15 - Curhat ke Arka

51 25 2
                                    


Setelah aku melamun dan hanya diam tak bergeming didalam kamar selama 4 jam. Hanya memandang kosong kearah depan tepatnya dinding kamar.

Shit! Bisa-bisanya aku ga ngenalin muka tuh berdua yang miripnya minta ampun.

Jadi Dion Orlando A itu Agatha. Astagfirullah Key.

Aku mengacak-ngacak rambut gue dengan kasar. Frustasi? Ya. Terkejut? Ya. Merasa bodoh? Ya. Kecewa? Banget.

Entahlah kini rambut aku udah kaya singa yang sedang ingin menerkam siapapun yang ada di hadapannya.

Tapi kelama-kelamaan bahu aku bergetar hebat dan blam air mata yang sedari tadi aku tahan akhirnya tumpah juga.

Aku sekarang merasa lelah. Lelah batin, lelah dipermainin, lelah dibohongin dan masih banyak lagi yang mendominasikan hati aku sekarang.

"Akh... Goblog lo Key. Goblog banget jadi orang tuh. Otak lo di kemanain hah!" maki aku sendiri sambil menarik-narik rambutku sendiri dengan kasar.

Kini aku sedang berada dikamar dan setelah penjelasan Vallen aku langsung kabur dari sekolah.

"Hiks.. Hiks.. Jahat"

Kini aku ngambil stok tissue dalam lemari persiapan gue ini yang ke 7.

Kamar aku udah seperti kapal pecah. Tissu bertebaran, batal-bantal sudah ada yang disudut kamar karena aku melemparnya, seprai dan selimut sudah tak beraturan.

Aku merutuki kebodohan diri aku sendiri. Kerja rodi deh aku hari ini setelah melihat perbuatanku yang minta ampun.

Persetanlah dengan semuanya. Yang penting sekarang aku ingin sendiri dengan perbuatanku yang sesuka hati.

Tok.. Tok.. Tok..

Aku menoleh malas kearah pintu kamar masih dengan sesegukan.

"Key.. Lo ga papa? Kenapa lo kabur dari sekolah?" tanya orang diluar sana yang aku kenalin adalah kakakku tersayang.

Aku semakin menjadi-jadi lagi nangisnya dan membuka tissu lagi dengan kasar.

"Key jangan bikin gue khawatir. Lo ga kenapa-kenapa?" tanya Arka lagi.

"Apa peduli lo. Sana pacaran lagi setelah gue udah ga dianggep sama lo" usir aku sambil mengambil jam alarm aku dan membanting ke pintu.

Alamat jam aku. Aku menatap nanar ke arah jam yang sudah tak beraturan itu.

"Key lo ga bisa gini sama gue, buka pintunya" lirih Arka.

"Ga gue ga mau buka pintu buat lo. Urusin pacar lo aja sana" kini mengambil photo pigura aku yang terdapat foto wajah aku dan Arka dan melempar lagi ke pintu.

Prang.. Pigura yang terbuat dari kacar itu pun pecah.

"Key buka ga. Kalau ga gue dobrak" ancam Arka.

Aku mengelap ingus gue dengan kasar.

Sebenernya aku ga marah sama Arka. Cuma aku malu jika Arka mengetahui semuanya dan aku akan terlihat benar-benar bodoh.

BRAK!

Pintu kamarku pun terbuka dan menampilkan sosok Arka yang sudah menahan amarah sambil mengepalkan tangannya hingga memutih itu.

Arka melihat keadaan sekitar kamarku. Dan jam alarm yang sudah pecah ditambah foto kita berdua juga sudah pecah figuranya.

Dan setelah melihatku amarah Arka berubah menjadi khawatir dengan keadaan aku yang kacau ini.

Dengan cepat Arka mengahampiri aku dan memeluk aku erat.

Aku ngeberontak dengan kasar.

"Lepasin gue. Lepasin gue."

Originated From The Fake Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang