BUT WHAT IF I WANT YOU?

194 10 0
                                    

HIS AND HER CIRCUMSTANCES

By: Lolita

Starring: Rio Haryanto

Azalea Maya (Original Character)


CHAPTER 16. BUT WHAT IF I WANT YOU?

MAYA

Perlahan aku mengangguk seraya mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya yang tegas, untuk terakhir kalinya, "Mari kita akhiri saja semua ini, Yo. Aku sudah mulai memikirkannya sejak beberapa waktu ini, kita sama-sama tahu kompetisimu makin genting dan aku nggak akan membiarkan urusan kita menghambatmu lebih jauh lagi. Setidaknya aku sudah lega karena sudah menceritakan semuanya padamu... hal yang akhirnya membuatku sadar betapa sulit mengatakan yang sebenarnya kepada orang yang kucintai."

Rio makin menatapku dengan pandangan tak percaya, "Dan sekarang kamu sudah berhasil melalui semua kesulitan itu dengan mengatakan yang sebenarnya padaku, buat apa kamu minta putus?? Lagipula, siapa yang bilang kalau masalah kita yang menghambatku di kompetisi? Performaku kurang bagus hanya semata karena F1 memang kompetisi tingkat tinggi yang sangat sulit! Ya, aku memang berprestasi di GP2, tapi F1 betul-betul ada di level yang berbeda. Sekarang mengerti? Jadi berhenti dengan permintaan konyolmu karena aku nggak akan menyetujuinya sampai kapanpun!"

"Sejujurnya, Athan menawarkanku untuk mempertanggungjawabkan apa yang pernah kami lakukan." Tanpa kusadari, satu per satu alasan yang sesungguhnya tidak ingin kuutarakan atas keputusanku mengakhiri hubungan ini, keluar juga. Rio terlihat makin mengernyitkan dahinya mendengarku.

Meremas rok terusan yang kupakai, aku berusaha menguatkan diri melanjutkan perkataanku. Karena sepertinya, tentu aku tak ingin kami berpisah, tapi hanya ini keputusan terbaik yang bisa kupikirkan untuk dapat terus mendukung mimpinya yang besar. Biarpun ia bilang masalah kami bukanlah penyebab performanya yang kurang bagus di kompetisi, aku jelas tahu kalau sedikit banyak itu tentu berpengaruh... "Dan aku berpikir untuk menerimanya."

"Ck." Jeda hening sejenak di antara kami seketika berganti dengan decakan keras Rio begitu aku selesai dengan kalimatku. Wajahnya yang barusan mengeras kini menyungging senyum sinis, dan dengan kedua tangan disilangkan di depan dada, ia berkata sarkartis, "Ya, kan? Bilang saja kalau memang ini alasanmu dari awal! Sudah kukira dia pasti punya maksud tiba-tiba muncul lagi di hidupmu. 'Membantumu mengurus papa'? Bullshit!"

Bangkit dengan kasar dari sisiku, pria yang kucintai segera menyambar jumper abu-abunya dari atas meja dan mengenakannya dengan cepat. Selagi menaikkan hoodie ke atas kepalanya, dengan wajah penuh amarah ia memberiku ultimatum, "Aku nggak pulang ke Indonesia untuk ini, Maya. Jadi berhenti dengan semuanya."

Satu langkah, dua langkah aku hanya bisa menyaksikan Rio menjauh dariku... sebelum kemudian, ia berhenti dan memutuskan membalik tubuhnya kembali menghadapku, "You're not in your right mind, Sweetheart. Kurasa kamu masih capek karena menjaga Papa, jadi sekarang tidur di kamarku." suruhnya seraya menunjuk ke sisi kanannya, ke sebuah kamar bernuansa coklat hangat yang terbuka. "Aku mau mendinginkan kepalaku di luar sebentar."

TAP, TAP, TAP! Hanya dengan tiga langkah, tanpa sadar tiba-tiba sudah kutemukan diriku bangkit dari sofa dan berlari untuk memeluk tubuh bidangnya dari belakang, mencoba menghentikan langkahnya yang siap keluar dari apartemen ini.

"Do not provoke me, May." pintanya tegas sebagai reaksi, bahkan tanpa melirikku sama sekali. "Kamu tahu aku menginginkanmu, dan kamu sendiri yang bilang kalau kamu tahu pasti apa yang akan terjadi pada pria dan wanita di tempat tertutup seperti ini, kan?"

Tersentak, sekejap aku menarik kedua tanganku dari perutnya yang rata. "Aku hanya... merasa dengan reputasimu, gadis baik-baik, 'gadis' dalam arti harfiah, tentu akan lebih bisa diterima oleh publik... Kamu juga pasti sadar itu, kan? Kejadian sebulan lalu seperti menamparku kalau ternyata, mantan 'pelanggan'-ku tentu masih mengingatku, dan itu akan ikut menjatuhkan nama baikmu jika—"

HIS AND HER CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang