Maksudku....
Dia....
Benar-benar.....
Seorang....
PSIKOPAT?
.
.
.
.
.Author Part Of View.
Hari masih 'sore' menurut Junkai. Ya. Sore. Pukul 22.00 PM adalah sore baginya.
...Funny, it isnt?
Junkai menyalakan lampu kamarnya yang remang-remang.
Ia mengambil jaket hitam polosnya. Ia meraih topi nya yang juga hitam dan juga maskernya yang tentu saja juga hitam! Setelannya benar-benar hitam sekarang, tanpa ada warna lain disetelannya selain warna hitam legam. Tapi, tidak dengan kulitnya. Kulitnya masih tetap seperti biasa, putih bersih.Sangat berbeda jauh. 180°.
Ia kemudian meraih gagang pintu kamar hotelnya dan keluar dari kamarnya. Ia menutup kembali pintu kamarnya dan kemudian berjalan menunduk di lorong hotel.
"Junkai," Seseorang menegurnya. Langkahnya sukses terhenti. Ia mendongakkan kepalanya dan melirik kearah sumber suara.
"Weishenme?" Tanya nya dingin.
"Kau akan kemana?" Tanya Qilin.Junkai mengangkat bahunya.
"Entah." Balasnya datar.
"Boleh bertanya sesuatu?""Hum"
Junkai menganggukkan kepalanya. Qilin menatapnya serius.
"Kau ada hubungan dengan Yuxi?" Tanya Qilin. Junkai tampak terdiam untuk sesaat.
"Hanya sebatas partner. Tidak teman, tidak sahabat, dan tidak lebih."
"Apa kau menyukainya?" Tanya Qilin sekali lagi seakan tidak ingin memberi celah untuk Junkai membantah perkataannya."Tidak. Aku tidak pernah dan tidak akan pernah menyukai seorang......co-pilot selama hidupku" Ucap Junkai langsung dan nada bicaranya sedikit berubah ketika mencapai akhir kalimat. Tatapan matanya yang gelap menatap Qilin heran.
"Kenapa menanyakan hal itu?" Tanya nya. Qilin tersentak.
"Ah, tidak. Hanya bertanya. Akhir-akhir ini aku sering melihatmu dengannya. Kalian terlihat sangat dekat. Bahkan, saat kalian berkencan di Wuhan saat itu. Padahal kalian tidak sepasang kekasih. Namun, tingkah kalian seperti sepasang kekasih yang ingin menaiki jenjang yang lebih tinggi," Jelas Qilin sambil tersenyum kecut. Namun, dimata Junkai tampak senyuman itu meremehkannya. Junkai hanya sedikit terkekeh namun ia menatap Qilin dengan mengulas sebuah senyuman miring ketika kekehan singkatnya itu usai.
"Sayangnya, imajinasimu terlalu tinggi, Qilin." Tukasnya masih tetap tersenyum miring. Yah, walaupun senyumannya tertutup oleh masker gelapnya.
"Tapi, aku malah berharap begitu, Kai" Ucapnya sambil tersenyum. Junkai tertegun mendengar perkataan Qilin. "Oh, C'mon. Sampai kapan kau harus hidup dalam ke kekelaman yang penuh dengan rasa dendam? Kau juga butuh penerangan didalam hidupmu, Kai. Aku juga ingin melihatmu bahagia" Jelas Qilin.Junkai tersentak sekaligus tertegun mendengar perkataan Qilin.
Apa dirinya segelap ini? Se menyedihkan ini?
Junkai kemudian melepaskan maskernya dan kemudian melihat kearah Qilin. Wajahnya sedikit lebih baik dari tadi. Ia tersenyum.
"Terimakasih," Ucapnya. Ia kemudian memakai kembali maskernya dan berjalan mendahului Qilin. Ia meraih handphonenya yang berada disakunya dan mengetikkan sesuatu disana.
"Wei?"
.
.
.
.
.Yuxi memberikan lembaran-lembaran uang bernominalkan Yuan kepada kasir yang menjaga supermarket ini. Ia tersenyum dan kemudian berjalan keluar dari supermarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aviamate
Fanfiction(Half story inspirated by Miss Pilot jdrama) Siapa yang tidak tau Wang Junkai? Pilot muda (22y.o) yang telah menuai banyak pujian disebuah maskapai papan atas di Tiongkok. Tapi sayang, sikapnya dingin sekali. (...dan jangan lupa menyebalkan!) Zhang...