DIMANA KAMU SAAT AKU BUTUHKAN??

250 8 1
                                    

HIS AND HER CIRCUMSTANCES

By: Lolita

Starring: Rio Haryanto

Azalea Maya (Original Character)


 

CHAPTER 12. DIMANA KAMU SAAT AKU BUTUHKAN??

MAYA

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif—"

TUT. Mematikan sambungan telepon, aku kembali memencet nomor yang sama, yang lagi-lagi mendapat jawaban... "Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif—"

"Oh, God..." putus asa, dengan air mata menderas aku mulai memukul-mukul dashboard mobil Athan, mencoba meluapkan kepedihanku yang belum bisa kucurahkan pada siapapun. Situasi seperti ini... Aku sudah cukup trauma menghadapinya saat Mama pergi dulu, sekarang aku tidak akan bisa menyerahkan Papa juga. Tidak!!

"May, sudah dong... Papa pasti nggak apa-apa..." Di sela-sela menyetirnya, Athan yang mendengar keputusasaanku segera menjulurkan tangan kirinya untuk mengelus rambutku. "Kamu nelpon siapa sih, sebetulnya?"

"Rio..."

Tangannya yang sampai tadi masih mengelus rambutku segera berhenti, dan perlahan Athan pun menariknya dari kepalaku, canggung. "Dia masih... belum menjawabmu? Kamu bilang dia sudah baca semua WA kamu, kan?"

Aku hanya terdiam, menggigiti bibirku kalut.

"Atau mungkin... dia ganti nomor lokal disana?"

"Selama ini nomornya masih bisa dihubungi, cuma nggak pernah diangkat. Tapi kenapa sekarang nggak aktif sama sekali...??" Menjawab histeris, akhirnya yang bisa kulakukan hanya membentur-benturkan kepalaku di jendela mobil. Aku harusnya nggak ninggalin Papa tadi... Aku harusnya tetap di rumah...

"Ssssshhh... Ya sudah, ya sudah..." Tak kuasa melihatku menyakiti diri sendiri, perlahan Athan menarik kepalaku untuk bersandar di bahu kirinya. "Ada aku kok, May. Kamu punya aku... Kamu akan selalu punya aku. Oke? Sekarang kita harus fokus untuk urus Papa saja. Ya?"

Aku tidak merespon, tenggelam dalam pikiranku yang berkecamuk. Aku tahu aku punya salah padamu, Rio. Tapi sebegitu besarkah salahku itu di matamu sampai kamu terus memperlakukan aku seperti ini? Kemana kamu di saat aku membutuhkanmu??


 

RIO

"Can I just die?"

Pascal menoleh ke arahku dengan senyuman iblisnya yang memang selalu mengesalkan itu, "Not yet, Partner. You still haven't beat me."

Menggeram, aku segera melempar dumbel 1 kg yang sedang kupegang ke arahnya. Curhat dengan anak ini memang cuma tambah bikin kesal saja!

Biarpun dengan sigap, bocah 21 tahun teman satu timku di Manor itu sudah menghindar dengan sukses. "Hey, Dude, be careful! You know, if I were you, I would just fly~~~~ back all the way to Indonesia. The next race is still in 2 weeks, anyway. Or you can just bring your girl here, like me." sarannya asal seraya merangkul sang pacar keturunan Rusia yang memang selalu ia bawa ke setiap negara yang kami kunjungi itu. Wanita seksi dengan tanktop oranye dan hot pants itu membalas dengan mengecup pipi sang pembalap Jerman.

Emosi (atau ngiri?) aku membanting handuk yang barusan kupakai untuk nge-gym dan berdiri dari dudukku, siap berlalu, "My girl is a respectful career woman, you know. Not a sl*t like yours."

"WHAT???? HEY, RIO!!"

Dua minggu telah berlalu sejak aku memutuskan menonaktifkan ponselku untuk mulai serius dengan race. Hasilnya? Setidaknya aku mencapai finish di 2 GP terakhir ini, yakni Bahrain dan juga China yang baru saja selesai kemarin. Sejak penampilanku hancur berantakan dan harus keluar pertandingan di GP perdanaku di Australia sebulan lalu, aku dan tim memang tidak lagi memasang target muluk-muluk untuk bisa naik podium, atau bahkan menang race. Kami—dan aku—akhirnya sadar kalau untuk seorang rookie, bisa finish saja sudah syukur. Terlalu banyak drama di F1 ini, jaaaauuhh lebih banyak dari drama di GP2. Bisa selamat dari itu semua saja sudah beruntung.

HIS AND HER CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang