Shamian Island? (1)

801 73 7
                                    

Junkai menarik tanganku menjauh dari Yifei. Aku melepaskan lengannya yang memegang pergelangan tanganku.

"Apa-apaan kau ini?" Ucapku kesal dan mengelus pergelangan tanganku yang memerah. Junkai hanya menoleh kearah Yifei yang sudah agak jauh dari kami dan tidak membalas celotehku. Ia memasukkan tangannya kedalam saku celananya dan berbalik tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aku mencegahnya.

"Hei!" Cegahku. Junkai yang tadi melangkah pergi kini menghentikan langkahnya.
"Kau pergi tanpa mengucapkan apa-apa?" Tanyaku heran. Bayangkan saja, setelah kejadian tadi, ia hanya membawaku kesini tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Junkai kemudian membalikkan badannya dan berjalan mendekatiku. Berhenti tepat didepanku dan menatapku.

"Lalu, kau ingin aku berkata apa?" Tanya Junkai datar. Aku terdiam.
"Seperti...menjelaskan apa maksudmu tentang...tadi..." Ucapku terputus-putus. Junkai memandangku tak mengerti.

Oh, tuhan! Aku bicara apa?!

"Tentang tadi? Kau memasukkan perkataanku kedalam hati?" Ucap Junkai. Ia tertawa keras. Dan tak berapa lama, tawaannya terhenti. Ia menepuk pundakku pelan.
"Aku tahu jika Yifei sering memberimu tatapan sinis karena aku selalu dekat denganmu. Jadi, aku mengatakan itu agar ia tak meneror mu lagi" Jelas Junkai. Aku tertegun sekaligus merasa malu.

...Dia memberiku perhatian?

"Kau pasti tahu sikap Yifei, Dia selalu melakukan segala hal walaupun itu bahaya untuk merebutku darimu. Aku tak mau kau kenapa-napa dengannya" Junkai berkata seolah tak sadar dengan apa yang ia katakan.
"Kau...." Ucapku memandangnya tak percaya. Ia begitu mantap mengatakan hal itu.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak! aku tidak bermaksud memberi perhatian kepadamu" Jelasnya dengan kembali dengan nada datar. Sifat menyebalkannya sudah kembali. Tapi, ia kemudian tersenyum tipis. Ya. Sangat tipis.
"Kalau begitu, sampai jumpa" Ucap Junkai kemudian membalikkan badannya. Melangkah perlahan meninggalkanku.

Aku masih tak percaya dengan ucapannya. Rasa tak percaya dicampur kesal karena ucapannya barusan.

"Oh, Junkai...." Panggilku pelan. Ia memberhentikan langkahnya dan tetap pada posisinya. Tak membalikkan badannya sekalipun.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanyaku pelan dan penuh keraguan.
"Cepat. Aku tak punya banyak waktu" Ucapnya datar.
"Tadi.....kau pergi keruang pramugari untuk menemui Yifei......benar 'kan?" Kata-kata bodoh itulah yang terlontar dibenakku. Setelah aku mengatakan hal itu, keadaan kembali menjadi hening. Tidak ada satupun dari kami yang mengucapkan sepatah kata-pun.

Aku terdiam. Aku baru mengingat kalau aku menanyakan hal bodoh.

Ah, sial. Kenapa aku bertanya hal seperti itu?! Dia pasti akan menyadari hal yang tidak-tidak.

"Maaf, maksud-"
"Darimana kau mengetahui hal itu?" Tanya nya dingin tetapi nada bicaranya yang terlihat terkejut masih terdengar.
"A...aku tak sengaja melihatmu memasuki kelas Yifei" Jelasku.
"Oh......Ya, aku memang menemuinya. Sudah, 'kan?" Jawabnya sambil melirik kearahku. Ia kemudian melanjutkan langkahnya memasuki gedung operasi.

Aku sedikit terkejut mendengar ucapannya. Jadi....dugaanku benar?

Aku hanya terus memperhatikan langkahnya yang perlahan menghilang.

AviamateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang