Misterius

142 18 0
                                    

"Apa yang dia pikirkan?."

Gadis yang selalu memandang siswa itu diam-diam, hatinya terus bertanya-tanya, apa yang sedang dipikirkan siswa itu? Mengapa iya sampai tersenyum sendiri saat jam pelajaran ini? Gadis itu sangat menyukai siswa yang ia sedang pandang, sejak awal siswa itu masuk kekelasnya.

Sebelumnya ia tak pernah merasakan perasaan seperti ini tapi saat melihat mata indah siswa itu perasaan aneh mulai timbul dihatinya.

Gadis itu terus mengamati siswa itu, Dannish adalah siswa yang selalu gadis itu perhatikan. Gadis yang pendiam, dingin, dan cerdas. Dannish berhasil merebut perhatiannya.

Gadis itu berfikir bahwa Dannish sedang bahagia, entah karna apa penyebabnya ia hanya berharap kalau penyebab Dannish bahagia bukan perempuan lain. Gadis itu tidak akan membiarkan gadis manapun mengisi hatinya Dannish, tidak akan.

Di lain kelas Lexa sedang tertawa bersama sahabat-sahabatnya Mou dan Adit. Setelah menceritakan kejadian yang membuat moodnya buruk Mou dan Adit pun menghibur Lexa dan berhasil karna sekarang gadis itu senang.

Bersyukur pelajaran pertama gurunya sedang izin karna ada rapat jadi Lexa bisa menceritakan masalahnya. Bukannya malas tetapi moodnya sedang tidak baik, jika ada gurupun ia pasti tidak akan konsen dan akhirnya tidak ada yang masuk otak dan hanya menjadi angin lewat.

Rencananya Lexa, Adit, dan Mou akan kuliner malam hari ini, pasti akan seru. Lagian lumayan buat hiburan dari pada dirumah harus berdebat sama Dannish pikir Lexa.

"Lex, gimana hubungan lu sama Kenn?,"

DEG. Mood yang sudah baik menjadi buruk seketika karna mendengan satu nama yang disebut Adit.

"Eh..hmm. gue sama Kenn baik-baik aja kok hehe," mungkin Adit akan tau kalau Lexa berbohong karna Dannish dan Adit sama, mereka pasti akan tahu jika Lexa berbohong.

"Bohong mulu Lexa mah, dan inget tampang lu gak bilang kalo lu gak baik-baik aja," benar saja Adit tau jika Lexa berbohong.

"Oke fine! Susah bohong sama lo dit," ujar Lexa jujur, iapun menceritakan semuanya kepada Adit, tangan Adit mengepal saat mendengar cerita gadis yang ia sayangi.

Ingin sekali laki-laki itu memukul wajah Kenn tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah nanti Lexa akan membenci Adit.

Lexa tau kalau sahabat didepannya sedang menahan emosi, sengaja sebelum cerita ia bikin persyaratan agar tidak marah sama orang yang akan diceritakan.
Ia tidak mau Kenn dan Adit bertengkar, kedua laki-laki itu sama-sama berharga dihidupnya. Kedua laki-laki itu yang sudah memberi warna dihidupnya, selama hari dimana kedua orang tuanya meninggal Lexa seperti tidak mempunyai semangat hidup tapi karna banyak yang memberi semangat, Lexapun perlahan bangkit membuat semangat hidup baru dan warna-warna baru dihidupnya.

Adit yang sudah menyetujui syarat yang ditentukan harus benar-benar sabar, ia sangat membenci cowok yang bernama Kenn. Bukan karna Kenn bisa mendapatkan Lexa sedangkan dia tidak, tapi ada satu hal yang yang membuat ia benar-benar tidak pernah menyukai Kenn dan ia tidak dapat memberitau Lexa tentang itu.

Ia tidak mau disangka merusak hubungan Lexa dan Kenn, ia tidak bisa membayangkan jika Lexa membenci dirinya. Ia sangat sayang dengan gadis itu, tapi ia sadar kalau ada benteng yang sangat kuat menghalangi langkahnya.

Kepercayaan yang berbeda membuatnya sulit untuk melangkah, ia selalu berfikir "Kenapa kalau harus bersatu tetapi harus ada perbedaan didunia ini?," ia hanya bisa bersabar menunggu hari dimana ia merelakan gadia itu.

------------

Moureta

Hari yang sial, kalau saja aku tidak bertemu cowo rese itu pasti aku sudah ada dikelas bercanda bersama Adit dan Lexa. Coba aja tadi aku tidak pergi ke toilet pasti cowo rese itu gak akan menggangguku.

Can I? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang