Waktu berlalu...
Tapi aku masih kepikiran soal Gibran, gimana ya kondisinya setelah putus sama mantannya?
Aku coba mencari dia pas istirahat. Ya karena aku gak sekelas sama Gibran. Kita sama-sama kelas 2 SMP sekarang, tapi kelas kita beda. Makanya aku kalo ketemu Gibran waktu jam istirahat sama pulang aja.
Jam pulang akhirnya tiba. Aku nungguin Gibran di depan ruang osis, karena Gibran hari ini ada kumpul osis.
Tap tap tap...
Aku mendengar suara langkah kaki, dan sepertinya itu Gibran yang sedang berjalan menjauhi kelasnya dan menuju ke ruang osis, Gibran pun melihatku.
Deg
Deg
Deg...
Lho kenapa ini??
Mengapa jantungku tiba tiba kayak gini pas lihat Gibran di hadapanku?
Lhoo? apaansih?! gue gak punya penyakit jantung anjir. Batinku.
"Heh Bel!", seketika Gibran mengejutkanku.
"Hai Gib!" . Aku coba membalas sapaannya.
Akan tetapi mengapa aku jadi gugup gini ya?? Gak biasanya tuh kayak gini.
Hmm.. kok bisa sih?
Apalagi Ya Tuhan ini???, batinku yang masih belum mengerti dengan apa yang aku rasakan.
"Bel ada apa? Kok tumben kesini?" , tanya Gibran yang ada di depanku.
"Hmm... i..ini gu..gue mau nyari lo aja, mau nanyain sesuatu" , jawabku yang agak gagap di campur kebingungan karena merasa grogi.
"Owhh. Gue kira ada apaan?, yaudah mau nanya apa?" , tanya Gibran.
"Gue cuma mau tanya gimana keadaan lo Gib? Udah baikkan perasaannya?" , jawabku yang masih agak grogi tidak seperti biasanya.
"Udah kok tenang aja. Gue udah bisa ngelupain Putri, walaupun yaa.. hari ini gue bakalan tetap ketemu dia nih di ruang osis, ya mau gimana lagi udah terlanjur seorganisasi, tapi gue udah gak ada rasa sama sekali sama Putri kok. Oh ya thanks ya Bel, lo udah mau nemenin dan dengerin curhatan gue", jawab Gibran yang memang terlihat seperti baik-baik saja.
"Ohh.. ya, ya bagus sih. Selow aja Gib lagian kita kan sahabat", balasku.
Iya Gibran memang seorganisasi sama Putri, terkadang juga dia masih sering di ledekin gitu sama teman-teman seorganisasinya ya karena hubungannya dengan Putri sudah diketahui seluruh angkatan di sekolah ini, dan malah sering teman-temannya nyuruh Gibran sama Putri buat balikkan. Tapi si Gibrannya udah biasa aja sama Putri.
Ya akupun menyayangkan sekali hubungan mereka harus berakhir. Tetapi itu hak mereka berdua masing-masing, aku gak berhak ikut campur. Sekarang yang penting Gibran bahagia maka aku sebagai sahabatnya juga bahagia.
"Owalahh.. yaudah Gib bagus kalo lo udah bisa ngelupain mantan lo itu. Yaudah Gib, gue pulang duluan yaa? semangat Gib lo pasti bisa cari gantinya Putri! Hahahaha", kataku yang coba buat memberikan semangat ke Gibran.
"Oke, makasih Bel. Hati hati ya Bel", balas Gibran sambil melambaikan tangannya ke arahku.
Ya aku kenal Gibran udah lama, dia itu beda sama teman-teman cowok yang lain, yang aku kenal.
Waktu beberapa minggu yang lalu, waktu dia diputusin sama Putri, dia bilang ke aku kalo dia masih sayang banget sama mantannya itu, dan gak akan ada yang bisa menggantikan si Putri. Terus aku bilang "kenapa lo gak coba buat ngajak balikkan dia lagi?, kan lo masih sayang sama dia?" , dan kata Gibran "Dianya udah gak mau". jawab Gibran sambil sedih waktu itu lewat message.
Aku ikut merasakan apa yang Gibran sedang rasakan, karena aku juga pernah ada di posisi dia. Maka dari itu aku memutuskan buat jadi teman penyemangat Gibran karena Gibran cuma mau terbuka sama aku waktu itu.
~~~
Malampun datang...Tiba tiba ada notif pesan dari Gibran.
Gibran: "Hai Belll"
Me: "Hai jugaaa"
Gibran: "lagi apa Bel?"
Me: "lagi nonton TV"
Gibran: "Owhh.."
Me: "iya Gib, lah lo sendiri?"
Gibran: "sama lagi nonton TV juga. Oh ya Bel gue mau tanya"
Me: "tanya apa Gib?"
Gibran: "Gue tuh penasaran lama ke sahabat gue ini. Lo tuh setelah putus sama Farrel , sekarang lagi suka siapa sih Bel?"
Me: "Hah? Dih kok tumben tanya gitu lo? Memang kenapa Gib?"
Gibran: "hmm.. gapapa. Siapa sih Bel?
Me: "Gue lagi gak suka siapa -iapa Gib. Memang kenapa?"
Gibran: "ohh.. gapapa cuma mau tanya aja kok."
Me: "Owalahh.. yaudah kalo gitu."
Jawab aku dengan keheranan kenapa tiba-tiba nih anak gabut terus tanya gitu?
Kepo amat nih bocah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Like You
RomanceEntah berawal darimana perasaan ini muncul? Yang ku tahu, dari awal aku sudah menolak untuk jatuh cinta dengannya, sahabatku sendiri, tetapi apa? hati berkata lain, dan akupun tidak bisa menolak itu semua. Salahkah apabila diriku sampai saat ini m...