Baikan

111 16 1
                                    

Ditempat lain Adit, Lexa dan Mou sedang berjalan kaki dipinggir jalan. Lexa dan Mou yang kesal sama Adit hanya mendiami cowok itu.

Karma Adit mereka jalan kaki malam-malam begini, coba saja cowo itu memeriksa dulu mobil yang akan digunakan, keadaannya tidak akan seperti ini. Mereka bertiga seperti anak hilang. Tiba-tiba Lexa berhenti berjalan
.
"Aduh... Lexa lo kalo mau berenti jangan mendadak dong, nabrak deh jadinya," omel Mou.

"Tau nih, kenapa sih?," tanya Adit.
Mata lexa mengernyit saat melihat sesuatu disebrang jalan. Penglihatanya tidak mungkin salah, batinnya. Sangat sulit baginya mempastikan karna terlalu ramai kendaraan dijalan itu.

"Eh eh, liat deh... itu Bram bukan sih?," tanya Lexa memastikan apa yang dia lihat.

"Mana sih?," Tanya Mou sambil melihat arah yang ditunjuk Lexa.

"Itu yang lagi duduk?," Tanya Adit sambil menunjuk arah yang sama seperti Lexa.
"Nah iya itu," ujar lexa

"Eh iya bener itu kan ade lo Lex, dia.... ngerokok?," tanya Mou yang heran, bukannya Dannish bukan tipe cowo yang suka merokok? Setau Mou, Dannish adalah tipe cowo yang sama dengan sepupunya yaitu Adit. Bukan cowo yang cupu tapi mereka anti sama hal seperti itu.

"What the hell? Ngapain dia ngerokok? Janjinya gak akan ngerokok lagi tapi sekarang malah kayak gitu," Lexa sangat kesal dengan adiknya, bukannya ia lebay tapi memang itu untuk kebaikan adiknya.

Mungkin saat ini sudah wajar jika remaja merokok tapi tidak menurut Lexa! Ia tidak mau adiknya seperti cowo-cowo diluar sama yang merusak tubuh mereka.

Cukup waktu itu saja Bram menyentuh rokok itu, banyak yang bilang "cowok kalo tidak merokok itu banci" HAHA lihat lah disekitar kalian, apakan banci tidak merokok? Memalukan sekali.

Tak berfikir lama kondisi jalan yang lumayan sepi digunakan Lexa untuk menyebrang, ia sangat marah tapi ia juga memiliki tidak akan mengomeli adiknya didepan banyak teman-teman adiknya.

Ia juga menjaga perasaan adiknya, Lexa tidak mau kalau Dannish malu kalau di omeli karma hanya merokok padahal banyak yang lebih parah. Lebih baik diomongi saat sudah sampai dirumah Nenek mereka.

"Bram," Panggil Lexa santai.

"Kak lexa... lo..lo ngapain disini?," Dannish tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Kebetulan aja lewat jalan ini, eh ngeliat lo lagi santai, nikmat banget ya nikmatin suasana jalan sambil ditemenin asap-asap indah. Gue tunggu lo dirumah ya," Lexa pun menyebrang lagi untuk menemui Mou dan Adit dan langsung melanjutkan perjalanan pulang, Adit dan Mou menginap untuk malam ini, Lexa juga sudah izin dengan neneknya dan neneknya mengizinkan, kebetulan besok juga hari libur.

Mou yang akan tidur bersama Lexa dan Adit yang akan menumpang dengan Dannish.

"Bro pulang duluan ya, ada urusan," pamit Dannish pada teman-temannya. Teman-temannya yang tau tadi Lexa datengpun enggan untuk membuka pembicaraan jadi ia membiarkan Dannish pulang untuk menyelesaikan masalahnya.

Dannish tau pasti kakaknya itu sangat kecewa dengannya. Ia sudah berjanji untuk tidak akan pernah merokok lagi tapi ia melanggar janjinya sendiri.

Dannish sangat menyesal, nafsunya mengalahkan akal sehatnya. Perjalanan kerumah Neneknya tidaklah jauh dari tempat kumpulnya tadi.

Jadi tidak membutuhkan waktu yang lama dan ia pun yakin kalau kakaknya sudah ada dirumah bersama teman-temannya itu. Ia sudah pasrah kalau memang Lexa akan memarahinya.

"Dannish pulang," teriaknya saat melangkah masuk rumah. Sudah terlihat Lexa dan temannya sedang menontin DVD.

"Nenek pergi keluar kerumah paman John besok pagi baru balik," ucap Lexa tanpa memandang Dannish.

Can I? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang