunpad, beberapa bulanpun aku akan diwisuda dan mendapat gelar s1.

Aku senang tetapi ada yang kurang. Dia menghilang, ku lewati hari tanpanya, bagai langit yang terkoyak oleh petir. Itu lah suasana hatiku saat dia pergi, manisnya cinta bercampur pahit getir, bayangan dirinya seakan abadi terukir.

Tepat hari kelulusan dia menghilang, tidak menyerah aku menghubunginya tapi tetap saja tidak ada jawaban. Ia hilang saakan ditelan bumi, dia hilang tanpa meninggalkan jejak.

Seakan tidak ingin aku mengetahui keberadaannya. Cintanya semu bagai pelangi sehabis hujan, begitu indah tapi hanya ilusi. Hati ku sudah dibawa pergi. Sekarang aku sendiri, menatap langit yang sama seperti langit yang ia lihat disana.

Aku tidak menangis sekarang, bukan karna tidak sedih tapi air mata yang sudah terlalu banyak keluar dari mata ini. Sekarang mungkin aku sadar bahwa ia hanya datang mengobati luka lama dan pergi tanpa pamit meninggalkan luka baru.

Aku tidak marah tapi aku kecewa. Awal kepergiannya adalah masa terberatku, satu hari ai tidak ada aku masih menyangka kalau ia sedang memiliki urusan lain sehingga sangat sibuk, hari-hari berikutnya pun aku tetap mencarinya dari rumahnyan yang ternyata sudah tidak berpenghuni, tempat yang sering ia kunjungi tetapi hasilnya nihil, ia benar-benar pergi.

Dulu aku rela akan menunggu didepan rumahnya berharap ia akan segera pulang tapi kenyataan berkata lain. Dia tidak pernah kembali.

Aku berharap saat wisuda nanti ia akan datangkembali memperbaiki semua dari awal. Tapi entah sekarang ia dimana, doaku selalu menyertainya.

"Ica!."

Panggil seorang temanku, dia bernama Nathan, sejak hari pertama kuliah orang-orang memanggilku ica, mungkin diawal sangat asing bagiku tapi seiring berjalannya waktu aku terbiasa.

Nathan adalah sahabatku dikampus ini, kami berbeda jurusan ia adalah mahasiswa dari jurusan pertambangan.

Kami bertemu saat mengikuti satu organisasi yang sama, dan ia orang yang mudah berbaur. Akhirnya kami bersahabat sampai sekarang, ia anak yang baik, perhatian sama teman.

Kalau kalian berfikir aku menyukainya, jawabannya aku tidak tau, jika takdir memang membuat hatiku kembali terbuka aku tidak bisa menolak, tapi untuk saat ini masih ada mengambil hatiku dan belum dikembalikan.

"Iya, kenapa nat?."

"Kantik yuk temenin abang."

"Jijik nath sumpah," ini lah sifat Nathan yang paling menyebalkan, sifatnya sangat berbeda dengan wajahnya yang cool itu.

"Hahaha ayok lah caa," Rajuknya.

"Iya Iya, tapi gak ada niat mau ngajak Anggi sama Dimas?."

Anggi dan Dimas adalah sahabatku juga, Dimas yang memang satu jurusan denganku, tetapi Anggi satu jurusan dengan Nathan.

Can I? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang