Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Memeluk guling kembali dan mencoba masuk kembali kedalam istana mimpi.
Tapi, deringan bunyi alarm handphoneku sudah berbunyi berulang kali seperti tidak rela jika ia melihatku dengan pangeran mimpiku.
Aku menarik selimutku dan menutup telingaku. Mencoba untuk tak menghiraukan alarm penganggu ini.
Suara alarm kembali terdengar.
Aku terpaksa membuka mataku kesal dan menyingkirkan selimut yang hampir menutup seluruh tubuhku. Aku meraih handphone yang terletak tak jauh dari tempat tidurku.
Mataku membulat sempurna saat melihat pesan yang terpampang dilayar.
"Rute hari selasa ke homebase, Hongkong. Jam 7.00 am. Tidak boleh ada yang terlambat!"
Aku segera melihat jam yang melekat disudut dinding hotel. Jam 06.56 am.
"Tak mungkin" Aku menggumam tak percaya. Bayangkan saja, aku harus bersiap-siap dalam waktu 4 menit! Padahal kondisiku masih baru terbangun dari tidur. Belum juga jemputan bus operator yang biasanya 3 menit sebelum jadwal. Tunggu dulu...t-tiga menit?!!
Tanpa pikir panjang, aku langsung bangkit dan bersiap-siap dalam waktu yang singkat. Satu menit. Begitu kejinya seseorang yang memberikan jadwal sepagi itu. Aku mengutuknya!
.
.
.
.
.
.Aku berlari tergesa-gesa melewati lobi hotel sambil menggeret sebuah koper kecil tapi berat. Bahkan aku sempat terjatuh karena sepatu tinggi ini.
Pandangan mataku tertuju pada sebuah bus yang seluruhnya berwarna hijau tua yang sedang berhenti tepat didepan hotel dengan beberapa pramugari yang baru saja ingin menaiki bus itu. Aku bernafas lega dan mulai berjalan santai kearah bus itu. Sekarang, tidak ada yang perlu kukhawatirkan.
Aku mendudukkan diriku disebuah kursi penumpang bagian depan. Menyandarkan tubuhku dan menghembuskan nafas panjang. Aku bahkan tak tahu bagaimana tata riasan wajahku untuk sekarang. Bayangkan, dalam tinggal beberapa detik itu aku hanya bisa menggunakan waktuku untuk mempoleskan bedak tipis dan juga mengoleskan sedikit lipgloss. Ditambah berlari-lari di lobi hotel yang membuat orang memiliki pandangan bahwa aku itu aneh.
"Kau terlambat"
Suara seseorang membuatku terkejut. Aku menoleh kearahs sumber suara. Pandanganku yang terkejut kini berubah menjadi datar.
Oh, man. Dia lagi.
Aku menggerutu malas dan mengalihkan pandanganku darinya.
"Aku tahu" Ucapku datar. Aku benar benar malas mencari masalah dengan Junkai sekarang.
"Kau seharusnya meminta maaf dan merasa malu! Sudah terlambat lima menit dan penampilanmu acak-acakkan. Kau mau perusahaan kita dicap apa oleh orang luar?!" Junkai mengucapkan semua kesalahanku dengan serius. Sangat serius. Aku terdiam mendengar perkataannya. Perkataannya menyakitkan sekali.Aku segera mengambil cermin yang kusimpan didalam koper dan kemudian melihat penampilanku. Rambut yang tidak rapi, poni yang lupa kusisir dan ku roll, Makeup ku yang masih terlihat orang baru bangun tidur.
Aku baru menyadari sesuatu. Perkataannya yang menyakitkan itu memang kenyataan, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aviamate
Fanfic(Half story inspirated by Miss Pilot jdrama) Siapa yang tidak tau Wang Junkai? Pilot muda (22y.o) yang telah menuai banyak pujian disebuah maskapai papan atas di Tiongkok. Tapi sayang, sikapnya dingin sekali. (...dan jangan lupa menyebalkan!) Zhang...