"Baiklah, dari sini ada yang ingin perlu ditanyakan?"
Aku menutup notes kecilku saat chief selesai menjelaskan tentang rute kali ini.
Pasti bertanya tanya kenapa aku mencatat apa yang dijelaskan oleh chief Yuan? Itu karena ini adalah pertama kalinya aku membawa pesawat boeing didalam hidupku, dan aku harus memahami betul tentang pesawat 'besar' ini. Berbeda dengan dulu yang aku masih membawa pesawat airbus. Lagipula, itu juga sesuai dengan perkataan instrukturku ketika hari terakhir pelatihan di Amerika; "Teruslah belajar meskipun kau sudah ahli".
"Tak ada? Kalau begitu aku pamit dulu. Happy flight and safe flight" Chief Yuan tersenyum ramah kearah para awak kabin dan kemudian meninggalkan ruangan briefing room ini.
Aku membalas senyuman chief Yuan. Kali ini aku sudah bertekad untuk membuat sikap bagus dihadapan chief. Mencoba memperbaiki nama baikku yang sudah tercoreng karena Junkai. Ya, Junkai.
Kala itu kami semua sedang berada di gedung training center. Baru saja aku ingin keluar dari ruangan flight simulator, Junkai menarik tanganku secara paksa. Entahlah, aku tak tau kenapa dia menarik tanganku tanpa tujuan tak jelas. Dan sialnya, Chief Yuan yang kebetulan berada disana melihat kami berdua. Alhasilnya keesokan harinya kami dipanggil ke ruangannya. Menyebalkan.
Tapi selain itu, dia (Yuan) tampan juga sih.
Aku melirik jam tangan yang senantiasa melingkar dipergelangan tanganku.
"Jam dua siang" Gumamku. "Satu jam lagi, aku harus bersiap-siap" Gumamku kembali. Aku mengambil topi pilotku dan kemudian berdiri. Aku menarik koperku sambil berjalan keluar dari ruangan saat melihat para pramugari dan pramugara berjalan keluar dari ruangan ini. Langkahku terhenti diambang pintu. Aku melirik Junkai yang masih berada didalam ruangan.
Aku menghela nafas dalam."Kau tak pergi?" Jujur, aku tak mau bertanya seperti ini.
Junkai hanya menyunggingkan sebuah senyuman seperti...meremehkan, mungkin?
"Kau peduli?" Tanya nya dingin dan datar. Aku terdiam dan menggerutu didalam hati. Lebih baik aku tak usah bertanya kepada iblis udara yang satu ini!
"Tak juga" Balasku. Aku menarik kembali koperku dan memutuskan untuk meninggalkannya sendiri diruangan ini sebelum ada seseorang yang melihat kami untuk kedua kalinya.Belum jauh dari ruangan briefing ini, aku mendengar suara derap kaki dan suara roda koper yang semakin terdengar jelas. Aku menghentikan langkahku dan menoleh siapa yang tengah mendekatiku saat ini.
Oh tidak, iblis udara itu lagi.
Aku mencoba tak mengidahkannya dan kemudian lanjut berjalan sebelum Junkai datang menghampiriku.
Tapi dewi fortuna sepertinya tidak berada dipihakku. Ia malah sudah berjalan disampingku sekarang."Asal kau tahu, aku tak bermaksud apa-apa menanyaimu tadi" Jelasku ketus. Yah, aku hanya memberitahunya agar dia tidak kegeeran.
"Tak usah berbohong, kau menyukaiku, kan?" Tanyanya santai dan dengan rasa tidak bersalah ketika sudah selesai mengatakan perkataan fitnah itu.
Entah kenapa setelah mendengar perkataannya aku menjadi tersedak. Aku memandangnya tak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aviamate
Hayran Kurgu(Half story inspirated by Miss Pilot jdrama) Siapa yang tidak tau Wang Junkai? Pilot muda (22y.o) yang telah menuai banyak pujian disebuah maskapai papan atas di Tiongkok. Tapi sayang, sikapnya dingin sekali. (...dan jangan lupa menyebalkan!) Zhang...